Rabu, 26 April 2023 07:42 WIB

Catharsis Seni Penyembuhan Mengatasi Stress dan Gangguan Emosi dalam Masa Adaptasi di Era Transisi Pandemi Menuju Endemi Covid-19

Responsive image
2150
Ni Putu Budi Mulianingsih, SE, MPH - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Seperti kita ketahui Pandemic COVID yang dimulai dari tahun 2019 yang belum berakhir sampai saat ini menyebabkan krisis Kesehatan secara global. Pandemi berkepanjangan ini sudah mengganggu ketahanan stress dan kesehatan mental manusia. Menurut  sebuah Jurnal Eur. Neuropsychopharmacol, [2022], National Institute of Health [NIH] ditemukan bahwa pandemi Covid-19 membahayakan Kesehatan mental dan ketahanan stress pada kelompok yang rentan yaitu pasien dengan gangguan jiwa, pasien COVID, petugas kesehatan, anak-anak, remaja, ibu hamil dan orang tua. Di Indonesia walaupun sudah terjadi penurunan kurva pandemi, Pemerintah tetap mencanangkan untuk  tetap beradaptasi dengan COVID dengan kebiasaan-kebiasaan baru dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Kondisi Pandemi tentunya berdampak buruk secara psikologis yang menimbulkan gangguan  emosi seperti perasaan cemas, takut, mudah marah, stress, dan emosi negatif lainnya. Apalagi stress yang berkepanjangan tidak terkendali beresiko pada Kesehatan mental dan tubuh fisik. Di masa adaptasi era transisi ini siapa yang tidak ingin hidup sehat dan bahagia?  Untuk bisa tentu semua ingin  menikmati hidup normal kembali bisa beraktifitas serta terbebas dari belenggu stress dan frustasi.  Bagaimana caranya mengurangi stress. Ada beberap upaya seperti managemen stress melalui penyuluhan. Namun ada cara yang efektif dan mudah yaitu melalui tehnik Catharsis.

Apa itu Catharsis?

Catharsis atau Katarsis ditemukan pertama kali oleh Aristoteles seorang ahli filsafat dari Yunani.  Istilah Katarsis berasal dari kata ‘kathoros’ dalam Bahasa Yunani artinya ‘untuk menyucikan atau membersihkan’. Istilah ini kemudian dipopulerkan oleh Sigmund Freud dalam Teory Psikoanalisis dan  banyak diterapkan dalam bidang Psikologi. Menurut Sigmund Freud Katarsis merupakan proses pelepasan segala emosi yang tertahan dengan cara positif dan konstruktif sehingga membuat seseorang menjadi lega dan lepas dari segala ketegangan dan beban. Katarsis kemudian berkembang menjadi suatu metode penyembuhan karena efek terapi yang ditimbulkan. Penyakit yang diakibatkan karena pikiran.

Katarsis Efektif untuk Mengatasi Stress dan Emosi Negatif

Catharsis adalah sebuah seni untuk pemurnian atau pembersihan disertai pelepasan emosi dan vibrasi negatif efektif untuk membantu pemulihan dan pembaharuan mental dan spirit. Katarsis proses pelepasan emosi dan energi negatif dilakukan dengan menggunakan gerakan dan suara di antaranya yaitu shaking (menggetarkan seluruh anggota tubuh baik lengan, tangan, jari, kaki, punggung, dan kepala), tremor (gerakan gemetar pada satu atau beberapa bagian tubuh), berteriak, dan menangis. Metode ini secara langsung akan melepaskan berbagai endapan emosi tertahan yang telah lama mengendap dan tidak dikeluarkan. Katarsis bisa dilakukan di ruangan tertentu dimana seseorang bisa melepaskan  segala emosi tanpa membahayakan dirinya dan orang lain. Dalam terapi ini diharapkan seseorang yang mengalami gangguan emosi menjadi kacau sehingga seluruh endapan emosi yang mengendap keluar sehingga mudah dilepaskan dan mudah diamati. Katarsis bisa juga dilakukan dengan cara berolahraga, bernyanyi, menari, dan menulis.

