Selasa, 13 Juni 2023 15:13 WIB

Hipertensi Pulmonal Kenali Gejala Awalnya

1067

Ida Bagus Aditya Nugraha - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Hipertensi pulmonal (HP) adalah manifestasi hemodinamik dari berbagai proses patologi yang menyebabkan peningkatan tekanan arteri pulmonal (mPAP) >25 mm Hg, mean pulmonary wedge pressure, left ventricular end diastolic pressure kurang dari 15 mmgHg dan pulmonary vascular resistance >3 wood units (1,2). Keadaan ini dengan gejala yang khas sering menyebabkan gangguan pada beberapa sistem, misal saja pada pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik ( PPOK) yang lama. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit paru obstruksi akibat proses inflamasi saluran pernapasan dan parenkim paru. Pada beberapa kasus PPOK ditemukan perubahan pada pembuluh darah pulmonal yang ternyata tidak jarang terjadi sehingga menyebabkan gangguan pertukaran gas dan menyebabkan hipertensi pulmonal yang berasosiasi dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas (1,2). Menurut klasifikasi WHO terdapat 5 kelompok besar penyebab HP. Hipertensi pulmonal yang berhubungan dengan penyakit paru atau hipoksemia, termasuk PPOK masuk dalam kelompok ketiga (3).

Angka harapan hidup pasien PPOK yang disertai HP secara signifikan menurun dibandingkan pasien dengan PPOK atau HP yg tidak terjadi bersamaan. Tekanan arteri pulmonal adalah indikator paling baik untuk memprediksikan mortalitas. Angka harapan hidup 5 tahun pada pasien dengan mPAP>25 mmHg adalah 36% sedangkan pasien dengan mPAP kurang dari 25 mmHg meningkat menjadi 62%. Sementara itu tanda tanda disfungsi jantung kanan, tanda adanya hipertrofi ventrikel kanan pada EKG merupakan parameter lain yang berguna untuk memprediksikan angka harapan hidup (4). Hipertensi pulmonal juga merupakan faktor prediktor kemampuan atau kapasitas olah raga (exercise capacity). Pada pasien dengan PPOK berat yang menjalani pemeriksaan kateterisasi jantung kanan ditemukan bahwa peningkatan mPAP berasosiasi dengan kemampuan test fisik yaitu 6 minutes walk distance (6MWD).

Hipertensi pulmonar tidak sama dengan hipertensi seperti biasanya. Pada kondisi hipertensi pulmonla arteri kecil di paru-paru menjadi sempit atau tersumbat. Lebih sulit bagi darah untuk mengalir melaluinya, dan ini dapat meningkatkan tekanan darah di paru-paru. Gejala hipertensi pulmonal biasanya tidak terlihat hingga kondisi berkembang. Gejala awal hipertensi pulmonal biasanya sesak napas dengan aktivitas sehari-hari, seperti menaiki tangga. Kelelahan, pusing, dan pingsan juga bisa menjadi gejala. Pembengkakan di pergelangan kaki, perut atau kaki, bibir dan kulit kebiruan, dan nyeri dada dapat terjadi saat tekanan pada jantung meningkat. Gejala berkisar dalam tingkat keparahan dan pasien tertentu mungkin tidak memiliki semua gejala.

Pada stadium lanjut, bahkan aktivitas minimal akan menghasilkan beberapa gejala seperti: detak jantung tidak teratur (palpitasi atau kuat, sensasi berdenyut), pingsan atau pusing, sesak napas progresif selama latihan atau aktivitas, serta kesulitan bernapas saat istirahat. Dengan mengenali gejala lebih awal kami mengharapkan para sobat sehat bisa membawa sanak keluarganya jika mengalami keluhan yang sama. Salam Sehat..Tetap Semangat

Referensi:

Elwing J, Panos RJ. Pulmonary hypertension associated with COPD. Int J Chron Obstruct Pulmon Dis.2008;3(1):55–70.

Jyothula S, Safdar Z. Update on pulmonary hypertension complicating chronic obstructive pulmonary disease. Int J Chron Obstruct Pulmon Dis. 2009;4:351–63.

McLaughlin V V, Archer SL, Badesch DB, Barst RJ, Farber HW, Lindner JR, et al. ACCF/AHA 2009 expert consensus document on pulmonary hypertension: a report of the American College of Cardiology Foundation Task Force on Expert Consensus Documents and the American Heart Association: developed in collaboration with the American College . Circulation. 2019;119:2250–94.

Chaouat a, Naeije R, Weitzenblum E. Pulmonary hypertension in COPD. Eur Respir J. 2008;32:1371–85.

Artikel Lain