Rabu, 13 Juli 2022 11:21 WIB

Diare, Tanda Gejala dan Cara Mengatasinya

Responsive image
11122
Novita Agustina, Ns, M.Kep, Sp.Kep. A - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Tahukah anda kandungan air ditubuh kita? Coba perhatikan gambar diatas, itulah kandungan air yang ada di tubuh manusia dimulai dari bayi baru lahir sampai dewasa. Sebagian besar komposisi tubuh merupakan cairan. Air di dalam tubuh membentuk sekitar 50-60% dari total berat badan. Air di dalam tubuh mempunyai fungsi penting diantaranya mengangkut nutrisi & oksigen ke dalam sel-sel tubuh, mengatur suhu tubuh, membantu proses pencernaan, pelumas dalam pergerakan sendi, dan tempat produksi energi. (Penggalih, Hardiyanti, & Sani, 2014)

Tujuan Pemberian Cairan Pada Anak:

1.      Pemberian cairan merupakan terapi pada anak dalam semua kondisi

2.      Pemberian oral vs. iv

3.      Input vs. output

4.      Memenuhi kebutuhan air dan elektrolit:

5.      Kebutuhan rumatan (maintenance)

6.      Penggantian cairan yang telah hilang sebelumnya (deficit)

7.      Kehilangan cairan yang sedang terjadi (ongoing losses)

Input   : Oral, IV, Transfusion, IV drugs

Output : IWL, Urine, Feces, Sweating, Drain, Bleeding, Vomiting, Diarrhea

 

Pemberian Cairan Ruminate/Maintenance:

·         Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang dalam keadaan normal (biasa)

·         Menghitung kebutuhan cairan maintenance (Holiday Segar):

-          1st 10 Kg: 100 ml/Kg

-          2nd 10 Kg: 50 ml/Kg

-          Next: 20 ml/Kg

Total   : Pada anak demam tambahkan 12.5% setiap kenaikan 1°C

 

Tanda-tanda dehidrasi:

Diare/Mencret:

·      Jika anak masih menyusu, terus berikan ASI dan MP-ASI

·      Berikan segera 1/2 -1 gelas cairan oralit setiap anak buang air besar, jika tidak ada oralit, berikan air matang, kuah sayur bening, dan air tajin.

·      Pemberian zinc setiap hari selama 10 hari berturut-turut:

1.      untuk anak usia <6 bulan 1 kali 1/2 tablet.

2.      untuk anak usia 6 bulan-5 tahun 1 kali 1 tablet.

3.      Beri MP-ASI atau makan seperti biasa.

4.      Jangan beri obat apapun kecuali dari petugas kesehatan.

·   Segera bawa anak ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan perawatan yang tepat, jika ditemukan salah satu atau lebih di bawah ini;

1.      Timbul demam.

2.      Ada darah dalam tinja.

3.      Diare makin parah.

4.      Muntah terus menerus.

5.      Anak terlihat sangat haus.

6.      Anak tidak mau makan dan minum.

7.      Diare berulang-ulang.

Langkah-langkah penanganan diare:

·         Tentukan derajat dehidrasi

·         Hitung kehilangan cairan

·         Rehidrasi sesuai dengan kondisi pasien

Tatalaksana Diare Tanpa Dehidrasi:

Rencana terapi A

Pencegahan dehidrasi:

•      untuk anak berumur < 2 tahun, beri + 50–100 ml setiap kali anak BAB

•      untuk anak berumur 2 tahun atau lebih, beri + 100–200 ml setiap kali anak BAB

Pemberian zinc:

•      Di bawah umur 6 bulan : ½ tablet (10 mg) per hari selama 10 hari

•      Umur 6 bulan ke atas : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari

 

Tatalaksana Diare dengan Dehidrasi Ringan/Sedang:

Rencana terapi B

Beri oralit sesuai anjuran selama periode 3 jam. Pemberian oralit disesuakan dengan usia dan berat badan.

Nilai kembali anak setelah 3 jam untuk memeriksa tanda dehidrasi yang terlihat sebelumnya (Catatan: periksa kembali anak sebelum 3 jam bila anak tidak bisa minum larutan oralit atau keadaannya terlihat memburuk)

Tatalaksana Diare dengan Dehidrasi Berat

Rencana terapi C:

·         Mulai berikan cairan intravena segera

Catatan: larutan intravena terbaik adalah larutan Ringer Laktat/Ringer Asetat/NaCl 0.9%. Larutan glukosa 5% (dextrosa) tidak direkomendasikan.

·         Ulangi sekali lagi bila denyut nadi sangat lemah dan tidak teraba. Beri oralit 5mg/kgBB/jam bila anak sudah dapat minum.

·         Evaluasi derajat dehidrasi setelah 3 jam 

 

Tatalaksana Diare dengan Dehidrasi Berat:

·         Bila tidak ada fasilitas pemberian cairan intravena:

·         Lakukan rehidrasi dengan oralit via oral/NGT 20 ml/kgBB/jam selama 6 jam (total 120ml/kg)

·         Evaluasi derajat dehidrasi setelah 1-2 jam, jika tidak membaik maka rujuk ke fasilitas yang memiliki pemberian cairan intravena 

 

Referensi:

Iryanto, A. A., Joko, T., & Raharjo, M. (2021). Literature review?: Faktor risiko kejadian diare pada balita di Indonesia. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 11(1), 1–7. https://doi.org/10.47718/jkl.v11i1.1337

Jap, A. L. S., & Widodo, A. D. (2021). Diare akut pada anak yang disebabkan oleh infeksi. Jurnal Kedokteran Meditek, 27(3), 282–288.

Kemenkes. (2015). Buku bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Jakarta: Kementrian Republik Indonesia.

Penggalih, M. H. S. T., Hardiyanti, M., & Sani, F. I. (2014). Journal of physical education , sport , health and recreations. Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation, 4(2), 102–108.