Apa Saja Manfaat Katarsis?

Katarsis merupakan metode penyembuhan yang memberikan manfaat yaitu:

  1. Membantu pelepasan stress. Stres terjadi  karena ketidakmampuan kita untuk menyadari antara keinginan, kebutuhan, dan daya dukung atau kemampuan. Kurang iklas menerima kondisi tertentu serta tidak mampu kita menerima  keadaan seperti adanya pandemi dan segala dampak dari pandemi Covid-19 sering membuat kita menjadi mudah tegang. Dalam Melakukan katarsis kita diajak melepaskan stres pikiran, emosi dan stres fisik melalui praktek pelepasan ketegangan dan tremor [menggetarkan tubuh].
  2. Melepaskan Trauma. Trauma akibat Pandemi yang berkepanjangan membentuk pribadi yang tidak maksimal dan kurang produktif.  Perasaan Ketakutan masa lalu yang membuat kita terbatas untuk melakukan sesuatu. Kita sering mengalami kebencian, kemarahan, ketakutan, ketidakberdayaan, kesedihan, keterbatasan, ketidakpercayaan diri, kelemahan, dan sulit bahagia. Kata-kata saja tak bisa mengubahnya dengan mudah. Diperlukan sebuah tehnik untuk pelepasan trauma.
  3. Membuat  diri menjadi semakin baik karena energy negatif  dalam diri perlahan lahan dibersihkan dengan cara aman dan positif.
  4. Mengatasi gangguan penyakit yang diakibatkan oleh pikiran negatif yaitu :

          Gangguan Pikiran & Emosi:

  • Mudah Marah
  • Kebencian
  • Kecemasan
  • Kesedihan
  • Sering merasa tertekan
  • Stress pekerjaan

           Gangguan Psikosomatis dan penyakit fisik karena pikiran

  • Gangguan Asam Lambung/GERD
  • Mudah Lelah
  • Kehilangan semangat
  • Kliengan
  • Khawatir berlebihan terhadap penyakit
  • Stres karena penyakit.

            Gangguang prilaku dan kebiasaan buruk

  • Gangguan tidur
  • Tidak percaya diri
  • Takut bicara depan umum

 

 

Referensi:

Bertens, Kees. [2006]. Psikoanalisis Sigmund Freud. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Catharsis. [2015]. Viewed pada 8 April 2015, dari  https://www.goodtherapy.org/blog/psychpedia/catharsis

Damarjati, D. [2021]. RI Melangkah ke Era Endemi Sembari Pegang Kunci Hidup Bersama Corona, Viewed pada 28 Nopember 2021, dari https://news.detik.com/berita/d-5830895/ri-melangkah-ke-era-endemi-sembari-pegang-kunci-hidup-bersama-corona.

Handayani, F. [2022]. Penyuluhan Manajemen Stress Era Transisi Pandemi Menjadi Endemi Covid-19. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Nusantara [JPkMN]. Vol.3.no.2, pp. 744-747.

Manchia, M et al. [2022]. “The Impact Of The Prolonged COVID-19 Pandemic On Stress Resilience And Mental Health: Critical Review Across Waves,” Eur. Neuropsychopharmacol. vol. 55, pp. 22–83.

Pemerintah Bersiap Melakukan Transisi dari Pandemi Menuju Endemi. [2021]. Viewed pada 17 September 2021, dari https://covid19.go.id/masyarakat-umum/mari-bersiap-transisi-dari-pandemi-ke-endemi

Scheff, Thomas.J. [2001]. Katarsis in Healing, Ritual and Drama. Barkeley, CA:  IUniverse 

Wahyuningsih, Sri. [2017]. Teori Katarsis danPerubahan Sosial. Jurnal Komunikasi. Vol. XI.No. 01, pp, 39-52

Katarsis: Pengertian, Manfaat, dan Cara Menerapkannya. [2022]. Viewed pada 14 September 2022, dari https://kumparan.com/kata-dokter/katarsis-pengertian-manfaat-dan-cara-menerapkannya-1yqnjXr0Ixb/ful