Selasa, 31 Oktober 2023 13:49 WIB

Apakah Penderita Gagal Jantung dapat Dibius ?

Responsive image
1849
Dr. Putu Agus Surya Panji, Sp.An, KIC - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Gagal jantung merupakan kondisi dimana jantung gagal untuk memompa darah ke seluruh tubuh yang disebabkan karena pembesaran jantung sehingga bilik-bilik di dalam jantung menjadi lebih kecil atau kelainan pada katup yang terdapat di dalam jantung dan dapat juga disebabkan karena adanya infeksi pada jantung. Secara umum, gagal jantung disebabkan karena adanya peningkatan kerja jantung yang berlangsung kronik.

Obat anestesi merupakan obat-obatan yang digunakan untuk memberikan efek berupa relaksasi otot, membuat tidur dalam dan menghilangkan rasa nyeri yang digunakan saat melakukan prosedur medis invasif seperti pada operasi. Umumnya obat-obatan anestesi tidak menyebabkan gagal jantung pada seseorang namun sebaiknya lakukanlah pemeriksaan terlebih dahulu untuk mengetahui apakah ada faktor risiko yang mengarah ke gagal jantung sebelum melakukan operasi sehingga dapat diketahui apakah seseorang layak dilakukan operasi atau tidak.

Umumnya gagal jantung tidak disebabkan karena efek dari obat anestesi, namun beberapa faktor risiko seseorang menjadi gagal jantung diantaranya :

·         Kelainan pada katup jantung dari lahir

·         Darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol

·         Diabetes

·         Infeksi pada jantung

·         Gangguan pada otot jantung

·         Kelainan irama pada jantung

Maka dari itu jika anda memiliki gagal jantung dan akan menjalani operasi, dokter akan melakukan pemeriksaan perioperatif yang bertujuan untuk mengetahui profil dan fungsi jantung anda. Biasanya dimulai dari dilakukan pemeriksaan penunjang seperti cek elektrokardiografi maupun ekokardiografi sebelum operasi. Pada saat operasi, dokter akan memantau perkembangan tanda - tanda vital anda dengan pemasangan monitor maupun pemasangan alat invasive untuk menjaga kestabilan kondisi anda selama operasi. Pasca operasi akan diberikan antinyeri yang adekuat agar anda tidak merasakan nyeri karena nyeri merupakan suatu keadaan yang dapat membuat jantung anda berdenyut lebih cepat sehingga membuat otot jantung memerlukan oksigen yang lebih banyak yang akhirnya akan memperburuk kondisi gagal jantung. Pada beberapa kasus yang berat akan dilakukan kolaborasi antara dokter anestesi dan dokter jantung untuk membuat kondisi anda optimal sebelum, selama dan sesudah dilakukan pembiusan.

 

Lalu bisakah pembiusan dilakukan pada pasien gagal jantung ?

Jawabannya adalah tentu bisa, semua jenis anestesi umum dapat digunakan pada pasien dengan gagal jantung, namun mungkin memerlukan penyesuain dosis. Obat golongan opioid mempunyai efek yang menguntungkan pada pasien dengan gagal jantung oleh karena efeknya pada reseptor yang menghambat peningkatan curah jantung. Ventilasi tekanan positif mungkin menguntungkan karena dapat menurunkan bendungan paru dan memperbaiki oksigenasi arteri. Pemasangan alat monitor hemodinamik disesuaikan dengan kompleksitas operasi. Pemasangan monitor tekanan intra arteri dilakukan pada pasien yang mengalami operasi besar. Monitoring pengisian bilik jantung dan status cairan penting dilakukan karena kelebihan cairan sewaktu periode perioperatif dapat memperburuk gagal jantung. Pemasangan kateter arteri pulmonalis intraoperatif dapat membantu mengevaluasi pengisian cairan yang optimal.

Anestesi regional juga dapat dilakukan pada pasien gagal jantung. Dokter akan mengatur seberapa banyak dosis obat yang boleh diberikan karena sebagian besar obar akan membuat pelebaran pembuluh darah dan akan menyebabkan penurunan tekanan darah. Namun penurunan tekanan darah tersebut dapat diatasi dengan pemberian obat – obatan golongan pengecil diameter pembuluh darah untuk mengembalikan tekanan darah pada kondisi optimal.

 

Referensi :

McMurray JJV, Adamopoulos S, Anker SD, 2012, ESC guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure,European Heart Journal;33:1787-1847.

Popescu WM, 2002, Heart failure and cardiomyopathies. In: Stoelting’s Anesthesia and Co-Existing Disease 5th edition. Churcill Livingstone ;5: 103-24.

Royster RL, Broban L, Grosshans DW, et al, 2011,Cardiovascular pharmacology. In: Kaplan’s Cardiac Anesthesia: The Echo Era, Sixth Edition;10:258- 71.