Rabu, 12 Juli 2023 09:30 WIB

Bahaya Kutek atau Cat Kuku

Responsive image
4851
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Kutek sering digunakan untuk wanita utamanya dalam mempercantik tampilan kuku. Ada banyak jenis kutek yang saat ini beredar di masyarakat dengan warna yang beragam juga. Kutek ternyata mengandung bahan berbahaya untuk kesehatan, seperti formaldehida, toluena, phthalates, merkuri, logam berat, termasuk timbal dan kadmium. Bahan-bahan ini dapat menyebabkan iritasi mata, hidung, kerongkongan, dan paru-paru. Selain itu menggunakan kutek dapat meningkatkan risiko terpapar zat berbahaya yang berlebihan sehingga menimbulkan penyakit kanker. Zat phthalates pada kutek dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan hormon, masalah kesuburan, dan pubertas dini pada anak-anak. Risiko penggunaan kutek perlu diketahui sebelum memilih produk ini untuk mempercantik tampilan kuku. Jika cara penggunaan maupun pemilihan cat kuku salah, ini bisa berisiko menimbulkan masalah kesehatan. Pasalnya, cat kuku bisa mengandung bahan-bahan yang membahayakan kesehatan. Kutek umumnya digunakan agar kuku tangan atau kuku kaki terlihat menarik. Saat ini, kutek yang beredar di pasaran tersedia dengan kandungan dan warna yang beragam. Meski dapat mempercantik penampilan, beberapa kandungan tertentu dalam kutek justru dapat membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, kenali beberapa bahan berbahaya tersebut untuk menghindari risiko penggunaan kutek pada kesehatan.

Berbagai Kandungan Zat Kimia Berbahaya pada Kutek

Berikut ini adalah berbagai kandungan bahan berbahaya yang perlu diwaspadai di dalam kutek :

1.      Formaldehida

2.      Toluena

3.      Phthalates

4.      Benzophenone

5.      Triphenyl phosphate

6.      Arsenik

7.      Merkuri

8.      Logam berat, termasuk timbal, nikel, kadmium

Zat beracun, seperti formaldehida atau formalin, merkuri, dan logam berat timbal, dapat menimbulkan iritasi pada mata, hidung, kerongkongan, dan paru-paru. Selain itu, paparan zat berbahaya tersebut dalam jumlah banyak atau jangka panjang juga diketahui bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker.

Zat lain yang terkandung di dalam kutek, seperti toluena, juga dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, mual, serta iritasi pada mata, tenggorokan, dan paru-paru.

Dampak Penggunaan Kutek pada Ibu Hamil

Penggunaan produk kosmetik pada ibu hamil, termasuk kutek, harus dilakukan dengan lebih hati-hati. Hal ini dikarenakan paparan zat beracun yang terlalu sering atau terlalu banyak bisa meningkatkan risiko terjadinya berbagai masalah kesehatan bagi ibu hamil maupun janin.

Paparan zat beracun dari kutek atau produk lainnya diketahui dapat meningkatkan risiko ibu hamil mengalami keguguran atau persalinan prematur. Sementara pada janin, paparan zat beracun bisa menyebabkan terjadinya kelainan bawaan, gangguan tumbuh kembang, dan berat badan lahir rendah.

Selain itu, ibu hamil juga harus cermat dalam memilih penghapus kutek. Carilah penghapus kutek yang tidak mengandung aseton. Penggunaan aseton dalam jumlah sewajarnya memang tidak berbahaya. Namun, paparan aseton dalam jumlah berlebih dan jangka panjang bisa membahayakan janin.

Dampak Penggunaan Kutek bagi Kesehatan

Ada beberapa masalah kesehatan yang perlu diwaspadai akibat paparan zat kimia dalam kutek yang berbahaya, mulai dari gangguan mata hingga jantung. Berikut ini adalah penjelasannya :

1.      Gangguan Mata

Penggunaan kutek yang mengandung bahan berbahaya dapat menyebabkan iritasi, hingga kemungkinan mencederai mata. Gejala yang muncul bisa berupa mata merah, perih, dan berair.

