Kamis, 06 Juli 2023 09:22 WIB

Bahaya Keracunan Sianida

Responsive image
14336
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Sahabat sehat, ingat dengan kasus kopi sianida? atau kasus sate ayam bercampur racun kalium sianida yang mengakibatkan anak pengemudi ojek online meninggal dunia di Kabupaten Bantul Yogyakarta sekitar 2 (dua) tahun yang lalu?

Keracunan sianida memang bisa berakibat fatal, bahkan dapat menghilangkan nyawa seseorang. Kondisi ini biasanya terjadi saat seseorang tanpa sengaja menghirup atau menelan sianida. Saat hal tersebut terjadi, biasanya muncul gejala kesulitan bernapas, kejang, hilang kesadaran, hingga henti jantung. Itulah mengapa keracunan bisa menjadi kondisi yang fatal. Semenjak zaman dahulu sianida dikenal sebagai racun dan telah digunakan dalam pembunuhan massal, dalam kasus bunuh diri, dan sebagai senjata perang. Keracunan sianida kemudian bisa menyebabkan gangguan kekurangan oksigen dalam sel. Kabar buruknya, gejala penyakit ini bisa memburuk dalam waktu singkat, sehingga risiko kematian menjadi sangat tinggi. Sianida sendiri merupakan senyawa kimia yang dapat ditemukan dalam bentuk gas atau kristal. Ada beberapa jenis sianida yang bisa berbahaya jika terhirup, yaitu hidrogen sianida, klorida sianida, sodium sianida, dan potasium sianida. Keracunan sianida adalah kondisi ketika seseorang tanpa sengaja menghirup atau menelan sianida. Keracunan ini dapat menyebabkan keluhan berupa sulit bernapas, kejang, hilang kesadaran, atau henti jantung. Gejala tersebut bisa memburuk dalam waktu cepat, bahkan hingga menyebabkan kematian. Paparan sianida dapat menyebabkan sel-sel tubuh kekurangan oksigen. Akibatnya, fungsi sel-sel tersebut menjadi terganggu dan kemudian mati.

Penyebab Keracunan Sianida

Sianida adalah senyawa kimia yang sering dimanfaatkan untuk membasmi hama dan serangga. Senyawa kimia ini juga digunakan dalam berbagai industri, seperti kertas, tekstil, plastik, atau pertambangan.

Selain itu, sianida juga bisa ada dalam asap rokok atau asap hasil pembakaran plastik. Sianida dalam bentuk gas umumnya tidak berwarna, tetapi memiliki bau khas seperti “bau almond”.

Keracunan sianida bisa terjadi saat seseorang terpapar sianida, baik melalui kontak dengan kulit, menghirup, maupun menelan sianida. Kondisi ini lebih berisiko terjadi pada seseorang yang bekerja di bidang berikut :

1.      Fotografi

2.      Pertanian

3.      Pengolahan logam

4.      Pertambangan

5.      Pengolahan plastik, kertas, dan kain

6.      Pewarnaan

7.      Pembuatan perhiasan

8.      Kimia

Gejala Keracunan Sianida

Keluhan akibat keracunan sianida dapat muncul dalam waktu yang cepat. Gejalanya tergantung pada jumlah sianida yang terhirup atau tertelan. Jika terpapar dalam jumlah banyak, sianida dapat menyebabkan kerusakan sel, jaringan, dan organ, dalam waktu yang cepat.

Beberapa gejala yang dapat terjadi akibat keracunan sianida adalah :

1.      Kejang

2.      Sulit bernapas

3.      Hilang kesadaran

4.      Tekanan darah rendah (hipotensi).

5.      Henti napas

6.      Denyut jantung lambat (bradikardia).

7.      Henti jantung

Keracunan sianida juga bisa menyebabkan perubahan warna kulit menjadi kemerahan. Hal ini karena oksigen terperangkap di dalam darah dan tidak bisa masuk ke dalam sel tubuh.

Pemeriksaan Keracunan Sianida

Dokter akan melakukan tanya jawab seputar keluhan yang dialami pasien, aktivitas, pekerjaan, serta makanan dan minuman terakhir yang dikonsumsi pasien, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik.

