Jumat, 24 Februari 2023 11:08 WIB

Menerapkan Laboratory Information System (LIS) Integrated Technology

Responsive image
3180
Wachid Joko Suseno, SSiT - RS Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta

Asuhan pasien rumah sakit di era industry 4.0 membutuhkan dukungan teknologi informasi dan komunikasi agar asuhan pelayanan berfokus pada pasien sehingga dapat diimplementasikan secara baik.

Digital evolution medicine saat ini amat dibutuhkan dengan bertumbuhnya jumlah pasien. Evolusi ini telah memasuki teknologi kesehatan generasi 4th. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sulit untuk dihindari.

Dibidang kesehatan ada banyak perubahan dibanding ketika industri kesehatan memanfaatkan teknologi generasi industry 3.0, industry 2.0, atau industry 1.0.

Apa yang terjadi dengan industry kesehatan di era industry 4.0 dimana TIK sudah berkembang sedemikian rupa dimana industry kesehatan sudah mulai menggunakan Medical Big Data, Internet of Things (Iot), smartphone, personalized medicine, dan lain sebagainya.

Kejadian human error merupakan lawan dari industri kesehatan. Salah dalam pemberian informasi akan dapat mempengaruhi kesehatan pasien itu sendiri. Itu yang diantisipasi oleh Laboratorium Rumah Sakit Ortopedi Prof, DR, R. Soeharso Surakarta saat mengadakan Laboratory Information System (LIS) Integrated Technology ditahun 2020.

Laboratorium Information System (LIS) atau Sistem Informasi Laboratorium merupakan sistem yang terdapat pada fasilitas kesehatan di mana bertujuan untuk mengelola informasi hingga mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan kinerja laboratorium. Adapun manfaat dari LIS yang terdapat di Unit Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI adalah sebagai berikut:

·       Hasil pemeriksaan lebih cepat dan akurat

·       Keamanan pasien terjamin

·       Meningkatkan performa laboratorium

·       Tingkat Efisiensi

·       Jaminan kepuasan pasien

Menurut keterangan dari Kepala Instalasi Laboratorium Rumah Sakit Ortopedi Prof, DR, R. Soeharso Surakarta dr. Farida, SpPK., MM "Saat ini laboratorium Rumah Sakit Ortopedi Prof, DR, R. Soeharso Surakarta dalam rangka meningkatkan mutu layanan dan keselamatan pasien maka menerapkan Laboratory Information System (LIS) Integrated Technology djmana yaitu terkoneksinya jaringan SIM RS dengan LIS. Hadirnya LIS akan menghindari human error yang terjadi, mampu mempercepat hasil pemeriksaan laboratorium kepada pasien maupun klien (dokter pengirim)", mempercepat proses pelaporan serta mendukung program Rumah Sakit dalam efisiensi kertas (paperless)" ungkapnya di ruangan Laboratorium Rumah Sakit Ortopedi Prof, DR, R. Soeharso Surakarta (16/12/2002).

LIS merupakan salah satu fasilitas software rumah sakit yang mampu melakukan komunikasi antar sistem data base, karena fasilitas ini mampu melakukan migrasi sistem data base yang merupakan kebutuhan pokok operasional agar bisa mendukung tugas dan fungsi pelayanan.

Kehadiran LIS sangat mendukung kebutuhan tugas fungsi pelayanan agar bisa memberikan kemudahan kepada operator lapangan, dalam hal ini adalah para petugas unit kerja laboratorium.

Seperti diketahui dengan cara manual tanpa LIS beberapa software rumah sakit terpisah dengan software bawaan alat laboratorium. Hal ini tentunya akan sangat merepotkan petugas laboratorium, manakala memasukan identitas kunjungan pasien pada dua sistem software yang berbeda.

Dalam bahasa Indonesia LIS disebut dengan Sistem Informasi Laboratorium (LIS) Teknologi Terpadu. LIS ini memberikan pengenalan protokol antar muka yang lebih terstandarisasi. Kemunculan sistem berbasis informasi LIS membantu menyediakan kerangka kerja yang diperlukan untuk pengembangan berkelanjutan automation technology yang baru dengan peningkatan konektivitas dan terintegrasi.

Sistem ini memberikan pilihan terbaik untuk automated systems, solusi alur kerja terintegrasi, dan teknologi lainnya yang tersedia di laboratorium patologi klinik dan labotatoriun mikrobiologi yang sebelumnya belum terjangkau teknologi kesehatan generasi ke 4.

LIS mampu menghubungkan Instrumen alat laboratorium secara uni-directional (satu arah) atau dua arah. Saat ini dengan bertambahnya kunjungan dan tingginya permintaan pemeriksaan laboratorium diperlukannya kemampuan untuk melakukan transfer informasi dua arah.

Interfaced instrument LIS dapat memberikan manfaat seperti pengurangan atau penghapusan proses manual, termasuk entri data manual dan transkripsi pasien dan data specimen ;arena LIS mampu mengambil data secara langsung dari data base pasien yang ada dalam SIM RS.

LIS dapat mengurangi potensi kesalahan yang melekat pada transkripsi manual untuk pelabelan slide. Informasi dicetak dengan mengidentifikasi barcode yang dapat dipindai di seluruh aliran proses, mengurangi kesalahan identifikasi serta mampu mencetak label yang langsung menghubungkan dengan alat pemeriksaan yang ada di laboratorium.

LIS mengotomatiskan pekerjaan yang dilakukan oleh manusia. Proses manual dapat dikatakan rentan kesalahan, seperti entri data. Hadirnya LIS pada laboratorium Rumah Sakit Ortopedi Prof, DR, R. Soeharso Surakarta tidak hanya mengurangi entri manual dan kesalahan transkripsi, tetapi juga menyediakan metode tracking di seluruh proses sehingga quality control baik pre analitik, analitik maupun post analitik dapat dilaksanakan dengan sempurna.

LIS juga mampu mengurangi penggunaan kertas (paperless) dalam proses administrasi baik pendaftaran, pemeriksaan, maupun pelaporan sehingga mampu mendukung program rumah sakit dalam hal efisiensi.

Billing functions dapat lebih mudah disederhanakan dengan menghubungkan definisi entri data dan kata kunci dengan prosedur special stains untuk desired tissue types. Otomasi laporan akhir juga tersedia, yang dapat disesuaikan dengan penampilan dan spesifikasi konten fasilitas yang diinginkan oleh operator LIS.

Hadirnya Laboratorium Information System (LIS) akan amat membantu pasien, dokter pengirim dan Rumah Sakit Ortopedi Prof, DR, R. Soeharso Surakarta sendiri dalam memberikan pelayanan yang bermutu dan cepat dan akurat.

 

Referensi :

Nugraha, D. 2018. Transformasi Sistem Revolusi Industri 4.0. Workshop Technopreneurship

Satia, R. 2019. Inovasi Pelayanan Publik dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No1

Neumaier, Michael. 2018. “Diagnostics 4.0: The Medical Laboratory in Digital Health.” Clinical Chemistry and Laboratory Medicine (CCLM) 0 (0). https://doi.org/10.1515/cclm-2018-1088.

DPW PATELKI Jateng, 2020, Laboratory Information system (LIS)-PATELKI JATENG https://www.patelkijateng.org/wp-content/uploads/2020/03/05.-TERASLIS-APM.pdf

UPK  KEMENKES, Laboratory Information system(LIS) https://upk.kemkes.go.id/new/inovasi/lis

Sumber foto : Humas-RSO