Menurut Bobak (2005), Menopause berasal dari bahasa Latin mensis yang berarti bulan dan bahasa Yunani poesis yang berarti berhenti, kata ini memiliki arti bahwa periode menstruasi sudah berakhir. Menopause baru bisa ditentukan dengan pasti satu tahun setelah menstruasi berhenti. Menopause adalah berhentinya fungsi dari kereproduksian wanita yang ditandai dengan berhentinya menstruasi pada usia 50 tahun, hal ini akibat dari tidak diproduksinya hormon estrogen oleh ovarium. Menopause juga dapat dikatakan “perubahan hidup” pada wanita, dimana saat menstruasi berhenti, seorang wanita dikatakan mengalami menopause jika dalam setahun tidak lagi mengalami periode menstruasi. Pada masa ini, aktivitas dari ovarium menurun sampai ovulasi berhenti (Kozier, 2011). WHO mendefinisikan, menopause sebagai berhentinya menstruasi secara tetap yang diakibatkan hilangnya aktivitas folikuler ovarium. Setelah 12 bulan amenorea berturut-turut, dan masa menstruasi terakhir secara retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Brashers, 2007). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menopause adalah masa dalam kehidupan wanita yang dimana dalam setahun menstruasi berhenti sebagai akibat tidak diproduksinya lagi hormon estrogen di ovarium sehingga masa reproduksi wanita berakhir.
Penyebab utama menopause ini sangat ditentukan oleh usia, keadaan ini pun menyebabkan munculnya reaksi hormone yang dihasilkan oleh tubuh wanita. Kondisi hormone yang mengakibatkan sel telur melepaskan hormone estrogen dan progesteron, sampai akhirnya pelepasan sel telur juga ikut berhenti. Indung telur wanita yang telah mencapai usia 45-50 tahun biasanya mulai mengecil dan tidak lagi terangsang oleh hormone seks seperti sebelumnya.
Gizi atau Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh. Gizi atau nutrisi merupakan ilmu yang mempelajari tentang makanan serta hubungannya dengan kesehatan, ilmu pengetahuan tentang gizi (nutrisi) membahas sifat-sifat nutrien yang terkandung dalam makanan, pengaruh metaboliknya serta akibat yang timbul bila terjadi kekurangan gizi, zat-zat gizi tidak lain adalah senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam makanan yang akan diserap dan digunakan untuk meningkatkan kesehatan tubuh. Menopause juga termasuk dalam kelompok yang rentan gizi meskipun tidak ada hubungannya dengan pertumbuhan badan, bahkan sebaiknya sudah terjadi involusi dan degenerasi jaringan dan sel-selnya. Timbulnya kerentanan terhadap kondisi gizi disebabkan kondisi fisik, baik anatomis maupun fungsionalnya. Fungsi alat pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya juga sudah menurun, sehingga makanan yang mudah dicerna dan tidak memberatkan fungsi kelenjar pencernaan. Makanan yang tidak banyak mengandung lemak, pada umumnya lebih mudah dicerna, tetapi harus cukup mengandung protein dan karbohidrat.
Gizi seimbang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan gizi per harinya dengan asupan zat-zat gizi makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Kebutuhan gizi orang dewasa dengan berat normal adalah sekitar 2000-2200 Kkal per hari. Dengan pemenuhan gizi secara seimbang ini diharapkan individu tidak kelebihan atau kekurangan berat badan, yang dapat mengakibatkan terkena suatu penyakit seperti diabetes mellitus atau anemia. Apabila cukup mengkonsumsi gizi seimbang, tidak diperlukan asupan gizi tertentu untuk mencegah gangguan. Namun, tidak ada salahnya untuk mengantisipasi kebutuhan makanan yang diperlukan pada masa menopause atau berhentinya hormon estrogen dalam tubuh. Terutama, jika memiliki resiko kena gangguan tubuh tertentu yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang. Jenis makanan tersebut diantaranya mengandung phytohormon estrogen, seperti kacang kedelai atau pepaya. Selain itu, jangan lupa mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin D, seperti ikan tuna, salmon, minyak ikan, telur, dan susu. Meskipun vitamin D sendiri sebenarnya bisa diperoleh dari sinar matahari yang dapat diperoleh dengan mudah. Pada prinsipnya, kecukupan gizi pada usia menopause sama seperti kecukupan gizi pada kelompok usia yang lebih muda. Satu satunya pengecualian adalah penurunan kebutuhan akan energi yang mengikuti penambahan usia. Makanan yang dibutuhkan dalam masa menopause ini sebenarnya tidak banyak. Pola makanannya juga tidak boleh sama seperti saat usia 30-40 tahun. Karena kebutuhan nutrisinya jelas berbeda. Makan makanan yang sehat dan sesuai kebutuhan merupakan salah satu faktor pendukung untuk hidup berkualitas pada wanita menopause. Kebutuhan kalori dan zat-zat gizi pada wanita menopause yang dianjurkan adalah sesuai kebutuhan yang memperhatikan faktor-faktor seperti berat badan, tinggi badan, usia dan aktivitas. Yang jumlah umumnya lebih rendah dibandingkan kebutuhan pada usia dewasa.
