Kamis, 07 Juli 2022 16:09 WIB

Dermatitis Seboroik

Responsive image
24420
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Seborrheic dermatitis alias dermatitis seboroik adalah penyakit kulit yang dianggap sebagai bentuk dermatitis kronis (jangka panjang) pada kulit kepala. Masalah kulit ini disebut juga dengan istilah eksim seboroik atau cradle cap pada bayi. Dermatitis seboroik menyebabkan kulit kepala memerah dan mengalami ruam dengan bercak bersisik yang terasa gatal. Penyakit kulit ini juga dapat membuat kulit kepala mengering, mengelupas, dan memunculkan ketombe yang membandel. Area kulit yang paling sering terdampak adalah kulit kepala. Akan tetapi, dermatitis seboroik bisa juga menyerang area berminyak di bagian tubuh yang lain seperti wajah, sisi hidung, alis, telinga, kelopak mata, dan dada. Pada orang dewasa, dermatitis seboroik terkadang dapat sembuh tanpa pengobatan. Sementara pada bayi, gejala seboroik biasanya akan hilang sepenuhnya di usia 6 - 12 bulan. Namun, eksim seboroik bisa muncul kembali saat anak menginjak usia puber. Dermatitis jenis ini tidak menular dan tidak membahayakan kesehatan, tapi gejalanya sangat tidak nyaman dan cukup mengganggu penampilan. Maka dari itu, penderita dermatitis seboroik biasanya perlu berkonsultasi ke dokter untuk mendapat pengobatan. Walaupun penyebabnya belum dapat dipastikan, orang yang daya tahan tubuhnya lemah, seperti penderita HIV/AIDS, diketahui lebih rentan terkena penyakit kulit kepala.

Penyebab Dermatitis Seboroik

Penyebab pasti terjadinya dermatitis seboroik belum diketahui. Namun, diduga kondisi ini disebabkan oleh jamur Malassezia yang tumbuh akibat minyak yang berlebihan di permukaan kulit. Terdapat sejumlah faktor yang membuat seseorang lebih berisiko mengalami dermatitis seboroik, antara lain :

·             Memiliki daya tubuh yang lemah, misalnya orang yang baru menjalani transplantasi organ, penderita HIV/AIDS, atau penderita kanker.

·             Sedang dalam tahap pemulihan dari penyakit yang berbahaya, misalnya orang yang baru mengalami serangan jantung.

·             Menderita gangguan mental atau saraf, seperti penyakit Parkinson atau depresi.

·             Menggunakan obat-obatan tertentu.

·             Terpapar cuaca yang ekstrim, misalnya cuaca yang dingin dan kering.

Gejala Dermatitis Seboroik

Dermatitis seboroik sering ditandai dengan gejala berupa :

·             Kulit kemerahan dan gatal.

·             Kulit bersisik

·             Timbul ketombe akibat kulit yang terkelupas, bisa di kulit kepala atau daerah kumis, jenggot, dada, serta alis.

·             Timbul ruam yang berbentuk bulat atau oval.

Gejala ini terutama muncul di kulit kepala, dan biasanya timbul atau bertambah parah saat penderita mengalami stres.

Pemeriksaan Dermatitis Seboroik

Dermatitis seboroik biasanya hanya ditetapkan melalui pemeriksaan kondisi kulit, tanpa perlu pemeriksaan lanjutan. Akan tetapi, dokter kulit dapat melakukan pengambilan sampel dari sel kulit atau biopsi bila ada dugaan gejala disebabkan oleh penyakit lain.

Penanganan Dermatitis Seboroik

Dermatitis seboroik dapat diatasi dengan sampo anti ketombe yang dijual bebas. Sampo tersebut umumnya mengandung selenium sulfide, asam salisilat, sodium sulfasetamid, atau sulfur. Sedangkan untuk meredakan peradangan di area lain selain kepala, penderita dapat menggunakan krim anti jamur, seperti krim clotrimazole, yang dioleskan 1-2 kali sehari. Selain penanganan dengan sampo atau krim yang dijual bebas, beberapa upaya perawatan di rumah juga dapat dilakukan untuk mengendalikan peradangan ini. Upaya tersebut antara lain :

·             Tidak menggaruk bagian tubuh yang terkena dermatitis seboroik, karena bisa memperparah iritasi dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi.

·             Mandi dan keramas secara teratur dengan membilas sabun atau sampo hingga benar-benar bersih, serta gunakan pelembap jika diperlukan.

·             Tidak menggunakan sabun atau krim pencukur pada wajah karena dapat memicu iritasi kulit.

·             Menggunakan baju dengan bahan katun yang halus untuk mengurangi iritasi di permukaan kulit.

Jika penanganan dengan sampo atau krim yang dijual bebas belum bisa mengatasi peradangan, maka dokter dapat meresepkan obat-obatan berikut :

·             Kortikosteroid topikal (obat luar)

        Dokter dapat memberikan krim, sampo, atau salep yang mengandung kortikosteroid untuk digunakan di area yang bermasalah.

·             Anti jamur

        Salah satu sampo yang dapat digunakan adalah sampo dengan kandungan ketoconazole. Jika kondisi pasien belum menunjukkan perbaikan, dokter akan memberikan obat antijamur dalam bentuk minum.

Pencegahan Dermatitis Seboroik

Dermatitis seboroik tidak dapat dicegah. Bila Anda sudah pernah mengalaminya, beberapa upaya berikut dapat Anda lakukan untuk menghambat kambuhnya penyakit :

·             Keramas dengan sampo anti jamur selama 5 menit, lalu bilas hingga bersih. Untuk membersihkan tubuh, gunakan sabun yang dapat menghilangkan minyak untuk mencegah timbulnya bakteri dan jamur.

·             Jangan gunakan produk perawatan kulit dan rambut yang mengandung alkohol, karena dapat menyebabkan peradangan di kulit.

·             Hentikan penggunaan hair spray, gel, atau produk penataan rambut yang dapat memicu kambuhnya dermatitis seboroik.

 

 

 

 

 

Referensi        :

1.      Anggunan Ekasilva, dkk. 2020. Hubungan antara Letak Lesi Dermatitis Suboroik dengan Kejadian Dermatitis Seboroik di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSU RSUD Abdul Muluk Bandar Lampung 2017-2019. Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Riau.

2.      Stefani Nurhadi. 2017. Tatalaksana Dermatitis Seboroik Terkini. Jurnal Kesehatan Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Kulit Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar.

3.      Widaty, S., et al. 2020. The Management of Seborrheic Dermatitis 2020. Journal of General - Procedural Dermatology & Venerology Indonesia, 5(1), pp. 19-27. 

4.      Ruiz-Arriaga, L., et al. 2019. Seborrheic Dermatitis : Three Novel Trichoscopic Signs and Its Correlation to Malassezia sp. Colonization. Skin Appendage Disorders, 5(5), pp. 288-92. 

5.      American Academy of Dermatology. 2022. Seborrheic Dermatitis.

6.      Mayo Clinic. 2020. Diseases & Conditions. Seborrheic Dermatitis.

7.      Hazell, T. Patient Info. 2022. Seborrhoeic Dermatitis.