Hipertensi, yang biasa dikenal sebagai tekanan darah tinggi, adalah kondisi medis serius yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Kondisi ini terjadi ketika tekanan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi secara konsisten, menyebabkan kerusakan pada arteri dan meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, penyakit pembuluh darah, dan masalah kesehatan lainnya. Data dari studi Framingham menunjukkan bahwa 90?ri penduduk berusia diatas 55 tahun akan mengalami hipertensi dalam hidupnya. Hipertensi merupakan kondisi yang mengkhawatirkan karena selain merupakan faktor risiko untuk penyakit serius, 2/3 penderita hipertensi tidak menyadari akan kondisi tersebut karena seringkali tidak bergejala. Seringkali seseorang menyadari dirinya memiliki hipertensi ketika sudah terjadi kejadian kardiovaskular akut seperti serangan jantung, stroke, dan lainnya. Hal inilah mengapa hipertensi sering disebut sebagai “silent killer”. Dengan demikian pemeriksaan tekanan darah berkala merupakan hal penting agar dapat mendeteksi hipertensi secara dini, menangani, dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat hipertensi.
Secara garis besar, hipertensi dibedakan menjadi dua yaitu hipertensi esensial atau primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah jenis yang paling umum dan mencakup 90?ri seluruh penderita hipertensi. Disebut esensial karena penyebab hipertensi tidak diketahui dan seringkali dikaitkan dengan faktor genetik dan gaya hidup. Di sisi lain, Hipertensi sekunder disebabkan oleh kondisi medis yang mendasari seperti penyakit ginjal dan ketidakseimbangan hormonal dimana jika kondisi tersebut diatasi terdapat kemungkinan bahwa hipertensi sekunder juga akan hilang. Namun jika hipertensi sekunder sudah berlangsung lama seringkali kondisi tersebut akan menetap walaupun kondisi medis yang mendasari sudah ditangani karena sudah terjadi perubahan regulasi tekanan darah.
Tekanan darah yang normal adalah kurang dari 120/80 mmHg. Mereka yang memiliki tekanan darah 120-139/80-89 mmHg disebut memiliki kondisi prehipertensi dimana seiring berjalannya waktu berisiko untuk mengalami hipertensi. Hipertensi ditandai dengan tekanan darah ? 140/90 mmHg. Jika berkali-kali tekanan darah seseorang terus-menerus di atas 140/90 mmHg, orang tersebut mungkin menderita hipertensi.
Hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan yang serius, jika tidak diobati atau dikontrol dengan baik. Beberapa komplikasi hipertensi yang paling umum meliputi: penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, gangguan penglihatan, kerusakan saraf, dan kerusakan pembuluh darah. Hipertensi dapat menyebabkan penyakit jantung, seperti penyakit arteri koroner, gagal jantung, dan irama jantung yang tidak normal. Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah di otak, menyebabkan stroke iskemik atau stroke hemoragik. Hipertensi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah kecil di ginjal, yang dapat menyebabkan gagal ginjal atau penyakit ginjal kronis. Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah di mata, menyebabkan retinopati hipertensi, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kebutaan. Tekanan darah tinggi dapat merusak saraf di seluruh tubuh, yang dapat menyebabkan kesemutan, mati rasa, atau bahkan kelemahan pada beberapa bagian tubuh. Tekanan darah tinggi juga dapat merusak arteri di seluruh tubuh, yang dapat menyebabkan aterosklerosis, atau pengerasan dan penyempitan arteri, yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Selain itu, hipertensi pada wanita hamil dapat menyebabkan pre-eklampsia, yang dapat mengancam kehidupan ibu dan janin.
Untuk mencegah komplikasi hipertensi, sangat penting untuk memantau tekanan darah secara teratur dan perubahan gaya hidup, seperti diet rendah garam, olahraga teratur, mengurangi stres, serta menghindari merokok dan alkohol. Jika Anda telah didiagnosis dengan hipertensi, penting untuk berkonsultasi dengan dokter Anda tentang cara terbaik untuk mengelola kondisi Anda dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul.
Pengobatan hipertensi selain perubahan gaya hidup adalah dengan konsumsi obat-obatan antihipertensi. Obat-obatan anti-hipertensi dapat membantu menurunkan tekanan darah dan mencegah komplikasi kesehatan yang terkait dengan hipertensi. Ada berbagai jenis obat yang dapat digunakan, seperti diuretik, beta blocker, ACE inhibitor, calcium channel blocker, dan angiotensin receptor blocker. Pemilihan obat tergantung pada kondisi medis pasien dan respons tubuh terhadap obat tersebut. Terkadang, beberapa obat anti-hipertensi dapat diberikan bersamaan untuk mencapai pengendalian tekanan darah yang lebih baik.
Kita bisa mengambil kesimpulan bahwa hipertensi adalah kondisi medis serius yang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius jika dibiarkan tidak terkendali. Penting untuk melakukan pencegahan dan mengikuti pengobatan yang tepat untuk menjaga tekanan darah tetap kendali.
Referensi:
Leonard S. Lilly - Pathophysiology of Heart Disease 6th Ed (2015)
Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-vector/bald-old-man-with-high-blood-pressure_11770888.htm#query=hypertension&position=2&from_view=search&track=sph