Selasa, 21 Februari 2023 14:59 WIB

Cek Kesehatan Pra Nikah untuk Kebaikan Bersama

Responsive image
9246
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Memeriksakan kondisi kesehatan tubuh secara berkala sudah sepatutnya dilakukan masyarakat, termasuk pasangan yang akan melangsungkan pernikahan. Pasalnya, rangkaian tes yang ditempuh dalam pre-marital check-up atau cek kesehatan pra-nikah dapat membantu keberhasilan kehamilan hingga menangani penyakit turunan.

Bagi pasangan calon yang hendak menikah tentunya harus mempersiapkan beberapa hal seperti kesiapan dalam kehamilan yang nantinya akan menghasilkan keturunan yang sehat, melakukan intervensi program kesehatan ibu sehingga dalam melahirkan ibu selamat dan kesehatan ibu meningkat.

Seperti yang kita ketahui bahwa pernikahan adalah salah satu momen sakral yang dinantikan sejumlah pasangan. Berbagai persiapan pun dilakukan untuk mewujudkan hari paling membahagiakan tersebut. Dari tempat resepsi, undangan, gaun pengantin, hingga jenis makanan yang akan disajikan bagi tamu undangan.

Akan tetapi justru hal yang tidak kalah penting seperti pre-marital check-up atau cek kesehatan pra-nikah sering dilewatkan calon pasangan suami-istri. Mengapa pre-marital check-up atau cek kesehatan pra-nikah penting bagi calon pasangan yang akan membina rumah tangga?

Pre-marital check-up atau cek kesehatan pra-nikah tentunya dapat mengetahui kondisi kesehatan pasangan.

Cek kesehatan pra-nikah sebenarnya tidak jauh berbeda dengan medical check-up karena tujuannya sama-sama untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang.

Cek kesehatan pra-nikah tidak bersifat wajib, program ini memberikan manfaat kepada calon suami-istri yang berencana mempunyai keturunan hingga mengantisipasi kemungkinan terburuk dari penyakit tertentu. Langkah ini juga akan membuat kita dan pasangan saling terbuka dengan masing-masing kondisi kesehatan.

Untuk kita yang ingin segera memiliki momongan, cek kesehatan pra-nikah akan membantu mengetahui tingkat kesuburan baik dari pihak perempuan maupun laki-laki. Jadi dokter pun bisa merekomendasikan program yang tepat untuk dijalani. Risiko penyakit-penyakit lain yang dapat dideteksi dari pre-marital check-up mencakup anemia, infeksi, hepatitis, hingga HIV/AIDS.

Kapan dan di mana harus melakukan cek kesehatan pra-nikah?

Waktu yang dianjurkan untuk mengajukan pemeriksaan sebaiknya 3-6 bulan sebelum pernikahan dilaksanakan. Dengan begitu, apabila ada hasil yang kurang menyenangkan, kita dan pasangan bisa melakukan tindakan lanjut tanpa mengganggu agenda atau persiapan pernikahan.

Sedangkan untuk biaya yang dikeluarkan untuk menjalani pre-marital check-up cukup mahal, tetapi kita bisa mengambil tes-tes yang dianggap penting saja untuk menekan biaya pengeluaran.

Bagaimana dengan tempatnya? Sebagian besar rumah sakit sebenarnya sudah menyediakan pre-marital check-up. Ada baiknya kita bertanya dulu kepada beberapa rumah sakit terkait biaya hingga tes yang akan dijalani. Bandingkan, lalu pilih yang menurut kita dan pasangan sesuai kebutuhan dan budget.

Istilah pre-marital check-up belum terlalu umum di Indonesia. Akan tetapi di sejumlah negara, terutama yang sudah maju, pre-marital check-up sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan meski sifatnya tidak wajib. Di Indonesia sendiri pre-marital check-up belum banyak dikenal oleh masyarakat, padahal sudah banyak fasilitas kesehatan / rumah sakit yang menyediakan layanan ini. Berbagai penyuluhan / sosialisasi pun dilaksanakan untuk meningkatkan awareness terhadap masyarakat.

Selain untuk mengetahui kondisi kesehatan masing-masing pasangan, pre-marital check-up juga bisa mendeteksi tingkat kesuburan.

Tidak sedikit pasutri yang harus menelan kekecewaan saat mengetahui pasangan mereka ternyata mandul atau kurang subur. Kita sebenarnya dapat mengantisipasi kemungkinan tersebut dengan mengikuti pre-marital check-up. Dengan mengetahui tingkat kesuburan pasangan sebelum menikah, kita bisa segera mengambil tindakan untuk meningkatkan peluang kehamilan.

Akan tetapi tidak jarang pre-marital check-up justru menimbulkan dilemma. Sejumlah calon pengantin enggan menjalani pre-marital check-up karena cemas pasangan mereka akan berubah pikiran saat mengetahui kondisi kesehatannya. Oleh karena itu, kita yang akan mengambil tes ini membutuhkan kesepahaman dan pengertian dari pasangan. Jadi, hasil apa pun yang nantinya dokter berikan dapat dibicarakan tanpa menghancurkan rencana pernikahan.

Pada dasarnya mengikuti pre-marital check-up bukanlah keputusan dari satu pihak semata. Harus ada kesepakatan dari kita dan pasangan terkait pemeriksaan tersebut. Jadi, kita pun lebih siap dalam mengatur budget hingga mengantisipasi setiap hasil yang diterima.

Referensi :

https://promkes.kemkes.go.id/

Sutrisno & Riza Umami. 2019. Upaya Peningkatan Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin Melalui Bimbingan Pranikah di KUA Kaliwates Kabupaten Jember. Jurnal Idaman 2 : 78.

Budi Wahyuni & Fadmi Sustiwi. 2007. Kesehatan Reproduksi Andai Perempuan Bisa Memilih. Jurnal Perempuan untuk Pencerahan dan Kesetaraan 53 : 40.