Berikut ini prinsip dasar untuk memenuhi gizi seimbang pada wanita menopause, yaitu:
Asupan gizi yang dianjurkan untuk dikonsumsi wanita menopause, antara lain:
a. Kalsium
Kadar estrogen mengalami penurunan yang signifikan selama menopause. Keadaan ini membuat kebutuhan kalsium wanita mengalami peningkatan. Jika kebutuhan tersebut tidak tercukupi, pengeroposan tulang akan lebih cepat terjadi. Karenanya, bagi wanita menopause yang tidak menggunakan pengganti estrogen, dirinya dianjurkan untuk mendapatkan 1.200 miligram kalsium per hari. Kalsium bisa didapatkan dari susu, keju, dan yoghurt.
b. Vitamin D
Vitamin D sangatlah penting untuk melindungi tulang Anda selama menopause. Susu dan turunan produknya, seperti yoghurt dan keju, juga berkhasiat dan mengandung vitamin D.
c. Buah dan Sayur
Metabolisme melambat seiring bertambahnya usia, dan wanita di usia pertengahan empat puluh cenderung menjadi lebih tidak aktif. Hal tersebut malah akan menambah berat badan, salah satu gejala menopause yang paling ditakuti. Dengan mengkonsumsi buah dan sayuran yang rendah kalori, anda dapat membantu mengurangi berat badan sekaligus mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan agar tetap sehat.
d. Zat Besi
Kebutuhan zat besi Anda sebenarnya mengalami penurunan selama masa menopause. Karena itu, Anda dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan seperti potongan daging sapi, telur, atau serealia pada porsi yang sesuai. Kesemuanya mengandung kandungan zat besi, yang baik untuk menunjang kesehatan tubuh selama menopause.
e. Kedelai
Beberapa ahli berpendapat bahwa kedelai mampu mengatasi keluhan hot flash saat menopause. Ini karena kedelai mengandung senyawa isoflavon, yang mampu menjadi duplikat estrogen di dalam tubuh.
f. Biji-bijian Utuh
Beberapa biji-bijian, seperti gandum potong baja, quinoa, barley, dan beras merah, menyediakan vitamin B yang membantu meningkatkan energi, mengelola stres, dan menjaga fungsi sistem pencernaan saat menopause. Di samping itu, asam folat dan serat dalam biji-bijian juga dapat membantu menurunkan risiko penyakit kardiovaskular yang mengintai wanita menopause.
g. Air
Wanita menopause wajib mengkonsumsi air putih pada jumlah yang tepat setiap hari. Hal ini bertujuan agar keluhan kulit dan vagina kering tidak bertambah parah. Di samping itu, minum air putih juga membantu mengurangi perut kembung yang terjadi akibat perubahan hormone
Menopause merupakan masa dalam kehidupan wanita dimana dalam setahun menstruasi berhenti sebagai akibat dari tidak diproduksinya lagi hormon estrogen di ovarium sehingga masa reproduksi wanita berakhir. Pada dasarnya, kecukupan gizi pada usia menopause sama seperti kecukupan gizi pada kelompok usia yang lebih muda. Satu-satunya pengecualian adalah penurunan kebutuhan akan energi yang mengikuti penambahan usia. Namun, tidak ada salahnya untuk mengantisipasi kebutuhan makanan yang diperlukan pada masa menopause atau berhentinya hormon estrogen dalam tubuh. Terutama, jika memiliki resiko kena gangguan tubuh tertentu yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang.
Referensi:
Bobak, L. 2005. Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC
Brashers V.L., 2007. Aplikasi Klinis Patofisiologi Pemeriksaan & Manajemen Edisi 2. Jakarta: EGC pp.1-3
Kozier, B. Erb, G. Berman, A. & Snyder, S.J. (2011). Buku ajar fundamental keperawatan. edisi. 7. Jakarta : egc
Prathita, Y. A., Syahredi, S., & Lipoeto, N. I. (2017). Hubungan Status Gizi dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Jurnal Kesehatan Andalas, 6(1), 104-109.Diakses pada tanggal 24 Maret 2020
Wahyuni, Y., & Dewi, R. Gangguan siklus menstruasi kaitannya dengan asupan zat gizi pada remaja vegetarian. Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition), 6(2), 76-81.Diakses pada 25 Maret 2020