Selasa, 12 Juli 2022 13:35 WIB

Abses Paru

Responsive image
7128
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Ketika bakteri memasuki tubuh sistem kekebalan tubuh akan mengirimkan sinyal kepada  sel darah putih untuk menangkal infeksi pada daerah yang terinfeksi. Ketika sel darah putih menyerang bakteri, beberapa jaringan di dekatnya mati, sehingga menciptakan lubang yang kemudian terisi oleh nanah yang merupakan kumpulan dari jaringan mati, sel darah putih, dan bakteri. Lubang atau rongga ini lah yang disebut dengan abses. Abses paru merupakan kondisi ketika infeksi bakteri menyerang organ paru sehingga timbul nanah dan ditandai dengan batuk berdahak. Penderita yang mengeluarkan dahak saat batuk, maka biasanya dahak ini akan mengandung nanah, darah serta bau tidak menyenangkan. Tubuh menganggap nanah sebagai limbah dan akan berusaha untuk menyingkirkannya. Tetapi ketika nanah terkumpul dalam suatu abses, tubuh akan kesulitan untuk mengeluarkannya, akibatnya abses yang terbentuk dapat menekan kulit dan jaringan yang meradang di sekitarnya, sehingga menyebabkan rasa sakit. Abses paru adalah infeksi bakteri yang terjadi di jaringan paru-paru. Infeksi menyebabkan jaringan mati, dan akumulasi nanah di dalamnya. Penanganan perlu segera dilakukan terhadap kondisi ini, jika tidak abses paru dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya dan berpotensi membahayakan nyawa.

Penyebab Abses Paru
Berdasarkan penyebabnya, abses paru terbagi menjadi 2 (dua) jenis :

1. Abses Paru Primer
Abses paru primer terjadi akibat infeksi di dalam paru-paru itu sendiri. Munculnya infeksi di dalam jaringan paru-paru umumnya diakibatkan oleh masuknya cairan atau makanan yang mengandung bakteri secara langsung ke dalam paru-paru (aspirasi paru). Selain akibat aspirasi paru, abses paru primer juga bisa terjadi akibat beberapa kondisi berikut :

  •  Pneumonia, terutama  pneumonia aspirasi .
  • Penyumbatan saluran udara di dalam paru-paru, baik akibat tumor, benda asing, maupun pembesaran kelenjar di dalam paru-paru.
  • Bronkiektasis, yaitu pelebaran, penebalan, dan kerusakan pipa saluran napas (bronkus).
  • Cystic fibrosis, yaitu penyakit saluran pernapasan yang mengakibatkan lendir atau dahak di saluran pernapasan menjadi lebih kental sehingga aliran napas dari atau menuju paru-paru tersumbat.

2. Abses Paru Sekunder
Abses paru sekunder terjadi ketika infeksi bagian tubuh lain menyebar dan menginfeksi paru-paru.

  • Masuknya bakteri penyebab infeksi pada mulut atau saluran pernapasan atas ke dalam paru-paru.
  • Aliran darah, yang berasal dari infeksi pada jantung.
  • Kerongkongan

Faktor Risiko Abses Paru
Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami abses paru, yaitu :

  • Mengalami  kecanduan alkohol  atau penyalahgunaan NAPZA.
  • Sedang dalam pengaruh obat bius atau obat penenang.
  • Menderita Diabetes Mellitus.
  • Menderita penyakit gigi dan  gusi  yang parah.
  • Mengalami koma dalam waktu lama.
  • Menderita  penyakit jantung bawaan .
  • Memiliki daya tahan tubuh yang lemah, misalnya karena menderita kanker atau  HIV/AIDS .

Gejala Abses Paru
Gejala utama abses paru-paru adalah  batuk yang terus-menerus. Batuk dapat disertai dengan dahak yang mengandung darah atau nanah yang berbau tidak sedap. Gejala lain yang dapat muncul akibat abses paru adalah :

  • Nyeri dada
  • Sesak napas
  • Penurunan berat badan
  • Mudah lelah
  • Demam tinggi, yaitu lebih dari 38 0 C
  • Hilang nafsu makan
  • Bau mulut (halitosis)
  • Keringat berlebih, terutama pada malam hari

Pemeriksaan Abses Paru
Untuk mendiagnosis abses paru, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala dan riwayat kesehatan pasien, diikuti dengan pemeriksaan fisik. Selanjutnya, dokter akan melakukan beberapa
pemeriksaan penunjang guna memastikan diagnosis, yaitu :

  • Tes dahak , untuk mendeteksi infeksi dan mengetahui jenis bakteri penyebab infeksi.
  • Foto rontgen dada, untuk melihat kondisi bagian dalam paru-paru dengan menggunakan sinar rontgen.
  • Ultrasound (USG) paru-paru, untuk memeriksa keberadaan abses paru melalui penggunaan gelombang ultrasonik.
  • CT scan , untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dibandingkan dengan foto rontgen sehingga abses paru lebih mudah terdeteksi.
  • Bronkoskopi , untuk memeriksa bagian dalam paru-paru dan mengambil sampel jaringan paru-paru (biopsi) guna diteliti di laboratorium.

Pencegahan Abses Paru
Mengingat penyebab umum abses paru adalah aspirasi paru, maka upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mencegah terjadinya kondisi tersebut. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah :

  • Hindari makan dan minum secara berlebihan dengan cepat.
  • Biasakan makan dan minum secara perlahan.
  • Kunyahlah makanan dengan baik sebelum menelannya.
  • Selalu makan dan minum dalam posisi duduk.
  • Hindari langsung berbaring setelah makan dan minum.
  • Posisikan bagian kepala lebih tinggi dari badan saat makan atau minum, terutama pada orang yang hanya bisa berbaring karena sakit.
  • Konsumsi obat-obatan sesuai dengan anjuran dokter, terutama obat-obatan yang memiliki efek samping mengantuk.
  • Jaga  kebersihan gigi  dan mulut.

 

Referensi :

1. Ika Dyah Kurniati, dkk. 2015. Buku Ajar Pemeriksaan Paru. Fakultas Kedokteran Universitas Jendral Sudirman Purwokerto.

2. Adelya Putri. 2021. Memahami Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasi Abses Paru. Jurnal Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya.

3. Carvalho, J., et al. 2019. Unusual Case of a Giant Lung Abscess Initially Misdiagnosed and Treated as an Empyema. British Medical Journal Case Reports.

4. Mohapatra, M., Rajaram, M., & Mallick, A. 2018. Clinical, Radiological and Bacteriological Profile of Lung Abscess - An Observational Hospital Based Study. Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences, 6(9), pp. 1642-6.

5. Dock, E. Healthline. 2018. Aspiration Pneumonia : Symptoms, Causes, and Treatment.

6. Eldridge, L. Verywell Health. 2019. An Overview of Lung Abscess.

7. Kioumis, I., & Pitsiou, G. BMJ Best Practice. 2021. Lung Abscess.

8. Klompas, M. Uptodate 2021. Lung Abscess in Adults.