Kamis, 21 Desember 2023 12:05 WIB

Mengenal Pneumonia pada Anak

Responsive image
3019
Promosi Kesehatan, Tim Kerja Hukum dan Humas RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Sampai saat ini, penyakit pneumonia merupakan penyebab utama kematian balita di dunia. Diperkirakan ada 1,8 juta atau 20?ri kematian anak diakibatkan oleh pneumonia, melebihi kematian akibat AIDS, malaria dan tuberkulosis.

Menurut definisi, pneumonia adalah infeksi jaringan paru-paru (alveoli) yang bersifat akut. Penyebabnya adalah bakteri, virus, jamur, pajanan bahan kimia atau kerusakan fisik dari paru-paru, maupun pengaruh tidak langsung dari penyakit lain. Bakteri yang biasa menyebabkan pneumonia adalah Streptococcus dan Mycoplasma pneumonia, sedangkan virus yang menyebabkan pneumonia adalah adenoviruses, rhinovirus, influenza virus, Respiratory Syncytial Virus (RSV) dan parainfluenza virus.

Terjadinya pneumonia ditandai dengan gejala batuk dan atau kesulitan bernapas seperti napas cepat, dan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Pada umumnya, pneumonia dikategorikan dalam penyakit menular yang ditularkan melalui udara, dengan sumber penularan adalah penderita pneumonia yang menyebarkan kuman dalam bentuk droplet ke udara pada saat batuk atau bersin. Untuk selanjutnya, kuman penyebab pneumonia masuk ke saluran pernapasan melalui proses inhalasi (udara yang dihirup), atau dengan cara penularan langsung, yaitu percikan droplet yang dikeluarkan oleh penderita saat batuk, bersin, dan berbicara langsung terhirup oleh orang di sekitar penderita, atau memegang dan menggunakan benda yang telah terkena sekresi saluran pernapasan penderita.

Banyak faktor yang dapat berpengaruh terhadap meningkatnya kejadian pneumonia pada balita, baik dari aspek individu anak, perilaku orang tua (ibu), maupun lingkungan. Kondisi lingkungan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan perilaku penggunaan bahan bakar dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit seperti TB, katarak, dan pneumonia. Rumah yang padat penghuni, pencemaran udara dalam ruang akibat penggunaan bahan bakar padat (kayu bakar / arang), dan perilaku merokok dari orangtua merupakan faktor lingkungan yang dapat meningkatkan kerentanan balita terhadap pneumonia.

Dalam sebuah ulasan menyatakan bahwa status ekonomi rumah tangga dan pendidikan secara tidak langsung berpengaruh terhadap kesehatan. Hal yang sama juga diungkapkan dalam sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa status ekonomi dan tingkat pendidikan berhubungan dengan kejadian penyakit pneumonia balita. Hal tersebut juga tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang lainnya yang menyatakan bahwa faktor ekonomi (kemiskinan) berkontribusi terhadap kejadian pneumonia balita.

Anak-anak umumnya lebih berisiko terkena pneumonia karena sistem imunitas tubuh mereka yang masih lemah dan belum terbentuk sempurna.  Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut yaitu :

1.      Tidak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI).

2.      Malnutrisi atau kurang gizi.

3.      Infeksi tertentu seperti HIV dan campak.

4.      Imunisasi kurang lengkap atau tidak memperoleh vaksin pneumonia.

5.      Terlahir prematur

Ada hal yang perlu diperhatikan Saat mengalami pneumonia, anak bisa mengalami beberapa gejala berikut ini :

1.      Batuk dan Pilek

2.      Demam

3.      Sakit tenggorokan

4.      Napas berbunyi atau mengi

5.      Mual atau muntah

6.      Diare

7.      Nafsu makan menurun

8.      Lebih sering menangis dan rewel dibandingkan biasanya

9.      Lemas dan sulit konsentrasi

Kondisi pneumonia ringan biasanya tidak perlu dirawat di rumah sakit. Gejala yang ditimbulkan juga cenderung ringan seperti demam disertai batuk.

Ada beberapa cara mencegah pneumonia pada anak, pneumonia dapat menular melalui percikan ludah ketika batuk atau bersin, serta melalui penggunaan peralatan makan dan minum bersama dengan penderitanya. Oleh karena itu, agar anak terhindar dari penyakit ini, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan yaitu :

1.      Cukupi kebutuhan gizi anak.

Berika ASI pada bayi setidaknya selama 6 bulan pertama. Ini penting untuk menguatkan daya tahan tubu anak secara alami dalam melawana penyakit. Ketika sudah berusia 6 bulan ke atas, cukupi juga kebutuhan nutrisi anak dengan memberikannya buah, sayuran, dan makanan bergizi lainnya.

2.      Lengkapi imunisasi anak.

Penuhi imunisasi anak dengan memberikannya vaksin pneumonia yang efektif untuk menurunkan risiko terkenan penyakit ini. Anda juga bisa memberikannya imunisasi tambahan dengan vaksin influenza, vaksin Hib, vaksin campak, dan vaksin DPT.

3.      Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Biasakan anak dan orang rumah untuk menerapkan hidup bersih, seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Pastikan juga menjaga kebersihan rumah dan mengolah makanan secara bersih.

Melihat beberapa ulasan di atas tentunya menjadi perhatian bagi orangtua. Jangan biarkan pneumonia pada anak berkembang menjadi kondisi yang lebih serius. Oleh karena itu, bila anak mengalami gejala yang mengarah ke pneumonia, disarankan untuk segera membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.

 

 

 

Referensi         :

Azhar K., Perwitasari D. Kondisi Fisik Rumah dan Perilaku dengan Prevalensi TB Paru di Provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Sulawesi Utara. Media Litbangkes. 2013; 23 (4):172- 81.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Pengendalian Lingkungan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Listyowati. 2013. Hubungan Kondisi Lingkungan Fisik Rumah dengan Kejadian Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Barat, Kota Tegal. Jurnal Kesehatan Masyarakat.

Mosley WH, Chen LC. Analytical Framework for The Study of Child Survival in Developing Countries. Population and Development Review. 1984;10 (Issue Supplemen) : 25-45.

Unicef / WHO. 2006. Pneumonia : The Forgotten Killer of Children. Geneva : The United Nations Children’s Fund / World Health Organization.

Tana L, Delima, Kristanto AY. 2009. Peranan Penggunaan Bahan Bakar Terhadap Katarak pada Ibu Rumah Tangga di Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia. 59(8) : 363-9.

World Health Organization. Pneumonia. Available from: http://www.who.int/mediacentre/fact sheets/fs331 /en/2013.

https://diskes.badungkab.go.id/

Athena Anwar, Ika Dharmayanti. 2014. Pneumonia pada Anak Balita di Indonesia. Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Balitbangkes Kemenkes RI. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 8

Gambar : https://savethechildren.or.id/artikel/imunisasi-pcv-cegah-pneumonia-the-silent-killer-pada-anak.