Selasa, 26 September 2023 16:28 WIB

Sindrom De Quervain

Responsive image
6433
dr. Oryza Satria, Sp.OT (K), FICS - RSUP Fatmawati Jakarta

Sindrom de Quervain atau de Quervain tenosynovitis adalah salah satu kondisi nyeri tangan yang umum dijumpai. Nyeri pada sindrom de Quervain dirasakan pada sisi pangkal ibu jari pada area pergelangan tangan. Gejala nyeri ini diakibatkan karena terjepitnya salah satu atau kedua tendon yang bertugas menggerakkan ibu jari yaitu abductor pollicis longus (APL) dan extensor pollicis brevis (EPB). Tendon adalah struktur seperti tali yang digunakan otot untuk menggerakkan anggota tubuh dengan cara menarik tulang. Struktur ini dapat dilihat di punggung tangan saat meluruskan jari-jari. Kedua tendon ini (APL dan EPB) berjalan menuju tempat melekatnya pada tulang (insersi) di ibu jari melewati suatu terowongan yang sempit pada suatu kompartemen.

Pada sindrom de Quervain, terowongan kompartemen ekstensor pertama, yaitu lokasi tempat tendon berjalan dapat mengalami penyempitan. Dari sebuah penelitian oleh Ilyas dkk (2007), penyempitan ini diakibatkan karena penebalan dari extensor retinaculum yang menjadi “atap” dari kompartemen pertama dan juga sarung dari tendon APL dan EPB itu sendiri yang dikatakan dapat mencapai 3-4 kali tebal normal. Penebalan ini diakibatkan karena perubahan struktur anatomi jaringan yaitu degenerasi myxoid dan akumulasi mukopolisakarida. Dalam kondisi ini, gerakan tangan dan ibu jari dapat menimbulkan rasa nyeri, terutama dengan gerakan menggenggam atau menggerakan ibu jari.

Gejala dari sindrom de Quervain ini antara lain:

  • Nyeri yang dapat disertain dengan pembengkakan pada pengkal ibu jari
  • Kesulitan atau rasa kaku saat menggerakkan ibu jari atau pergelangan tangan pada aktivitas yang membutuhkan gerakan menggenggam atau pinch seperti menulis.
  •  Rasa tersangkut / macet pada saat menggerakkan ibu jari.
  • Terkadang keluhan ini dirasakan sampai ke ujung ibu jari dan lengan atas, terlebih jika keluhan tidak segera ditangani.
  • Keluhan nyeri dapat diprovokasi dengan beberapa manuver tertentu:
  1. Eichhoff test: menekuk ibu jari ke telapak tangan, lalu menutup ibu jari tersebut dengan keempat jari lain sehinggai membentuk kepalan, kemudian menekuk pergelangan tangan kearah kelingking (deviasi ulnar)
  2. Finkelstein test: memegang ibu jari kemudian menekuk ibu jari kearah kelingking (deviasi ulnar)

Penyebab
Walaupun penyebab pasti dari sindrom de Quervain ini belum diketahui dengan pasti, namun menurut sebuah penelitian oleh Lee dkk. (2017) terdapat pengaruh dari variasi anatomi pada tendon dan struktur sekitarnya pada masing-masing individu yang menyebabkan kecenderungan untuk terjadinya kondisi ini diantaranya adalah adanya sekat diantara kedua tendon APL dan EPB, dan adanya kompartemen terpisah di dalam kompartemen pertama (sub- kompartmen). Segala jenis aktivitas yang menggunakan ibu jari atau pergelangan tangan dengan berulang seperti bekerja di kebun, olahraga dengan menggunakan raket, bermain gawai, dan mengangkat/menggendong bayi dapat memperparah gejala. Menurut beberapa penelitian oleh Beleckas dkk. (2018) dan Kim dkk. (2017), selain faktor anatomi, terdapat beberapa faktor lain yang berpengaruh diantaranya ansietas, depresi, dan kecenderungan genetik.
Penggunaan berlebihan secara kronis (chronic overuse), secara umum berhubungan dengan sindrom de Quervain. Penyebab lain diantaranya:

  • Cedera pada sekitar pergelangan tangan dimana jaringan parut yang terbentuk dapat menghambat Gerakan tendon
  • Peradangan sendi misalnya Rheumatoid arthritis

Faktor-faktor Risiko

  • Usia. Antara 30-50 tahun
  • Jenis kelamin. Wanita lebih berisiko dibanding pria
  • Kehamilan
  • Merawat bayi. Mengangkat bayi dengan cara yang kurang tepat (menggunakan pergelangan tangan dan jempol sebagai tumpuan) dapat memperparah gejala.
  • Pekerjaan atau hobi yang melibatkan gerakan berulang pergelangan tangan dan ibu jari.

Tatalaksana
Tatalaksana yang dapat meredakan gejala meliputi:

  • Splint yang membatasi / mengistirahatkan pergerakan ibu jari dan pergelangan tangan. Angka keberhasilan terapi ini menurut Weiss dkk, adalah sekitar 19 persen.
  • Terapi fisik dan rehabilitasi
  • Obat-obatan antiinflamasi (mis., Ibuprofen). Jika dikombinasikan antara obat antiinflamasi dengan splint, angka keberhasilan terapi adalah 57%.
  • Injeksi steroid jenis kortikosteroid pada kompartemen tendon (Respon terhadap injeksi ini bervariasi, tetapi kadang berhasil dalam jangka panjang). Terapi ini memiliki efek samping jika dilakukan berulang kali diantaranya penipisan kulit sekitar area injeksi, perubahan warna kulit, sampai yang paling buruk putusnya tendon secara spontan. Angka Keberhasilan terapi ini menurut beberapa penelitian adalah 67 – 93 persen.
  • Jika opsi tersebut diatas tidak meredakan gejala, operasi untuk membebaskan jepitan
    dengan membuka tunnel dan menyediakan lebih banyak ruang untuk tendon dapat
    dipertimbangkan. Operasi dapat dilakukan dengan pembiusan lokal.

 

Referensi:

Moore J S. De Quervain's tenosynovitis. Stenosing tenosynovitis of the first dorsal compartment. J Occup Environ Med. 1997;39(10):990–1002.

Ilyas A M, Ast M, Schaffer A A, Thoder J. De Quervain tenosynovitis of the wrist. J Am Acad Orthop Surg. 2007;15(12):757–764. 

Clarke M T, Lyall H A, Grant J W, Matthewson M H. The histopathology of de Quervain's disease. J Hand Surg Br. 1998;23(06):732–734.

Beleckas C M, Wright M, Prather H, Chamberlain A, Guattery J, Calfee R P. Relative prevalence of anxiety and depression in patients with upper extremity conditions. J Hand Surg Am. 2018;43(06):5710–5.71E10

Kim S K, Ahmed M A, Avins A L, Ioannidis J PA. A genetic marker associated with de Quervain's tenosynovitis. Int J Sports Med. 2017;38(12):942–948.

Mayoclinic.org. De Quervain's tenosynovitis [Internet]. [Diakses pada 2 Januari 2022]. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/de-quervains tenosynovitis/symptoms- causes/syc-20371332.

ASSH.org. De Quervain's Tenosynovitis [Internet]. [Diakses pada 5 Januari 2022]. https://www.assh.org/handcare/condition/dequervains-tenosynovitis

Weiss AP, Akelman E, Tabatabai M. Treatment of de Quervain’s disease. J Hand Surg 1994;19A:595–598.

Ippolito JA, Hauser S, Patel J, Vosbikian M, Ahmed I. Nonsurgical Treatment of De Quervain Tenosynovitis: A Prospective Randomized Trial. Hand (N Y). 2020;15(2):215-219.