Batuk merupakan salah satu upaya pertahanan tubuh yang alamiah untuk membuang sekresi mukus yang berlebihan disaluran nafas ataupun benda asing yang masuk ke saluran nafas. Batuk dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab, misalnya rangsangan selaput lendir saluran nafas dan radang pada saluran nafas. Batuk juga dapat disebabkan oleh bau-bauan, debu, gas dan perubahan suhu yang mendadak, ataupun juga merupakan menifestasi klinis dari penyakit infeksi tuberkulosis paru, asma, atau kanker paru. Polusi udara yang terjadi di kota besar di Indonesia yang kemudian dihirup oleh masyarakat adalah udara kotor yang banyak mengandung partikel polutan berbahaya, sehingga dapat menyebabkan penyakit dan manifestasi yang sering muncul adalah batuk. Prevalensi batuk dijumpai sekitar 15% pada anak-anak dan 20% pada dewasa. Satu dari sepuluh pasien yang berkunjung ke praktek dokter setiap tahunnya memiliki keluhan utama batuk. Tentu saja bila batuk itu berlebihan, maka akan terasa amat mengganggu, yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup.
Definisi batuk
Batuk adalah respon eksplosif dari ekspirasi pada proses pernafasan yang berfungsi untuk melindungi paru-paru dari aspirasi dan meningkatkan gerakan sekresi saluran nafas menuju mulut. Batuk merupakan refleks penting dalam melindungi dan membersihkan saluran nafas. Stimulus yang dapat menimbulkan batuk beragam, adanya partikel yang terhirup, mukus atau dahak berlebih pada saluran nafas, radang hingga benda asing pada saluran nafas.
Klasifikasi Batuk
Berdasarkan lamanya, batuk dibagi menjadi batuk akut dan batuk kronis. Batuk akut adalah batuk yang berlangsung tidak lebih dari 3 minggu. Sebagian besar batuk akut akan sembuh dengan sendirinya. Batuk sub-akut adalah batuk yang berlangsung selama 3-8 minggu. Sedangkan, batuk kronis adalah batuk yang timbul lebih dari 8 minggu. Paling sering terjadi pada perokok, tuberkulosis paru, penyakit obstruktif paru kronik, maupun gastroesophageal reflux disease (GERD). Khusus pada infeksi tuberkulosis paru, dipakai batasan lama batuk yaitu lebih dari 2 minggu untuk menapis kemungkinan infeksi tuberkulosis paru.
Berdasarkan jenisnya, batuk dibagi menjadi batuk produktif dan batuk nonproduktif. Batuk produktif disebut sebagai batuk efektif karena mengeluarkan mukus atau dahak dari paru-paru. Batuk produktif kebanyakan adalah akut dan sering disebabkan infeksi bakteri dan virus. Batuk yang memproduksi dahak hampir sepanjang hari selama 3 bulan untuk 2 tahun berturut, memenuhi diagnosis bronkitis kronis. Batuk dikatakan produktif jika menghasilkan dahak lebih dari 30ml per hari. Batuk jenis ini sebaiknya jangan dihentikan karena infeksi rekuren dan konstan tetap ada dan jika dihentikan maka tidak ada mekanisme untuk mengeluarkannya. Oleh karena itu, dipilih pengobatan untuk mengencerkan dahak sehingga mudah dikeluarkan melalui batuk.
Sedangkan, batuk nonproduktif disebut juga batuk tidak efektif karena tidak akan mengeluarkan mukus atau dahak dari paru-paru. Batuk nonproduktif juga merupakan batuk kering dan batuk iritasi tanpa dahak. Batuk nonproduktif ini biasanya kronis dan sering disebabkan oleh iritasi, debu dan asap rokok. Didapatkan prevalensi batuk tiga kali lipat lebih besar diantara perokok dibandingkan dengan yang tidak pernah merokok. Pemberhentian merokok dihubungkan dengan resolusi atau perbaikan batuk pada 90% individu, dengan lebih dari 50% yang melaporkan hilangnya batuk dalam waktu 1 bulan. Beberapa penyebab batuk kering lainnya sepert infeksi virus, batuk yang disebabkan oleh virus tidak memerlukan antibiotik karena antibiotik tidak dapat membunuh virus. Penggunaan antibiotik yang tidak perlu dapat merugikan tubuh karena dapat membunuh bakteri yang baik bagi tubuh. Efek samping obat seperti ACE inhibitor juga dapat menyebabkan batuk kering, dengan penghentian atau penggantian ke jenis golongan obat lainnya, maka gejala batuk tersebut akan hilang.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami batuk. Tidak semua batuk itu harus segera dihilangkan. Batuk juga merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan mukus atau dahak maupun benda asing yang terdapat diddalam saluran nafas. Berdasarkan klasifikasinya baik dari lamanya dan jenisnya, dapat menjadi informasi yang akurat untuk pemberi pelayanan kesehatan agar dapat memberikan diagnosis dan tatalaksana yang optimal.
Referensi:
Morice A. Epidemiology of cough. In Cough: causes, mechanism and therapy. Blackwell Publisihing 2003; 11-16
Causes acute and chronic cough. In Murray FJ, Mason JR, Broaddus VC, Nadel JA. Murray and Nadels Textbook of Respiratory Medicine. Vol 2. Elsevier Saunders 2005.
Chung K. Cough in the clinic. Blackwell publishing 2003; 81-89
Weinberger S. Harrison principle of internal medicine 17 edition. The McGraw-Hill. 2008.
Sumber Gambar: https://unsplash.com/photos/C-zwLtPSErc
DOC, PROMKES,RSMH