Senin, 20 Februari 2023 16:17 WIB

Angular Cheilitis

Responsive image
15599
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Insidensi Angular Cheilitis meningkat pada anak-anak, terutama pada anak yang mengalami defisiensi nutrisi, yaitu defisiensi riboflavin, defisiensi zat besi, asam folat, zinc, pyridoxine, biotin dan defisiensi protein. Angular Cheilitis atau Angular Cheilosis, atau Commissural Cheilitis, atau Angular Stomatitis, dan lebih sering disebut bibir berengan oleh masyarakat umum merupakan suatu lesi mulut yang ditandai dengan adanya fisura, kemerahan atau deskuamasi pada sudut mulut disertai rasa sakit, kering, rasa terbakar dan terkadang disertai rasa gatal. Ada beberapa penyebab Angular Cheilitis yang berbeda, yang paling umum adalah keterlibatan infeksi jamur dan bakteri dan didukung adaya air liur. Air liur dapat menumpuk dan terperangkap di sudut bibir, sehingga menyebabkan sudut bibir terinfeksi dan mudah luka. Seseorang biasanya sering menjilat bibir, jika bibir mereka terasa nyeri atau mereka merasa bibir mereka sangat kering. Air liur berlebih ini akan terperangkap di sudut-sudut bibir, yang merupakan lingkungan hangat yang sempurna untuk jamur untuk tumbuh dan berkembang. Selain jamur, bakteri juga dapat menyebabkan terjadinya Angular Cheilitis. Meski dapat dialami oleh siapa saja, Angular Cheilitis lebih sering terjadi pada anak-anak dan lansia. Meski terlihat serupa, Angular Cheilitis dan herpes pada bibir merupakan kondisi yang berbeda. Herpes bibir disebabkan oleh virus dan dapat menular. Sedangkan Angular Cheilitis disebabkan oleh luka yang terinfeksi bakteri atau jamur dan tidak menular.

Penyebab Angular Cheilitis

Angular Cheilitis, atau disebut juga dengan perleche atau Angular Stomatitis, terjadi ketika air liur yang terkumpul di sudut bibir mengering. Kulit di area yang mengering ini akan menjadi pecah-pecah sehingga menimbulkan luka. Secara tidak sadar, orang yang mengalami Angular Cheilitis akan sering menjilati luka tersebut sehingga luka tersebut menjadi lembab. Akibatnya, bakteri, seperti Staphylococcus aureus, atau jamur, seperti Candida, dapat berkembang biak dan menimbulkan peradangan.

Faktor Risiko Angular Cheilitis

Ada beberapa kondisi yang dapat membuat seseorang lebih rentan menderita Angular Cheilitis, yaitu:

1.      Dermatitis atopik

2.      Diabetes

3.      Radang usus, seperti kolitis ulseratif dan Crohn’s disease.

4.      Penyakit autoimun, seperti sindrom Sjögren dan eritema multiformis.

5.      Kelainan bawaan yang menyebabkan lidah menjadi lebih besar dari ukuran normal, seperti sindrom Down.

6.      Mulut kering

7.      Alergi

8.      Kekurangan nutrisi, terutama vitamin B.

Selain beberapa kondisi di atas, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita Angular Cheilitis, yaitu :

1.      Memiliki gigi palsu yang posisinya tidak pas.

2.      Memiliki gigi yang tidak sejajar.

3.      Memiliki daya tahan tubuh yang lemah.

4.      Merokok

5.      Memiliki kebiasaan menjilati bibir.

6.      Sering mengonsumsi antibiotik.

7.      Memiliki kebiasaan mengiler saat tidur.

8.      Memiliki kebiasaan mengisap jempol atau dot.

9.      Menggunakan masker

Gejala Angular Cheilitis

Gejala utama Angular Cheilitis adalah munculnya luka di sudut bibir, baik pada satu sudut maupun kedua sudut dengan memiliki ciri sebagai berikut :

1.      Kemerahan

2.      Pecah-pecah

3.      Berdarah

4.      Melepuh

5.      Bengkak

6.      Tebal dan mengeras

7.      Nyeri dan gatal

Selain munculnya luka di sudut bibir, Angular Cheilitis juga dapat disertai dengan gejala lainnya, seperti :

1.      Sariawan

2.      Ruam seperti eksim di wajah bagian bawah.

3.      Kemerahan pada langit-langit mulut.

Pemeriksaan Angular Cheilitis

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan melihat tanda-tanda luka di sudut bibir, seperti kemerahan, pecah-pecah, atau pembengkakan.

Mengingat gejala Angular Cheilitis serupa dengan herpes bibir, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosis. Pemeriksaan yang dilakukan bisa berupa tes usap di bibir dan hidung, untuk mengetahui jenis bakteri atau jamur yang menginfeksi.

Selain itu, dokter juga akan memeriksa kondisi gigi dan mulut untuk menentukan apakah Angular Cheilitis disebabkan oleh posisi gigi yang tidak rapi.

Penanganan Angular Cheilitis

Pengobatan Angular Cheilitis akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan adalah :

1.      Obat-obatan

       - Jika Angular Cheilitis disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter akan memberikan obat antibiotik bisa berbentuk obat oles atau diminum.

      - Sementara itu, jika Angular Cheilitis disebabkan oleh infeksi jamur, dokter akan memberikan obat anti-jamur dalam bentuk obat oles.

2.      Perawatan Lainnya

Jika Angular Cheilitis disebabkan oleh faktor lain, seperti kekurangan gizi atau mulut kering, ada beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu :

a.      Meningkatkan asupan makanan yang mengandung vitamin B, zat besi, dan folat.

b.      Mengoleskan petroleum jelly di area luka.

c.      Mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral bila disarankan oleh dokter.

d.     Berkonsultasi dengan dokter untuk merapikan gigi yang tidak sejajar atau memperbaiki gigi palsu yang tidak pas.

Referensi :

Verena Ekarisma, dkk. 2021. Angular Cheilitis pada Anak yang Mengalami Defisiensi Nutrisi. Jurnal Kesehatan Program Profesi Dokter Gigi Universitas Samratulangi Manado.

Pandarathodiyil, A., Anil, S., & Vijayan, S. 2021. Angular Cheilitis - An Updated Overview of the Etiology, Diagnosis, and Management. International Journal of Dentistry and Oral Science, 8(2), pp. 1433-8.

Lubis, W., & Hasibuan, M. 2021. The Prevalence of Microorganism in Paediatric Angular Cheilitis Patients. Journal of International Dental and Medical Research, 14(2), pp. 722-5.

Cleveland Clinic. 2021. Disease & Conditions. Angular Cheilitis.

Healthline. 2022. Angular Cheilitis.

Verywell Health. 2022. Angular Cheilitis Looks Like a Cold Sore, but Isn’t.