Rabu, 06 Maret 2024 14:40 WIB

Meninggal Mendadak Saat Tidur? Waspadai Sudden Arrhythmic Death Syndrome

Responsive image
2030
dr. Dela Ulfiarakhma - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Sindrom Kematian Mendadak Akibat Aritmia (Sudden Arrhythmic Death Syndrome/SADS) adalah kondisi jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak pada remaja dan orang dewasa, terutama saat tidur. Kondisi ini merupakan kelainan yang diturunkan pada sistem listrik jantung yang mengakibatkan irama jantung tidak normal. Secara definisi, SADS merupakan kematian mendadak pada usia kurang dari 40 tahun tanpa ditemukannya kelainan jantung struktural.

<!--[if gte vml 1]> <![endif]-->

SADS disebabkan oleh irama jantung tidak normal, yang dapat disebabkan oleh mutasi genetik yang mempengaruhi sistem listrik jantung. Terdapat beberapa kondisi yang dapat menyebabkan SADS, termasuk sindrom Long QT (LQTS), sindrom Brugada, dan Polimorfik Ventrikel Takikardia Katekolaminergik (CPVT). Sindrom long QT adalah salah satu jenis SADS yang paling umum terjadi. Dari hasil studi skrining genetik keluarga, hampir 50% kasus SADS disebabkan karena sindrom long QT. Sindrom Brugada terjadi pada kurang dari 1% populasi, sedangkan CPVT memengaruhi sekitar satu dari 10.000 orang.

SADS dapat menyebabkan kematian mendadak tanpa ada tanda atau gejala yang terlihat sebelumnya. Sekitar 90% pasien yang mengalami SADS dilaporkan tidak mengalami gejala apapun sebelum terjadinya kejadian kematian mendadak. Namun, beberapa mungkin akan merasakan gejala seperti denyut jantung yang tidak teratur, pingsan, atau kejang sebelumnya. Gejala-gejala ini dapat terjadi selama aktivitas fisik atau stres emosional, bahkan saat tidur sekalipun. Dari suatu penelitian, didapatkan bahwa sebanyak 82% pasien mengalami SADS saat tidur atau istirahat. Saat tidur, terjadi peningkatan aktivitas parasimpatis yang dapat memperlambat denyut jantung dan meningkatkan interval QT pada elektrokardiogram (EKG). Pada individu dengan predisposisi genetik, peningkatan interval QT ini dapat meningkatkan risiko aritmia yang mengarah ke SADS. Selain itu, beberapa penelitian telah menunjukkan korelasi antara gangguan tidur seperti sleep apnea dan risiko aritmia ventrikel. Sleep apnea dapat mengakibatkan hipoksia (kurang oksigen) dan peningkatan tekanan darah, yang dapat memicu gangguan irama jantung.

Mendiagnosis SADS dapat menjadi tantangan karena kondisinya yang jarang terjadi. Namun, jika seseorang memiliki riwayat kematian mendadak akibat gangguan jantung dalam keluarga atau pernah mengalami gejala yang disebutkan di atas, beberapa pemeriksaan dapat direkomendasikan untuk mengevaluasi gangguan kelistrikan jantung. Pemeriksaan ini termasuk elektrokardiogram (EKG), tes stres, ekokardiografi, atau Holter monitoring yang merekam aktivitas listrik jantung selama 24 jam atau lebih. Dokter juga dapat merekomendasikan pemeriksaan genetik untuk mencari adanya mutasi gen yang dapat menyebabkan SADS. Namun pemeriksaan genetik ini belum banyak tersedia di Indonesia, serta harga pemeriksaan yang mahal.

Tatalaksana SADS tergantung pada kelainan penyebab yang dialami dan tingkat keparahan gejala yang dialami. Dalam beberapa kasus, obat-obatan dapat diresepkan untuk mengontrol irama jantung. Dalam kasus lain, prosedur invasif mungkin diperlukan, seperti pemasangan implantable cardiac defibrillator (ICD) dan ablasi kateter. ICD adalah perangkat kecil yang ditanamkan di bawah kulit dada dan dapat mendeteksi irama jantung yang tidak normal serta memberikan kejutan listrik untuk mengembalikan irama normal. Ablasi kateter adalah prosedur yang menggunakan energi radiofrekuensi untuk menghancurkan bagian jaringan pada jantung yang menyebabkan irama yang tidak normal.

Untuk mencegah dan mendiagnosis risiko SADS sejak dini, beberapa upaya dapat dilakukan, seperti:

  • Pemeriksaan Kesehatan Rutin ke Dokter: Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, terutama jika ada riwayat keluarga terkait masalah jantung, dapat membantu mendeteksi potensi risiko SADS.
  • Pemeriksaan Genetik: Individu dengan riwayat keluarga SADS atau kelainan jantung tertentu mungkin perlu menjalani pemeriksaan genetik untuk mengidentifikasi faktor risiko.
  • Gaya Hidup Sehat: Menerapkan gaya hidup sehat termasuk diet seimbang, olahraga teratur, dan pengelolaan stres dapat membantu menjaga kesehatan jantung secara keseluruhan.

Sudden Arrhythmic Death Syndrome (SADS) adalah kondisi jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak pada remaja dan orang dewasa, terutama saat tidur. Kondisi ini disebabkan oleh irama jantung yang tidak normal akibat mutasi genetik. Meskipun gejala SADS bisa tidak terlihat sebelumnya, beberapa orang dapat mengalami denyut jantung tidak teratur, pingsan, atau kejang sebelum terjadinya serangan jantung mendadak. Mendiagnosis SADS bisa menjadi sulit karena kondisinya yang jarang terjadi, namun beberapa pemeriksaan seperti EKG, tes stres, ekokardiografi, dan tes genetik dapat membantu dalam diagnosis. Pencegahan SADS dapat dilakukan dengan melakukan tes genetik bagi anggota keluarga yang memiliki riwayat SADS dan mengikuti langkah-langkah pencegahan yang direkomendasikan oleh dokter. Dengan pemahaman dan tindakan yang tepat, kita dapat mengurangi risiko kematian mendadak akibat SADS dan menjaga kesehatan jantung kita dengan baik.

 

Referensi:

Mellor G, Raju H, de Noronha SV, Papadakis M, Sharma S, Behr ER, et al. Clinical characteristics and circumstances of death in the sudden arrhythmic Death Syndrome. Circulation: Arrhythmia and Electrophysiology. 2014;7(6):1078–83.

Vyas V, Lambiase PD. The investigation of sudden arrhythmic death syndrome (sads)—the current approach to family screening and the future role of genomics and Stem Cell Technology. Frontiers in Physiology. 2013;4.

Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-vector/man-his-bedroom-experiencing-nightmare-3d-isometric-vector-illustration_43868986.htm#fromView=search&page=1&position=9&uuid=a807760e-62ce-4e72-a341-531b2d779e05