Rabu, 13 Juli 2022 09:58 WIB

Pengaruh Makan Makanan Mengandung Purin dengan Asam Urat

Responsive image
26713
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Siapa yang tidak kenal dengan makanan olahan dengan bahan jeroan, kerang, kepiting dan ikan teri? Tentu saja makanan olahan yang berbahan dasar tersebut tentunya dapat menggugah selera dan sangat enak jika dikonsumsi, namun siapa sangka makanan yang banyak mengandung protein tinggi dan mengandung kadar purin yang tinggi ini justru tidak baik bagi kesehatan kita. Mengkonsumsi makanan tinggi purin akan meningkatkan kadar asam urat dalam darah, yang merupakan predisposisi terjadinya gout arthritis.

Gout atau sering disebut dengan asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh berlebih. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat. Asam urat merupakan hasil metabolism akhir dari purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh.

Menurut WHO asam urat adalah bagian dari metabolisme purin, namun apabila tidak berlangsung secara normal, maka akan terjadi sebuah proses penumpukan kristal dari asam urat pada persendian yang bisa mengakibatkan rasa sakit yang cukup tinggi. Asam urat sudah ada pada tubuh kita dan bukan suatu penyakit, asal asam urat tersebut dalam nilai yang normal. Pada keadaan normal kadar asam urat serum pada laki-laki mulai meningkat setelah pubertas. Pada perempuan kadar asam urat tidak meningkat sampai setelah menopause karena estrogen meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal. Setelah menopause, kadar urat serum meningkat seperti pada pria.

Peningkatan kadar asam urat dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh manusia seperti perasaan linu-linu di daerah persendian dan sering disertai timbulnya rasa nyeri yang teramat sangat bagi penderitannya.

Mengkonsumsi makanan tinggi purin akan meningkatkan kadar asam urat dalam darah, yang merupakan pre-disposisi terjadinya gout arthritis dan batu ginjal. Kandungan purin yang tinggi terutama terdapat dalam jeroan, kerang, kepiting, dan ikan teri. Asupan purin merupakan factor risiko paling kuat yang berhubungan dengan kejadian hiperurisemia. Kebiasaan makan adalah faktor penting yang berpengaruh kepada status kesehatan dan kemampuan fisik seseorang. Banyaknya makanan tinggi purin yang dikonsumsi akan semakin memperbesar risiko terkena asam urat. Risiko terjadinya asam urat akan bertambah bila disertai dengan pola konsumsi makan yang tidak seimbang. Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan kelebihan asam urat di dalam darah, tetapi asupan purin mempunyai pengaruh paling besar.

Tinggi rendahnya asam urat seseorang tergantung dari apa yang dikonsumsi dan pola hidup yang tidak sehat, sehingga seseorang yang mengalami asam urat dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah makanan yang di konsumsinya.

Peningkatan kadar asam urat dengan cepat dapat terjadi, antara lain karena asupan makanan yang tinggi purin. Dalam kehidupan sehari-hari, pembatasan konsumsi makanan tinggi purin, seperti daging, jeroan, dan berbagai jenis sayuran dan kacang-kacangan yang mengandung purin perlu dilakukan, teutama bagi penderita kadar asam urat tinggi, karena hal ini berpeluang meningkatkan metabolisme purin di dalam tubuh yang menghasilkan kadar asam urat berlebih di dalam darah. Hal ini dikarenakan tubuh telah menyediakan 85% senyawa purin untuk kebutuhan tubuh, sedangkan dari makanan hanya diperlukan 15% saja.

Dalam sebuah penelitian juga menunjukkan besarnya pengaruh asupan purin terhadap kadar asam urat pada responden yang diteliti. Jadi, semakin tinggi asupan purin maka akan semakin tinggi pula kadar asam urat. Selain itu, juga menyebutkan bahwa terdapat pengaruh faktor diet tinggi purin terhadap kadar asam urat (gout).

Dengan demikian sebagai langkah terbaik tentunya asupan pola makan yang baik sangat dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tubuh kita, tentunya hal ini diperlukan gizi yang seimbang dan penerapan pola hidup yang sehat juga sangat diperlukan.

 

Referensi               

Andry. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Asam Urat pada Pekerja Kantor. Vol 3 Hal 52-53

Andry dan Yudha. 2017. Distribusi Faktor Hiperurisemia terhadap Pasien Gout Arthritis di Poliklinik P.enyakit dalam dan Radiologi RSUD Meuraxa Banda Aceh. Vol 6 Hal 64

Astuti dan Tjahjono. 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Asam Urat (Gout) Pada Laki-Laki Dewasa. Jurnal Portal Garuda. Vol 5 Hal 99-100.

Fajarina, E. 2011. Analisa Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas dengan Kadar Asam Urat Pada Lansia di Bogor. Vol 4 Hal 43.

Indriawan. 2019. Penyakit Asam Urat / Gout. Unikom.ac.id. Vol 7 Hal 69.

Ningsih, S., W. 2014. Gambaran Asupan Purin, Penyakit Arthritis Gout, di Kecamatan Tumalanrea. Vol 5 Hal- 99.

Utami, P., dkk. 2009. Solusi Sehat Asam Urat dan Rematik. Jakarta : Agromedia Pustaka. Vol 3 Hal 73.

Veronica Flaurensia Magdalena Kussoy, Rina Kundre, Ferdinand Wowiling  Journal Keperawatan (J-Kp) Volume 7 Nomor 2, November 2019 ISSN : 2302-1152. Kebiasaan Makan Makanan Tinggi Purin dengan Kadar Asam Urat di Puskesmas. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.