Selasa, 15 Agustus 2023 14:54 WIB

Melemahnya Kemampuan Jantung untuk Memompa Darah

Responsive image
1386
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Setiap orang memerlukan jantung yang kuat untuk dapat berfungsi normal memompa darah ke seluruh tubuh. Beberapa masalah kesehatan dapat menyebabkan otot jantung menjadi lemah sehingga fungsinya terganggu. Kardiomiopati adalah penyakit akibat kelainan pada otot jantung atau yang disebut dengan lemah jantung. Penyakit ini ditandai dengan melemahnya kemampuan jantung untuk memompa darah. Gejala kardiomiopati bisa bervariasi, mulai dari tubuh mudah lelah, napas pendek, pusing, hingga nyeri dada. Kardiomiopati memerlukan penanganan di rumah sakit jantung agar tidak berkembang dan mengakibatkan masalah yang lebih gawat. Ada sejumlah penyebab kardiomiopati, tapi tidak semua pasien menunjukkan gejala. Bila dibiarkan tanpa penanganan, bisa terjadi gagal jantung kongestif, yakni jantung tidak mampu memompa darah yang sangat dibutuhkan tubuh. Kardiomiopati cenderung cepat berkembang dan memburuk. Tes diagnostik tertentu bisa dijalankan untuk membantu memprediksi risiko pasien dan menjadi panduan bagi dokter untuk memberikan perawatan yang tepat. Penyebab kardiomiopati sering kali tidak diketahui dengan pasti. Namun, kondisi ini bisa terkait dengan kelainan genetik atau penyakit tertentu. Penyakit yang sering memicu terjadinya kardiomiopati pada orang dewasa adalah hipertensi kronis, yaitu tekanan darah tinggi yang sudah berlangsung lama.

Penyebab Kardiomiopati

Berdasarkan penyebabnya, kardiomiopati dibagi menjadi 4 (empat) jenis, yaitu :

1.      Dilated Cardiomyopathy

Dilated cardiomyopathy adalah kondisi ketika ruang bilik kiri jantung melebar dan menipis sehingga bagian jantung tersebut tidak bisa memompa darah ke seluruh tubuh dengan maksimal.

Dilated cardiomyopathy merupakan jenis kelainan otot jantung yang paling sering terjadi. Kondisi ini bisa terjadi pada ibu hamil atau ibu yang baru saja melahirkan (kardiomiopati peripartum).

2.      Hypertrophic Cardiomyopathy

Hypertrophic cardiomyopathy disebabkan oleh penebalan dinding dan otot jantung secara tidak normal. Penebalan abnormal ini sering terjadi di dinding bilik kiri jantung. Dinding jantung yang menebal menyebabkan jantung lebih sulit memompa darah secara normal.

3.      Restrictive Cardiomyopathy

Restrictive cardiomyopathy terjadi akibat otot jantung menjadi kaku dan tidak elastis. Kondisi ini mengakibatkan jantung tidak dapat mengembang dan menampung darah dengan baik. Akibatnya, aliran darah yang masuk ke jantung menjadi terhambat.

4.      Arrhythmogenic Right Ventricular Cardiomyopathy (ARVC)

Kardiomiopati jenis ini terjadi akibat adanya jaringan parut di otot bilik kanan jantung. Kondisi ini dapat mengakibatkan denyut jantung menjadi tidak beraturan (aritmia). Kardiomiopati jenis ini diduga disebabkan adanya kelainan genetik.

Faktor Risiko Kardiomiopati

Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko kardiomiopati, yaitu :

1.      Memiliki keluarga dengan riwayat kardiomiopati.

2.      Menderita berat badan berlebih atau obesitas.

3.      Menderita hipertensi kronis.

4.      Memiliki riwayat serangan jantung, penyakit jantung koroner, atau infeksi jantung.

5.      Menderita penyakit tiroid atau diabetes.

6.      Mengalami kekurangan vitamin dan mineral.

7.      Memiliki riwayat kemoterapi atau radioterapi.

8.      Memiliki riwayat penyakit hemokromatosis, amiloidosis, atau sarkoidosis.

9.      Memiliki kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.

10.   Menyalahgunakan obat-obatan tertentu, seperti kokain, amfetamin, dan steroid.

Gejala Kardiomiopati

Kardiomiopati atau lemah jantung pada awalnya jarang menimbulkan gejala. Gejalanya akan muncul dan berkembang seiring dengan menurunnya kerja jantung dalam memompa darah.

Beberapa gejala yang bisa muncul adalah :

1.      Napas pendek, terutama setelah melakukan aktivitas fisik yang berat.

2.      Tungkai membengkak (edema tungkai).

3.      Batuk terutama saat tidur telentang.

4.      Tubuh mudah lelah.

5.      Perut kembung

6.      Nyeri dada

7.      Penglihatan berkunang-kunang.

8.      Jantung berdebar-debar (palpitasi).

9.      Denyut jantung tidak teratur (aritmia).

10.   Pusing dan pingsan.

Kapan Harus Ke Dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala seperti yang telah disebutkan di atas. Jika Anda merasakan keluhan sulit bernapas, nyeri dada, sakit kepala, atau seperti akan pingsan, segera pergi ke IGD rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan gawat darurat.

Jika Anda memiliki faktor yang bisa meningkatkan risiko terkena kardiomiopati, seperti hipertensi, lakukan pemeriksaan berkala ke dokter untuk mencegah terjadinya kardiomiopati.

Pemeriksaan Kardiomiopati

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan dinding dada.

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan di bawah ini :

1.      Elektrokardiogram (EKG), untuk mendeteksi aktivitas kelistrikan jantung dan menilai ada tidaknya kelainan irama jantung.

2.      Ekokardiogram (USG jantung), untuk memeriksa struktur dan fungsi jantung, termasuk menilai kondisi katup jantung.

3.      Treadmill stress test, untuk memantau irama jantung pada saat tubuh mengalami tekanan akibat aktivitas fisik berat.

4.      Pemindaian dengan Rontgen dada, CT Scan, atau MRI, untuk melihat kondisi jantung, termasuk ada tidaknya pembesaran jantung (kardiomegali).

Pasien juga dapat menjalani tes darah untuk memeriksa fungsi liver, ginjal, kelenjar tiroid, serta untuk mengukur kadar zat besi. Dokter juga dapat menyarankan pasien untuk menjalani pemeriksaan genetik jika ada anggota keluarganya yang memiliki riwayat kardiomiopati.

 

Referensi :

Putri Yeantesa. 2018. Etiologi dan Patofisiologi Kardiomiopati Dilatasi. Jurnal Kesehatan Andalas, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang.

Honigberg, M., & Givertz, M. 2019. Peripartum Cardiomyopathy. British Medical Journal, 364, Pp. 1-14.

Maron, B. J. 2018. Clinical Course and Management of Hypertrophic Cardiomyopathy. New England Journal of Medicine, 379(7), Pp. 655-68.

Centers for Disease Control and Prevention. 2019. Heart Disease. Cardiomyopathy.

Health Direct. 2020. Health Topics A-Z. Cardiomyopathy.

National Institute of Health. 2022. National Heart, Lung, and Blood Institute. Cardiomyopathy.

Johns Hopkins Medicine. 2021. Conditions and Diseases. Cardiomyopathy.