Darah adalah komponen penting dalam tubuh yang membawa nutrisi dan oksigen ke seluruh organ tubuh, termasuk organ vital seperti otak, jantung, ginjal, paru-paru, dan hati. Jika terjadi kekurangan darah dalam tubuh yang disebabkan oleh beberapa hal, maka kebutuhan nutrisi dan oksigen dari organ- organ tersebut tidak bisa terpenuhi. Kerusakan jaringan bisa terjadi dengan cepat yang berujung pada kematian. Untuk mencegah hal tersebut, diperlukan pasokan darah dari luar tubuh. Proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat (pendonor) ke orang sakit/membutuhkan (resipien) disebut transfusi darah.
Transfusi darah sangat umum diberikan pada periode perioperatif terutama untuk operasi besar. Berdasarkan studi epidemiologis di Inggris pada tahun 2014 didapatkan 26,7% (12.318 unit) persediaan red cell unit ditransfusikan pada pasien yang menjalani prosedur pembedahan. Kehilangan darah dan hipovolemia dapat terjadi pada periode pasca operasi. Pencegahan, deteksi dini dan perawatannya sangat penting untuk kesehatan pasien dan mungkin mengurangi kebutuhan akan transfusi. Perhatian khusus harus diberikan pada pasien dengan hipoksia pasca operasi, pemantauan tanda vital, keseimbangan cairan dan analgesia. Plasma intraoperatif yang lebih tinggi terhadap rasio transfusi sel darah merah dikaitkan dengan kebutuhan plasma dan sel darah merah yang lebih sedikit dalam 24 jam pertama setelah operasi.
Anemia umum terjadi setelah operasi. Strategi untuk membatasi perkembangan anemia salah satunya dengan pemberian transfusi darah. Pemberian transfusi pasca bedah dianjurkan diberikan setelah pasien sadar, untuk mengetahui sedini mungkin reaksi transfusi yang mungkin timbul. Pada periode paska bedah, terutama pasien yang sudah atau sedang memperoleh transfusi darah, segera lakukan evaluasi status hematologi dan pemeriksaan faal hemostasis untuk mengetahui sedini mungkin setiap kelainan yang terjadi Tujuan pemberian transfusi darah pasca bedah yaitu untuk mengoreksi komponen darah yang belum terpenuhi selama operasi, dan mengisi volume sirkulasi.
Apa Manfaat Transfusi Darah?
Meningkatkan kadar (Hemoglobin) Hb.
Mengganti darah yang hilang karena perdarahan misalnya perdarahan saat melahirkan, atau operasi besar dengan perdarahan yang banyak.
Mengganti kehilangan plasma darah misalnya pada luka bakar,
Mencegah dan mengatasi perdarahan karena kekurangan/kelainan komponen darah misalnya pada penderita thalasemia.
Referensi :
Watering LMG. Alternatives to Blood Transfusion in Transfusion Medicine. Research Gate. 2008 Nov. doi: 10.1111/j.1778- 428X.2008.00114.x
Kaur P, Basu S, Kaur G, dkk. Transfusion issues in surgery. Internet Journal of Medical Update. 2013 January;8(1):46-50
Tinegate H, Pendry K, Murphy M, et al. Where do all the red blood cells (RBCs) go? Results of a survey of RBC use in England and North Wales in 2014. Transfusion. 2016;56(1):139-145. doi:10.1111/trf.13342
Franchini, et al. (2017). Red Blood Cell Transfusion Policy: A Critical Literature Review. Blood Transfusion = Trasfusione del Sangue, 15 (4), pp. 307–317.
National Heart, Lung, and Blood Institute. https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/blood-transfusion Diakses pada 3 November 2021