Rabu, 13 Juli 2022 10:56 WIB

Gundah Gulana Menghadapi Kemoterapi

Responsive image
9588
Gustri putri, SST - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Ada kecemasan / kekhawatiran yang dimiliki oleh para penderita kanker yang baru divonis dengan sakit kanker kebanyakan penderita kanker mengalami atau menyangkal penyakit yang mereka derita. Penyangkalan ini  dapat berupa acuh  terhadap terapi yang dijalani, sedih berkepanjangan, lebih sensitive terhadap lingkungan, mudah marah,  hingga penolakan terhadap rasa sakit dan penyakitnya. Penolakan terhadap penyakit yang diderita akan menambah penderitaan, rasa sakit dan  memperburuk kondisi kesehatan. Dari segi fisik memang sudah divonis sakit kanker, ditambah lagi dari segi psikologis tidak sehat karena ada kecemasan dan stress yang dialami.

Tak kenal maka tak sayang kata pepatah. Tenaga kesehatan tentu tak asing lagi dengan istilah kemoterapi. Kemoterapi  merupakan bagian dari terapi pengobatan penyakit kanker.

A. Pengertian Kemoterapi

Kemoterapi merupakan salah satu cara pengobatan kanker dengan menggunakan obat anti kanker yang disebut sitostatika.  Sitostatika dapat menghambat pertumbuhan  atau membunuh sel  kanker.Sel kanker  bisa menyebar ke seluruh bagian tubuh lain.  Kematian dapat terjadi apabila pertumbuhan dan penyebaran sel abnormal yang tidak terkendali ini dibiarkan serta tidak diobati.

Kemoterapi dapat diberikan sebagai obat tunggal maupun kombinasi beberapa obat,  baik secara intravena maupun oral. Efek samping kemoterapi bervariasi  dari ringan sampai berat, tergantung dari dosis dan regimen kemoterapi. Mual dan muntah merupakan efek samping yangmenakutkan bagi  penderita dan keluarga. Kondisi ini yang menyebabkan stress bagi penderita dan keluarga yang terkadang membuat penderita dan keluarga memilih menghentikan semua terapi.  Penghentian siklus terapi tersebut berpotensi menyebabkan penyebaran kanker dan mengurangi harapan hidup penderitanya.

B. Tujuan dan manfaat Kemoterapi

1. Menyembuhkan kanker (kuratif)

Pada beberapa kasus, kemo benar-benar dapat menghancurkan dan menghilangkan sel kanker dari tubuh. Hasil terbaiknya, sel kanker tidak akan kembali lagi. Namun, tidak semua kasus selalu seperti itu. Lagi-lagi ini kembali lagi pada seberapa parah kankernya dan di mana lokasinya.

2. Mencegah penyebaran dan meringankan gejalanya (paliatif)

Jika kanker sulit atau bahkan tidak bisa disembuhkan, kemo dilakukan untuk mengontrol sel kanker agar tidak berkembang dan menyebar menjadi semakin ganas. Hal ini akan memberikan pasien angka harapan hidup yang lebih besar.

Namun, ketika sel kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain dan berkembang ke stadium lanjut, kemo dapat dilakukan untuk meringankan gejala kanker seperti rasa sakit di area tubuh tertentu, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.

C. Prosedur kemoterapi

Pemberian obat-obatan kemoterapi terbagi menjadi berbagai cara, seperti:

1. Infus

Obat kemo berbentuk cairan paling sering diberikan sebagai infus yang dialirkan ke pembuluh darah vena. Obat dalam infus akan ditusukan ke lengan atau dada Anda.

2. Injeksi

Selain dalam bentuk infus, obat kemo cair dapat disuntikkan ke tubuh dengan jarum suntik.

3. Oral

Obat kemo yang berbentuk pil atau kapsul bisa langsung diminum dan dilakukan di rumah. Namun, ketersediaan obat masih terbatas dan pastikan dosis serta aturan penggunaan obat sesuai dengan arahan dokter.

4. Topikal

Obat kemo juga tersedia dalam bentuk topikal yang dioleskan langsung ke kulit untuk menyembuhkan kanker kulit.

5. Langsung ke satu area tubuh

Beberapa obat bisa diberikan ke area tubuh, contoh di perut (intraperitoneal), rongga dada (intrapleural), sistem saraf pusat (intratekal), atau melalui uretra ke dalam kandung kemih (intravesikal).

6. Langsung ke sel kanker

Pemberian obat kemoterapi ini dilakukan setelah operasi. Contohnya, sebuah alat berbentuk wafer yang berisi obat diletakkan di dekat tumor setelah operasi. Seiring waktu, alat tersebut akan rusak dan melepaskan obat yang ada di dalamnya.

D.   Efek samping kemoterapi

  1. Kelelahan yang membuat pasien kanker kesulitan melakukan aktivitas harian.
  2. Alami gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, atau sembelit.
  3. Rambut kepala rontok, bahkan pada alis, bulu mata, dan rambut pada berbagai bagian tubuh pada minggu pertama hingga ketiga pengobatan kemo.
  4. Sangat mudah terluka, mengalami perdarahan, dan infeksi karena sistem kekebalan tubuh menurun.
  5. Warna urine berubah menjadi oranye, merah, hijau, atau kuning pekat kadang timbul bau menyengat yang biasanya akan hilang dalam waktu 24-72 jam setelah perawatan.
  6. Sering kali mengalami sariawan atau luka sekitar mulut, serta lidah terasa seperti logam.

Tips mengurangi kegundahan dalam mebnghadapi pengobatan kemoterapi

1.       Pelajari

Pelajari segala sesuatu tentang kemoterapi. Bisa didapatkan dari berbagai media, baik media cetak maupun elektronik. Pahami manfaat dan juga akibatnya jika tidak menjalani terapi kemoterapi.

2.       Bertanya pada Penderita Kanker yang telah menjalani kemoterapi

Sharing tentang pengalaman dan kesan-kesan kemoterapi pada sesama penderita kanker akan membantu. Di antara penderita kanker banyak sekali yang memiliki mental tangguh, taat berobat dan memiliki kepercayaan diri  bahwa dengan menjalani terapi kemoterapi mereka akan mendapat kan kesembuhan untuk penyakitnya.

3.       Jalani dan patuhi anjuran dokter

Nasihat, anjuran dan terapi dari dokter diberikan untuk kebaikan kita. Setiap dokter menginginkan kesembuhan untuk setiap pasiennya.

4.       Berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

Setelah menjalani terapi yang diberikan dokter, mengikutinya sampai selesai maka berarti usaha kita sudah maksimal untuk mengusahakan kesembuhan. Selanjutnya Berserah dirilah, berdoa, dan memohon kepada Tuhan untuk kesembuhan kita. Gundah Gulana dalam mengahadapi terapi ini serahkan semuanya kepada Tuhan kita dan berusaha sebaik mungkin untuk menjalani terapi kemoterapi guna mendapatkan kesembuhan.

 

Referensi:

hellosehat.com. Diakses pada 2021. Seperti apa Kemoterapi.