Untuk memastikan apakah pasien mengalami keracunan sianida, dokter akan melakukan tes darah. Tujuannya adalah untuk mengukur kadar sianida, kadar oksigen, kadar laktat, kadar karbon monoksida, dan methemoglobin di dalam darah.

Pengobatan Keracunan Sianida

Perlu diketahui bahwa pengobatan akibat paparan racun sianida hanya bisa dilakukan oleh petugas medis.

Jika terjadi kebakaran atau kebocoran zat kimia yang mengandung sianida di tempat kerja, Anda dapat melakukan upaya pertolongan pertama untuk mencegah paparan sianida, yaitu :

1.      Segera keluar ruangan atau pergi dari lokasi agar Anda tidak menghirup udara yang sudah tercemar sianida.

2.      Saat menyelamatkan diri, tiaraplah sedekat mungkin dengan tanah dan lindungi saluran pernapasan bila Anda tidak bisa keluar dari area tersebut.

3.      Bila mata terasa panas dan pandangan kabur akibat kebakaran, aliri mata Anda dengan air selama 10-15 menit, serta cuci rambut dan tubuh Anda dengan air dan sabun selama 20 menit, kemudian bilas.

4.      Jangan meminum sesuatu dan jangan berusaha membuat diri Anda muntah jika tidak sengaja menelan sianida.

5.      Bila pakaian atau barang yang melekat di tubuh Anda terkena sianida, segera lepaskan dan masukkan ke dalam kantong plastik yang tertutup, kemudian lapisi kembali dengan kantong plastik.

Jika Anda melihat orang yang diduga mengalami keracunan sianida, bawalah orang tersebut ke ruang terbuka. Bila Anda pernah mendapatkan pelatihan bantuan hidup dasar, lakukan teknik RJP atau resusitasi jantung paru pada orang tersebut.

Perlu diingat, jangan sesekali memberikan bantuan napas dari mulut ke mulut kepada orang yang dicurigai mengalami keracunan sianida.

Anda juga harus berhati-hati menangani orang yang kulit atau pakaiannya terkena sianida. Tindakan terbaik yang bisa Anda lakukan adalah dengan menghubungi petugas medis agar Anda tidak ikut terpapar sianida.

Pasien yang dicurigai mengalami keracunan sianida akan langsung diberikan bantuan oksigen. Pada pasien dengan henti napas, akan dilakukan intubasi endotrakeal, yaitu memasukkan selang napas ke tenggorokan untuk melancarkan pernapasannya.

Selanjutnya, dokter akan memantau kondisi pasien dan memberikan beberapa pengobatan, seperti :

1.      Obat penawar sianida, seperti natrium tiosulfat, amil nitrit, sodium nitrit, atau hidroksikobalamin, untuk mempercepat proses detoksifikasi.

2.      Epinephrine, untuk membantu kerja jantung dan pembuluh darah agar lebih optimal dalam mengalirkan oksigen ke organ vital.

3.      Arang aktif, untuk pasien yang keracunan akibat menelan sianida selama masih dalam waktu 4 jam.

4.      Natrium bikarbonat, untuk pasien yang mengalami asidosis.

5.      Obat anti kejang, seperti lorazepam, midazolam, dan fenobarbital, untuk pasien yang mengalami kejang.

 

Referensi :

Putu Nita Cahyawati, dkk. 2017. Keracunan Akut Sianida. Jurnal Farmasi, Fakultas Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Universitas Warmadewa Denpasar.

Panigrahi, N., et al. 2019. Cyanide Toxicity ! Colour of Blood Says It All. Indian Journal of Critical Care Medicine: Peer-Reviewed, Official Publication of Indian Society of Critical Care Medicine, 23 (3), pp. 155-156.

Centers for Disease Control and Prevention. 2018. Emergency Preparedness and Response. Facts about Cyanide.

National Institute of Health. 2022. National Library of Medicine. Hyperbaric Evaluation and Treatment of Cyanide Toxicity.

MedicineNet. 2021. Medical Definition of Cyanide.

Medscape. 2021. Cyanide Toxicity Clinical Presentation.

 

https://pdcproductions.com/ https://oceandata.hangtuah.ac.id/point/