Selasa, 24 Oktober 2023 08:27 WIB

Penanganan Gizi Buruk dan Upaya Pencegahannya

Responsive image
14507
Promosi Kesehatan, Tim Kerja Hukum dan Humas - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Pengertian gizi buruk atau yang seringkali ditemukan dalam istilah malnutrisi, merupakan kondisi serius, dimana asupan makan seseorang tidak sesuai dengan nutrisi yang semestinya diperlukan. Tentunya, kondisi ini merupakan masalah serius yang perlu ditangani. Dimana setidaknya, gangguan kesehatan serius layaknya stunting, diabetes, penyakit jantung, dan gangguan mata. Bahkan, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018, balita yang menderita gizi buruk di Indonesia setidaknya berjumlah 3,9%. Sedangkan, balita pengidap gizi kurang setidaknya berjumlah 13,8% di seluruh Indonesia. Gizi buruk adalah kondisi ketika berat badan anak terlalu rendah bila dibandingkan dengan tinggi badannya. Anak dengan gizi buruk atau severe wasting biasanya memiliki daya tahan tubuh yang sangat lemah sehingga berisiko terkena penyakit parah, bahkan meninggal. Tentunya permasalahan gizi buruk ini tidak dapat diabaikan begitu saja. Dari pengertian gizi buruk sendiri, sudah dapat dipastikan bahwa gizi buruk perlu diantisipasi sejak dini dan mendapatkan penanganan sebaik mungkin.

Gizi buruk berbeda dengan stunting. Gizi buruk ditandai dengan badan anak yang terlalu kurus dibandingkan tinggi badannya. Sedangkan stunting ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih pendek dari standar usianya. Jika sebelumnya pengertian gizi buruk secara umum dapat diartikan sebagai kondisi serius. Dimana asupan makan seseorang tidak sesuai dengan nutrisi yang semestinya diperlukan. Maka, gizi kurang sendiri dapat diartikan lebih spesifik sebagai kondisi dimana nutrisi tidak dipenuhi dengan baik.

Penyebab Gizi Buruk

Penyebab utama gizi buruk adalah kekurangan asupan makanan yang bernutrisi sesuai kebutuhan masing-masing kelompok usia anak. Kekurangan asupan ini bisa terjadi karena tidak tersedianya bahan makanan yang berkualitas baik.

Selain itu, gizi buruk juga sering disebabkan oleh gangguan penyerapan nutrisi akibat penyakit kronis, misalnya diare kronis atau TBC.

Faktor Risiko Gizi Buruk

Risiko terjadinya gizi buruk pada anak bisa meningkat jika ibu hamil memiliki beberapa kondisi atau faktor berikut :

1.      Hamil di usia remaja

2.      Malnutrisi

3.      Kebiasaan merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, dan menggunakan narkoba

4.      Terinfeksi HIV, sifilis, dan hepatitis B

5.      Tingkat pendidikan rendah

6.      Kemiskinan

Sedangkan pada anak, beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko terjadinya gizi buruk adalah :

1.      Terlahir prematur atau berat badan lahir rendah.

2.      Mengalami infeksi kronis atau infeksi berulang.

3.      Berkebutuhan khusus, misalnya cerebral palsy.

4.      Terlahir dengan kelainan bawaan, seperti bibir sumbing, kelainan pada sistem pencernaan, malabsorbsi makanan, atau penyakit jantung bawaan.

5.      Mendapatkan pola asuh yang tidak menunjang tumbuh kembangnya.

6.      Tinggal di lingkungan dengan sanitasi buruk, tidak mendapat akses untuk air bersih, dan berpolusi.

Gejala Gizi Buruk

Gejala yang menunjukkan anak mengalami gizi buruk adalah :

1.      Tubuh anak tampak sangat kurus

2.      Wajah keriput

3.      Kulit kering

4.      Perut tampak buncit

5.      Sering lemas dan tidak aktif bermain

6.      Gangguan tumbuh kembang

7.      Rambut mudah rontok dan tampak kusam

8.      Pembengkakan (edema) di tungkai

Pemeriksaan Gizi Buruk

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti mengukur tinggi badan, menimbang berat badan, serta mengukur lingkar kepala dan lingkar lengan atas anak.

Selanjutnya, seluruh hasil pengukuran tersebut akan dimasukkan ke dalam kurva pertumbuhan WHO.

Untuk memastikan diagnosis, dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang meliputi :

1.      Tes darah, untuk mendeteksi kadar Hb (hemoglobin) dan gangguan elektrolit yang sering terjadi pada anak dengan gizi buruk.

2.      Foto rontgen dada dan tes Mantoux, untuk mendeteksi penyakit tuberkulosis yang sering menimbulkan gizi buruk.

Penanganan Gizi Buruk

Anak dengan gizi buruk perlu menjalani rawat inap di rumah sakit agar dokter dapat menstabilkan kondisi dan tanda-tanda vital anak. Berikut adalah tindakan yang dapat dilakukan oleh dokter :

1.      Menyelimuti anak untuk menjaga suhu tubuhnya.

2.      Memberikan cairan infus untuk mengatasi dehidrasi.

3.      Mengobati infeksi dengan pemberian antibiotik.

4.      Memberikan suplemen, berupa vitamin A, zat besi, dan asam folat.

5.      Memberikan vaksin

Selain upaya-upaya di atas, dokter juga dapat memberikan makanan cair khusus berupa F75, F100 atau Ready-to-Use Therapeutic Food (RUTF), melalui mulut atau selang makan secara perlahan dan bertahap. Makanan tersebut berisi susu, mentega, minyak, gula, dan kacang, yang ditambahkan dengan vitamin dan mineral.

Komplikasi Gizi Buruk

Gizi buruk yang tidak tertangani bisa menyebabkan komplikasi berupa :

1.      Dehidrasi berat

2.      Hipotermia

3.      Anemia

4.      Gangguan tumbuh kembang

5.      Gangguan otak

6.      Terserang penyakit infeksi berat

7.      Kematian

Pencegahan Gizi Buruk

Gizi buruk bisa dicegah dengan melakukan beberapa upaya berikut ini :

1.      Memberikan makanan bergizi lengkap dan seimbang sesuai kebutuhan anak.

2.      Menerapkan pola asuh yang baik.

3.      Memberikan ASI eksklusif hingga usia anak 6 bulan, dilanjutkan dengan memberikan MPASI yang bergizi lengkap dan seimbang.

4.      Mengukur tinggi dan berat badan anak secara berkala.

5.      Membawa anak untuk segera berobat bila terkena penyakit infeksi.

 

Referensi :

Wijaya I, dkk. 2022. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gizi Buruk pada Balita. Jurnal Preventif Promotif, Universitas Pancasakti Makasar.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita.

Jima, B., et al. 2021. Diagnostic Performance of Midupper Arm Circumference for Detecting Severe Wasting Among Infants Aged 1-6 Months in Ethiopia. The American Journal of Clinical Nutrition, 113(1), pp. 55-62.

Mutunga, M., et al. 2020. The Forgotten Agenda of Wasting in Southeast Asia: Burden, Determinants and Overlap with Stunting: A Review of Nationally Representative Cross-Sectional Demographic and Health Surveys in Six Countries. Nutrients, 12(2), pp. 559.

United Nations International Children's Emergency Fund. 2022. Nutrition and Care for Children with Wasting.

World Health Organization. 2022. Severe Wasting Among Children Under 5 Years of Age (JME).