2.      Gangguan Pencernaan

Gangguan pencernaan bisa dialami jika terlalu lama terpapar zat kimia dari kutek atau tidak sengaja menelan cairan kutek. Beberapa gejala yang dapat muncul akibat keracunan zat kimia tersebut adalah mual, muntah, dan sakit perut.

3.      Gangguan Saluran Kemih

Selain dapat mengganggu pencernaan, paparan zat kimia berbahaya dari kutek juga bisa mengganggu fungsi ginjal dan saluran kemih.

Ketika sudah menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa gejala yang muncul adalah sulit atau bahkan tidak buang air kecil sama sekali, tubuh terasa lemas, atau bengkak-bengkak di tubuh.

4.      Gangguan Saluran Pernapasan

Zat kimia di dalam kutek banyak yang bersifat iritatif atau menyebabkan iritasi. Jika terhirup dalam jumlah yang banyak, kutek dapat menyebabkan gangguan saluran pernapasan dan paru-paru, serta menimbulkan gejala batuk, nyeri tenggorokan, hidung berair, atau sesak napas.

5.      Gangguan Sistem Saraf

Gangguan sistem saraf juga bisa terjadi jika terlalu banyak terpapar zat kimia dari kutek, seperti merkuri, logam berat, dan formaldehida. Paparan zat aseton pada pembersih kutek juga diketahui bisa mengganggu fungsi saraf.

Gangguan pada sistem saraf akibat paparan zat beracun bisa menyebabkan gejala berupa mudah mengantuk, gangguan keseimbangan, halusinasi, hingga kejang.

6.      Gangguan pada Jantung

Gejala seperti nyeri dada dan detak jantung yang tidak teratur bisa saja terjadi jika terpapar zat-zat kimia berbahaya dari kutek maupun aseton. Oleh karena itu, kutek perlu digunakan secara cermat dan hati-hati.

Cara Mengurangi Risiko Pemakaian Kutek

Untuk mengurangi risiko penggunaan kutek bagi kesehatan, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan, antara lain :

1.      Cermat memilih produk kutek dan jauhi produk yang mengandung zat kimia berbahaya.

2.      Buka jendela dan pintu sebelum menggunakan kutek agar terjadi pertukaran udara.

3.      Jauhkan tangan dari tubuh saat mengeringkan kutek.

4.      Hindari meniup kutek saat mengeringkannya karena kemungkinan besar Anda akan menghirup bahan kimia kutek.

5.      Berhati-hatilah agar kutek tidak menempel di kulit atau kutikula karena kulit lebih mudah menyerap bahkan kimia.

6.      Tiap kali selesai menggunakan dan menghapus kutek, jangan lupa untuk mencuci tangan dengan air dan sabun agar tidak ada bahan kimia yang menempel pada kuku.

Kutek memang bisa membuat kuku terlihat menarik dan indah dipandang. Namun, pastikan Anda memilih produk kutek yang aman agar tidak mengganggu kondisi kesehatan. Untuk memastikannya, pilihlah produk yang telah terdaftar di BPOM.

 

Referensi :

Denata Rahmadani. 2021. Bahaya Kutek untuk Kesehatan. Jurnal Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya.

National Institutes of Health. National Institute of Environmental Health Sciences. Phthalates.

Borke, J. National Institutes of Health. 2022. US. National Library of Medicine MedlinePlus. Nail Polish Poisoning.

Nassim, J. & Liu, K. Harvard Health Publishing Harvard Medical School. 2019. A look at the Effects of Nail Polish on Nail Health and Safety.

Smith, A. Baby Centre UK. 2023. Is It Safe to Use Nail Polish and Nail Polish Remover.

Timmons, J. Healthline. 2022. The Truth about Non-Toxic Nail Polish, Plus the Best Alternative for Put-Together Nails.

Pregnancy Birth & Baby. 2022. Toxic household products to avoid during pregnancy.