Selasa, 02 Januari 2024 13:37 WIB

Bahaya serta Dampak Mengabaikan Kesehatan Telinga, Yuk Kenali Tips dan Triknya

Responsive image
524
Yuni Eka Cahyani, S.Kep., Ners - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

Mengabaikan kesehatan telinga memiliki berbagai dampak dan bahaya yang dapat mempengaruhi kesejahteraan dan kualitas hidup seseorang. Data Word Health Organization (WHO, 2021) lebih dari 5% populasi dunia mengalami gangguaan pendengaran salah satu penyebab akibat infeksi/ otitis media.(5) Indonesia sendiri banyak di temukan kasus gangguan pendengaran akibat kurangnya pengetahuan dalam menjaga kesehatan telinga, data Riskesdas 2013 prevelensi mencapai 0,09 %  sebesar 2,6 dari seluruh wilayah di Indonesia bahkan angka kejadian bisa meningkat setiap tahunya.(2)

Gangguan pada telinga dapat disebabkan dari  faktor genetik, sumabatan kotoran telinga / serumen prop, komplikasi saat lahir, penyakit menular tertentu, infeksi, penggunaan obat-obatan tertentu maupun pertumbuhan usia semakin menua akibat kerusakan saraf. Angka kejadian ini menjadi perhatian khusus bagi pemangku kesehatan untuk meningkatan pengetahuan masyarakat dalam menjaga kesehatan telinga dengan memberikan pelayanan secara promotif, preventif dan kuratif. Berikut adalah beberapa bahaya dan dampak yang mungkin terjadi jika kesehatan telinga diabaikan:(1,3,4)

1.      Infeksi Telinga: Penumpukan kotoran atau kelembaban di telinga dapat meningkatkan risiko infeksi telinga, seperti otitis eksterna (infeksi telinga luar), otitis media (infeksi telinga tengah). Gejala nyeri, gatal, keluarnya cairan kekuningan,bening atau putih keruh

2.      Gangguan Pendengaran: Infeksi atau akumulasi kotoran yang tidak diatasi dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Ini dapat mempengaruhi komunikasi, interaksi sosial, dan kualitas hidup secara keseluruhan.

3.      Tinitus/ Berdening: Kondisi di mana seseorang mendengar bunyi berdenging atau berdengung sebagai akibat dari kerusakan pada saraf pendengaran telinga.

4.      Vertigo dan Gangguan Keseimbangan: Infeksi atau masalah di telinga dapat mempengaruhi keseimbangan dan menyebabkan pusing berputar.

5.      Kerusakan Telinga Akibat Kebisingan: Paparan berlebihan terhadap kebisingan dapat merusak sel-sel rambut di telinga, menyebabkan gangguan pendengaran permanen atau tinnitus.

6.      Gangguan Emosional dan Psikologis: Gangguan pendengaran dapat menyebabkan isolasi sosial, kesulitan berkomunikasi, dan dampak emosional seperti depresi atau kecemasan.

7.      Gangguan Tidur: Tinnitus/ telinga berdenging atau nyeri telinga dapat mengganggu tidur dan menyebabkan gangguan tidur.

8.      Kerusakan Struktural: Penanganan yang salah seperti sering membersihkan telinga dengan benda tajam atau cotton bath mendorong serumen semakin kedalam hingga terjadi peradangan, dapat menyebabkan kerusakan struktural pada saluran telinga.

Bagaimana Trik Dan Tips Untuk Menjaga Kesehatan Telinga Antara Lain:

  1. Hindari pembersih telinga yang dalam: Jangan menggunakan benda tajam atau cotton bath untuk membersihkan telinga. Ini dapat mendorong kotoran lebih dalam dan menyebabkan masalah hingga infeksi.
  2. Jaga kebersihan telinga dengan irigasi telinga: Bersihkan telinga secara lembut dengan menggunakan air hangat menggunakan pipa khusus. Hindari penggunaan sabun atau cairan pembersih yang keras. Bawa kepelayanan kesehatan untuk penanganan irigasi yang benar
  3. Hindari memasukkan benda asing: Jauhi kebiasaan memasukkan benda asing ke dalam telinga, seperti pensil atau tusuk gigi. Ini dapat merusak saluran pendengaran.
  4. Lindungi telinga dari air: Hindari masuknya air ke dalam telinga, terutama saat berenang. Gunakan penutup telinga jika perlu.
  5. Pentingnya penggunaan headset/earphone 60/60 : Batasi penggunaan earphone dalam 60 menit kemudian batas volume maksimal hanya 60% . Pastikan telinga Anda mendapatkan istirahat yang cukup ini membantu mencegah kelelahan pendengaran serta rusaknya sistem pendengaran jangka panjang
  6. Lindungi telinga dari kebisingan: Gunakan earplug atau headphone noise-canceling untuk melindungi telinga dari kebisingan berlebihan, terutama jika Anda sering berada di lingkungan berisik.
  7. Bersihkan telinga setiap 6 bulan sekali: Penumpukan kotoran telinga yang tidak tertangani akan mengakibatkan masalah baru pada telinga, maka pembersihan telinga dilakukan secara rutin di fasilitas kesehatan
  8. Monitor kesehatan pendengaran: Lakukan pemeriksaan pendengaran, terutama jika memiliki risiko tinggi penurunan pendengaran.Penurunan pendengaran dapat dilakukan dengan serangkaian test pendengaran tympanometri, audiometry, otoacoustic emissions (OAE) untuk melihat tingkat keparahan serta membantu menentukan jenis alat bantu dengar.
  9. Pentingnya perhatian medis: Jika Anda mengalami masalah pendengaran, nyeri, terasa penuh, keluar cairan dari telinga, segera konsultasikan dengan dokter ahli THT untuk menegah infeksi lebih lanjut.

Penting untuk memberikan perhatian yang memadai terhadap kesehatan telinga, termasuk pembersihan dan perawatan yang tepat. Lindungi telingamu karena merupakan investasi masa tua. Dengan merawat telinga dengan baik, Anda dapat mengurangi risiko masalah kesehatan telinga.

 

Referensi:

  1. Gabriel  OT,  Mohammed  UA,  Paul  EA. Knowledge, attitude and   awareness of hazards associated with use of cotton bud in a  Nigerian community. International Journal of Otolaryngology and Head & Neck Surgery. (2015) ;4(03):248
  2. Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar. (2013). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
  3. Le TN, Westerberg  BD,  Lea  J. Vestibular Neuritis: recent advances in    etiology, diagnostic evaluation, and   treatment. In Vestibular Disorders. (2019). Vol. 82, pp. 87- 92. Karger Publishers.
  4. Mailasari, A., Iriani, D., Ruspita, D. A., Antono, D., Marliyawati, D., Farokah, Yunika, K., Muyassaroh, Nugroho, N. I., Widodo, P., Budiarti, R., Hariyati, R., Yusmawan, W., & Naftali, Z. (2020). Bunga Rampai?: Kesehatan Telinga Hidung dan Tenggorok (Muyassaroh & D. Iriani (eds.)). Cipta Prima Nusantara
  5. WHO. (2021). World Report on Hearing. In World Healt Organization. https://www.who.int/publications/i/item/word-report-on-hearing