Banyak orang menikmati minuman selama musim perayaan, tetapi mengonsumsi minuman beralkohol dapat menyebabkan "Holiday Heart Syndrome", suatu kondisi di mana jantung berdetak tidak normal - yang dikenal sebagai atrial fibrillation/fibrilasi atrium (AF). Hal ini sering dialami sebagai keluhan berdebar-debar di dada. Jika terus berlanjut untuk jangka waktu yang lama dan tidak diobati, maka kondisi ini dapat mengakibatkan gangguan fungsi jantung.
Istilah Holiday Heart Syndrome pertama kali dibuat pada tahun 1978 dan terutama digunakan oleh dokter di Amerika Serikat (AS). Di luar AS, nama yang digunakan sedikit kurang dapat melekat, yakni aritmia atrium yang diinduksi alkohol. Para ilmuwan tidak dapat memastikan seberapa umum kondisi ini, terutama karena banyak orang yang mengalami detak jantung tidak normal setelah meminum alkohol mungkin tidak mencari pertolongan medis. Namun, sebuah penelitian di Finlandia, yang diterbitkan pada tahun 1987, melaporkan bahwa 5%-10% kasus baru AF disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan.
Kasus AF jarang terjadi pada orang di bawah 30 tahun, dan episode terisolir pada orang muda sering dikaitkan dengan latihan ketahanan fisik, penggunaan narkoba, dan obesitas. Namun, penyebab paling umum adalah pesta minuman keras. The Copenhagen City Heart Study diidentifikasi lebih dari 1.000 kasus AF di antara 16.500 pria dan wanita. Penggunaan alkohol berat bertanggung jawab atas 5% kasus AF pada pria, dan risiko berkembangnya AF ditemukan 1,5 kali lebih tinggi pada konsumsi alkohol dalam jumlah banyak pada waktu singkat dibandingkan dengan mereka yang minum alkohol dalam jumlah sedang atau tanpa alkohol sama sekali.
Hubungan konsumsi alkohol terkait dengan perkembangan aritmia tidak begitu jelas diketahui. Terdapat kemungkinan adanya efek toksik langsung alkohol pada sel-sel otot jantung atau efek toksik tidak langsung dari produk pemecahan (metabolit) etanol baik pada jantung itu sendiri atau organ lain, seperti kelenjar adrenal yang terletak diatas ginjal. Beberapa mekanisme mungkin dapat dijelaskan. Pertama, alkohol mengganggu hantaran impuls listrik di jantung , mengubah kecepatan transmisi sinyal saraf di otot jantung. Kedua, alkohol dapat meningkatkan pelepasan adrenalin dalam darah dari kelenjar adrenal yang berefek pada jaringan jantung, yang dapat mengubah detak jantung yang menyebabkan aritmia. Ketiga, asam lemak dalam darah meningkat setelah konsumsi alkohol dan dianggap terkait dengan timbulnya AF. Terakhir, metabolit alkohol dapat meningkatkan tingkat kontraksi otot yang tidak normal.
Meskipun para ilmuwan telah menetapkan bahwa konsumsi alkohol yang berlebihan buruk bagi jantung, beberapa pertanyaan tetap tidak terjawab. Pertama, kita tidak tahu apakah tingkat Holiday Heart Syndrome berbeda pada peminum jangka panjang dibandingkan dengan yang bukan peminum. Penggunaan alkohol kronis dikaitkan dengan masalah jantung tertentu yang dikenal sebagai kardiomiopati alkoholik . Pada tahap ini dinding jantung menjadi meregang, menebal atau kaku, mengubah kemampuan jantung untuk memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Mungkin ada risiko tambahan Holiday Heart Syndrome jika peminum alkohol setiap hari melakukan pesta minuman keras.
Kedua, kurangnya informasi tentang faktor risiko jantung lainnya (komorbiditas) dan pengaruhnya terhadap risiko kejadian Holiday Heart Syndrome. Faktor genetik, jenis minuman beralkohol (jumlah konsentrasi alkohol per unit), kecepatan konsumsi dan jika konsumsi dilakukan selama puasa atau setelah makan dapat mempengaruhi perkembangan kejadian AF dan Holiday Heart Syndrome. Namun, ada satu anugerah yang menyelamatkan, bahwa berhenti minum alkohol membalikkan efek penyebab AF, dan pada mereka yang tidak memiliki kondisi jantung yang mendasarinya, tampaknya tidak memiliki efek merusak jangka panjang.
Banyak yang telah diselidiki berkaitan dengan alkohol dan pengaruhnya pada jantung. Namun, banyak dari penelitian yang dipublikasi berfokus pada asupan alkohol yang moderat dan kemampuannya untuk melindungi jantung. Sejak Holiday Heart Syndrome pertama kali disebutkan lebih dari 40 tahun yang lalu, masyarakat dan dokter harus sama-sama sadar akan efek racun alkohol pada jantung, terutama pada mereka yang tidak khas menunjukkan tanda-tanda penyakit jantung.
Sementara itu, musim liburan bagi kita adalah untuk menikmati niat baik dan bergembira, mungkin kita harus berpikir dua kali pada periode liburan ini sebelum kita meraih segelas anggur atau minuman beralkohol lainnya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber:
Tonelo D, Providencia R, Goncalves L. Holiday heart syndrome revisited after 34 years. Arquivos brasileiros de cardiologia, 2013, 101: 183-189.
Mukamal KJ, Tolstrup JS, Friberg J, Jensen G, Grønbaek M. Alcohol consumption and risk of atrial fibrillation in men and women: the Copenhagen City Heart Study. Circulation. 2005 Sep 20;112(12):1736-42. doi: 10.1161/CIRCULATIONAHA.105.547844. Epub 2005 Sep 12. PMID: 16157768.
Gaze DC. Holiday heart syndrome: binge drinking can cause heart problems [Internet]. Westminster 2021 [Updated 23 December 2021; cited 2021 December 25]. Available from: https://theconversation.com/holiday-heart-syndrome-binge-drinking-can-cause-heart-problems-173769