Selasa, 04 April 2023 11:28 WIB

Dampak Puasa Ramadhan dalam Memperpanjang Usia dan Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Responsive image
586
R. Lela Nurulhuda, SST - Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung

Puasa Ramadhan memiliki banyak manfaat. Selain untuk membersihkan diri secara spiritual, puasa juga berfungsi sebagai detoksifikasi yang luar biasa bagi tubuh kita. Dengan tidak makan dan minum sepanjang hari tubuh kita akan diberi kesempatan untuk mendetoksifikasi sistem pencernaan kita sepanjang bulan Ramadhan.

Percaya atau tidak, semakin sedikit kita makan, semakin panjang usia kita. Salah satu penyebab utama penuaan dini adalah metabolisme yang lebih lambat karena terlalu banyak makan. Jadi semakin sedikit proses yang dibutuhkan pada sistem pencernaan sehingga metabolisme tubuh berjalan lebih cepat dan efisien.

Puasa sebagaimana yang dilakukan oleh umat Islam tergolong sebagai partial fasting karena puasa ini dibatasi oleh makan sahur dan buka puasa. Di dalam partial fasting atau puasa Ramadhan sebenarnya yang terjadi adalah perubahan pola makan yakni dari semula makan tiga kali sehari menjadi dua kali sehari.

Diperkirakan bahwa perubahan frekuensi makan pada saat puasa menjadi hanya dua kali sehari secara kuantitatif menurunkan jumlah asupan gizi terutama kalori yang masuk ke dalam tubuh. Oleh karena itu wajar kalau sehabis puasa Ramadhan terjadi penurunan berat badan 5 – 10 persen.

Ketika kita berpuasa sebenarnya secara tidak langsung kita mambatasi asupan kalori (calori restriction). Bukti epidemiologis tentang pembatasan kalori dan usia panjang ditemukan pada penduduk Okinawa yang banyak diantaranya bisa mencapai umur lebih dari 100 tahun. Kuncinya adalah mereka mengkonsumsi kalori 60 – 83 persen dibandingkan orang Jepang pada umumnya. Dampak pembatasan kalori ini adalah bahwa orang Okinawa lebih sedikit menderita penyakit jantung, stroke dan diabetes. Jadi dengan berpuasa kita berpeluang mencapai umur lebih panjang, karena pada saat puasa umumnya kita hanya makan 80 persen dari asupan kalori sehari-hari.

Dengan berpuasa tidak berarti kita harus kelaparan karena gizi yang masuk ke dalam tubuh diupayakan untuk selalu cukup, hanya kalori saja yang dikurangi. Ini berarti kualitas lauk-pauk, sayuran dan buah-buahan harus tetap baik dan dalam jumlah yang memadai baik ketika sahur maupun berbuka. Sumber kalori yang dibatasi adalah nasi yang biasanya tiga kali sehari menjadi hanya dua kali sehari. Snack-snack sumber kalori umumnya dikonsumsi lebih sedikit pada saat puasa dibandingkan bukan bulan puasa.

Bagaimana mekanisme pembatasan kalori bisa memperpanjang umur? Ketika kita makan makanan sumber kalori, di dalam tubuh terjadi proses untuk mengubahnya menjadi energi. Dengan energi ini selanjutnya bisa melakukan aktivitas sehari-hari. Hanya saja perubahan kalori menjadi energi ini memerlukan kehadiran oksigen, dan dengan membanjirnya oksigen akan datang pula radikal bebas. Radikal bebas adalah elektron yang tidak mempunyai pasangan, dalam rangka mencari pasangan dia akan menyerang sel-sel tubuh kita sehingga terjadilah kerusakan sel yang akan mempercepat proses penuaan. Jadi, pembatasan asupan kalori pada intinya adalah mengurangi radikal bebas di dalam tubuh, dengan demikian tubuh kita tidak mudah berkarat.

Memangkas kalori ketika berpuasa juga akan berpengaruh pada peningkatan enzim antioksidan di dalam tubuh kita. Enzim tersebut antara lain adalah glutation peroksidase. Glutation adalah biomarker yang sangat tepat untuk membedakan manula sehat dengan manula yang penyakitan. Mereka yang kadar glutationnya tinggi mempunyai risiko sepertiga lebih rendah untuk menderita tekanan darah tinggi, sakit jantung, diabetes, dan infeksi saluran kemih.

Kehadiran enzim antioksidan, akibat pembatasan kalori, akan mampu karsinogen (penyebab kanker) seperti alfatoksin untuk segera keluar dari dalam tubuh. Selain itu, enzim ini juga membawa citra positif untuk memperbaiki kerusakan genetic (DNA) di dalam sel. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa puasa (pembatasan kalori) erat kaitannya dengan sistem kekebalan tubuh yang semakin meningkat.

 

Referensi :

Afifah, Mahardini Nur. . https://health.kompas.com/read/2020/04/24/140200768/7-manfaat-puasa-bagi-kesehatan?page=all [Artikel 24 April 2020, diakses pada tanggal 20 Maret  2023 pukul 14.30]

Khomsan, Prof. Dr. Ir. Ali.2006. Solusi Makanan Sehat. Divisi Buku Olah Raga & Kesehatan. PT Rajagrafindo Persada Jakarta

Ramadhan, Akhie. https://www.baktinusa.id/manfaat-puasa-yang-luar-biasa/ [Artikel  30 April 2020, diakses pada tanggal 20 Maret  2023 pukul 14.00]

Sumber Foto: https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5561893/ini-lho-waktu-yang-tepat-untuk-makan-berat-saat-berbuka-puasa