Rabu, 13 Juli 2022 10:35 WIB

Dampak Hospitalisasi pada Anak dan Cara Meminimalisirnya

Responsive image
14521
Ns. Zubaidah, S.Kep., MKM - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Kondisi sakit merupakan hal yang sering dialami oleh setiap orang  khususnya anak- anak, karena sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna. Beberapa masalah penyakit yang terjadi pada anak-anak antara lain demam, diare, demam berdarah, penyakit pernapasan, termasuk penyakit bawaan sejak lahir.

Pada kondisi sedang sakit,  anak-anak kadang membutuhkan terapi yang mengharuskan anak harus dirawat inap di  rumah sakit (hospitalisasi). Hospitalisasi merupakan salah satu pengalaman yang tidak menyenangkan baik bagi anak maupun orang tua. Beberapa stressor akan dihadapi saat anak akan dirawat, selama perawatan hingga sampai pemulangannya kembali ke rumah. Beberapa faktor yang dapat menimbulkan stress bagi anak yang menjalani hospitalisasi seperti :

1. Perubahan suasana lingkungan; dimana anak yang dirawat akan merasakan suasana rumah sakit yang berbeda, wajah orang yang banyak tidak dikenal, bau khas rumah sakit, maupun bunyi yang muncul dari alat kesehatan yang digunakan pasien, dan lain-lain

2. Orang baru yang tidak dikenal; anak akan merasakan stressor perpisahan dengan orang yang berarti baginya, seperti  anggota keluarga, teman- teman lingkungan rumah, sekolah,dan lain-lain

3.  Faktor berkurang atau hilangnya kekebasan : akibat dirawat maka terdapat beberapa aturan dan prosedur medis yang harus dilakukan, anak juga tidak bisa melakukan kegiatan yang rutin dilakukan sebelum dirawat termasukm aktifitas bermain dan lain-lain

4.  Faktor fisik ; akibat kondisi sakitnya anak akan mengalami keadaan ketidakberdayaan, anak tidak mampu melakukan aktifitas rutinnya yang biasanya dapat dilakukan secara mandiri, dan lain-lain

Respon terhadap stressor akan berbeda pada anak, tergantung dari berat ringannya penyakit, jenis prosedur medis dan perawatan yang dilakukan, pengalaman sebelumnya, tingkat perkembangan anak berdasarkan usia, dukungan keluarga, dan kemampuan koping dari anak. Menurut penelitian, hal yang paling umum terjadi pada anak yang hospitalisasi adalah gangguan emosional berupa kecemasan, dengan berbagai tingkatan cemas dan manifestasi yang berbeda berdasarkan usia anak. Bila kecemasan ini tidak tertangani dengan baik dapat berpengaruh terhadap kondisi fisik, muncul sikap tidak kooperatif dalam program pengobatan, dan mempengaruhi hasil program terapi. Gangguan perkembangan juga merupakan salah satu dampak negatif dari hospitalisasi.

Peran petugas kesehatan di rumah sakit sangat penting dalam mengurangi respon stress anak terhadap hospitalisasi, dengan tetap melibatkan orang tua sebagai support sistem terdekat. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalkan dampak hospitalisasi bagi anak, yaitu :

1. Berikan informasi kepada anak dan keluarga secara adekuat

Penjelasan selayaknya sudah harus diberikan sejak masa persiapan anak akan dirawat baik tentang rencana prosedur medis awal maupun  lingkungan rumah sakit yang akan dihadapi (fasilitas rumah sakit, siapa yang terlibat dalam perawatan, dan lain-lain). Penjelasan juga harus diberikan selama perawatan untuk setiap tindakan atau prosedur yang akan dilakukan. Pemberian informasi yang adekuat terbukti dapat menurunkan kecemasan orang tua dan ketakutan bagi anak yang menjalani hospitalisasi, dan bahkan mereka akan mendukung program pengobatan. Prinsip yang harus diperhatikan bahwa  ketakutan akan ketidaktahuan (fantasi) lebih besar daripada ketakutan yang diketahui. Metode penjelasan pada anak harus disesuaikan dengan usia, kondisi, dan  tahap perkembangan anak,  misal dengan metode terapi bermain dengan alat bantu seperti boneka, miniatur peralatan rumah sakit;   metode cerita/ dongeng dengan alat bantu menggunakan buku- buku bacaan, film; metode bemain peran (role play), atau berupa penjelasan singkat secara langsung.

2. Menghadirkan orang tua atau orang terdekat selama anak dirawat

Sebagian besar rumah sakit telah menerapkan aturan bahwa untuk pasien anak diperbolehkan orang tua untuk menunggu, dan diperbolehkan anggota keluarga lain untuk berkunjung. Hal ini untuk mengatasi stressor perpisahan anak dengan orang- orang dicintainya, dan akan menimbulkan rasa nyaman dan ketenangan bagi anak. Namun hal ini dengan tetap memperhatikan kondisi anak dan resiko keamanan bagi pengunjung tersebut. Bilamana tidak memungkinakn bagi anak untuk dikunjungi, maka oraang tua dapat menghadirkan benda sebagai pengganti seperti foto, audiotape atau rekaman video kebersamaan anak dan orang tua.

3. Mempertahankan rutinitas kegiatan anak saat hospitalisasi

Perubahan jadwal dan hilangnya ritual aktifitas bagi anak dapat menimbulkan stress bagi anak. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap kondisi anak dan dapat memberikan saran aktifitas anak yang tetap dapat dilakukan selama hospitalisasi dengan modifikasi kegiatan atau pelaksanaan waktu, seperti tetap mengizinkan anak membawa  barang mainannya dan bermain di tempat tidur, menonton televisi, tetap sekolah melalui media elektronik, dan lain-lain.

4. Komunikasi efektif untuk meningkatkan pemahaman

Untuk menjamin keefektifan komunikasi terutama untuk anak dengan gangguan perkembangan, maka harus  dipilih metode dan media yang sesuai. Penggunaan alat- alat tertentu, seperti social script book, alat distraksi (alat bermain) mungkin diperlukan.

5. Penataan ruang rawat dan program bermain

Untuk mendukung perawatan anak yang optimal selama hospitalisasi, rumah sakit selayaknya dapat  memfasilitasi ruangan khusus bagi anak dengan penyediaan perabotan yang berwarna cerah dan sesuai dengan usia anak, dekorasi ruangan yang menarik dan familiar bagi anak, serta adanya ruangan bermain yang dilengkapi berbagai macam alat bermain. Peran perawat adalah tetap memilah kriteria kondisi anak yang diperbolehkan bermain di ruang bermain dan berinovasi dalam  jenis terapi bermain yang bersifat terapetik bagi anak yang hospitalisasi.

 

Referensi 

Utami, Yuli. (2014). Dampak Hospitalisasi terhadap Perkembangan Anak. Jurnal Ilmiah WIDYA (Volume 2 Nomor 2 Hal 9-20). digilib.mercubuana.ac.id/manager/t%21@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel_891255124583.pdf

Madyastuti, Lina. (2017). Bahan Ajar Keperawatan Dasar Anak.  Diunduh dari elibs.unigres.ac.id/84/1/BUKU%20BAHAN%20AJAR%20KEP%20ANAK%20ISBN.pdf