Selasa, 03 Oktober 2023 11:30 WIB

Apakah Cacar Air Menular?

Responsive image
26050
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Cacar Air atau Varisela (Chickenpox) merupakan infeksi primer virus Varicella Zoster (VZV). Cacar air diprediksi sering menjangkit pada saat pergantian musim, musim panas ke musim penghujan ataupun sebaliknya. Penyakit cacar air sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan sangat menular, dibandingkan dengan Gondong (Parotitis) lebih menular cacar air, tetapi kurang menular jika dibandingkan dengan Campak (Measles). Cacar air merupakan penyakit menular yang dapat menyerang siapa saja, terutama yang belum mendapat imunisasi. Penderita yang terinfeksi virus ini ditandai dengan munculnya ruam kemerahan berisi cairan yang sangat gatal di seluruh tubuh.

Ciri-ciri Penyakit Varicella (Cacar Air)

Penyakit cacar air mempunyai ciri yang sangat khas yaitu ditandai dengan timbulnya benjolan kecil mirip bisul namun kecil disertai dengan air di dalamnya berlapis tipis atau biasanya disebut dengan plentingan. Dalam bahasa medis biasa disebut Vesikel atau Vesikula.

Penyebab Timbulnya Cacar Air

Penyebab cacar air adalah infeksi virus Varicella zoster. Virus tersebut dapat menular atau menyebar melalui kontak langsung dengan ruam. Selain itu, penularan virus Varicella Zoster dapat menyebar ketika seseorang dengan cacar air batuk atau bersin dan terhirup oleh seseorang melalui droplet di udara.

Cara Penularan

  1. Kontak langsung dengan penderita cacar air.
  2. Paparan cairan dari penderita cacar air, seperti keringat, bersin dan batuk.
  3. Memegang atau menyentuh secara langsung atau tidak langsung barang-barang yang sebelumnya digunakan oleh penderita cacar air.

Faktor Risiko

  1. Melakukan kontak erat dengan orang yang terinfeksi virus Varicella Zoster selama lebih dari 15 menit.
  2. Menyentuh ruam orang yang terinfeksi cacar air atau herpes zoster.
  3. Menyentuh sesuatu yang baru saja digunakan oleh orang yang terinfeksi seperti pakaian atau tempat tidur.
  4. Orang dewasa yang tinggal bersama anak-anak berusia di bawah 12 tahun.
  5. Menghabiskan waktu di sekolah atau fasilitas penitipan anak.
  6. Sistem kekebalan yang rendah akibat penyakit atau obat-obatan.

Gejala

  1. Awalnya pasien akan merasa sedikit demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemas.
  2. Kemerahan pada kulit ini kemudian berubah menjadi lentingan berisi cairan dengan dinding tipis, ruam kulit mungkin sangat menyakitkan atau gatal sehingga penderita tidak sengaja menggaruknya, jika lentingan ini dibiarkan, maka akan segera mengering membentuk keropeng (crust) yang nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak pada kulit yang lebih gelap (hiperpigmentasi).
  3. Bercak yang akan memudar seiring berjalannya waktu sehingga lama kelamaan tidak akan meninggalkan bekas lagi, lain halnya apabila lentingan atau bintikbintik cacar air dipecahkan. Krusta akan segera terbentuk lebih dalam sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk mengering. Kondisi ini memudahkan terjadinya infeksi bakteri pada bekas garukan.
  4. Setelah kering bekas cacar air akan menghilangkan bekas luka yang dalam, apalagi jika penderitanya adalah orang dewasa atau dewasa muda, bekas cacar air akan lebih sulit hilang.
  5. Terdapat 4 tahapan klinis, tahapan tersebut berupa :
  • Periode prodromal : biasanya tidak ada pada anak-anak, namun orang dewasa dapat mengalami demam dan malaise selama 1-2 hari.
  • Ruam
  • Ulkus Mukosa (keadaan jaringan lunak mulut yang kehilangan lapisan epitel yang terjadi akibat trauma mekanis atau khemis) : tidak jarang terjadi di mulut, faring.
  • Periode infeksi  : pasien bersifat infeksius mulai dari 1 sampai 2 hari  sebelum timbul ruam hingga 5 hari setelahnya.

Penanganan di Rumah

  1. Pada pasien dengan daya tahan tubuh yang baik, cacar air tidak memerlukan pengobatan khusus. Namun, terdapat beberapa pengobatan alami maupun upaya mandiri yang bisa dilakukan untuk membantu meredakan gejala, antara lain :
  2. Perbanyak minum serta mengonsumsi makanan yang lembut dan tidak asin atau asam.
  3. Hindari menggaruk ruam atau luka cacar air, karena meningkatkan risiko infeksi. Guna mencegahnya, potong kuku sampai pendek atau kenakan sarung tangan, terutama pada malam hari.
  4. Kenakan pakaian berbahan lembut dan ringan.
  5. Mandi dengan air hangat 3-4 kali sehari, selama beberapa hari setelah timbulnya ruam. Setelah itu, keringkan dengan cara tepuk-tepuk dengan handuk hingga kering.
  6. Gunakan Calamine Lotion pada area yang gatal.
  7. Kompres ruam atau luka dengan air dingin untuk meredakan gatal.
  8. Istirahat yang cukup dan hindari kontak dengan orang lain untuk mencegah penyebaran cacar air.

Pencegahan

1.  Vaksin

2.  Mulut dan hidung pasien cacar air harus ditutup saat batuk atau bersin, membuang tisu kotor ke tempat sampah tertutup, mencuci tangan dengan benar menggunakan sabun tangan yang baik dan tidak berbagi peralatan makan, makanan atau gelas.

3.  Dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan bergizi, makanan bergizi membuat tubuh sehat dan memiliki stamina yang kuat sehingga dapat menangkal infeksi kuman penyakit.

4.  Mencegah diri dari dekat dengan sumber penularan cacar air, Imunoglobulin varicella zoster dapat mencegah (atau setidaknya meringankan) terjadinya cacar air, jika diberikan dalam waktu maksimal 96 jam sebelum paparan. dan juga untuk bayi baru lahir yang ibunya menderita cacar air beberapa waktu sebelum atau sesudah melahirkan.           

Komplikasi

Pada anak-anak normal Varisela adalah penyakit yang tidak berbahaya dan jarang terjadi komplikasi yang serius. Komplikasi paling banyak biasanya oleh Staphylococcus atau Streptococcus, yang menyebabkan Impetigo, Bisul, Selulitis, Ersipelas dan jarang Gangren.

 

Referensi :

Rosyidah Usdiana Devi, Zahra Hafizha Fitria Anam. Bagian Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran UMS, Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMS. Laporan Kasus : Cacar Air pada Remaja Muda Usia 14 Tahun di Pondok Pesantren.

Sondakh C 1 Christa, dkk. 2015. Profil Varisela di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado periode Januari - Desember 2012. Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3 Nomor 1.