Kanker adalah penyebab kematian nomor dua di dunia, dan menyebabkan 9.6 juta kematian pada setiap tahun. Diperkirakan 70% kematian akibat kanker terjadi di negara berkembang, termasuk di Indonesia. Kanker merupakan masalah kesehatan masyarakat baik di global maupun nasional. Berdasarkan data Globocan tahun 2020, kasus baru kanker di Indonesia mencapai 396.914 kasus dengan kasus kematian mencapai 234.511 orang, dan akan terus meningkat apabila tidak dilakukan upaya penanggulangan kanker. Kanker tertinggi pada perempuan adalah kanker payudara (65.858 kasus), diikuti kanker leher rahim (36.633 kasus). Kanker tertinggi pada laki-laki adalah kanker paru (34.783 kasus), diikuti kanker kolorektal (34.189 kasus).
Berdasarkan data BPJS Kesehatan tahun 2021, pembiayaan akibat penyakit kanker menempati urutan kedua setelah penyakit jantung yaitu sebesar 3,5 triliun, yang sesungguhnya dapat dihindari karena sebagian angka kematian akibat kanker dapat dicegah.
Permasalahan kanker di Indonesia saat ini antara lain pola hidup tidak sehat, tingginya faktor risiko kanker, sebagian besar kanker ditemukan pada stadium lanjut, keterlambatan dalam penanganan, kepercayaan kepada pengobatan alternatif, masalah sosial ekonomi, akses pengobatan, dan hambatan geografis. Strategi penanggulangan kanker dilaksanakan dengan pendekatan 4 (empat) pilar, yaitu promosi kesehatan, deteksi dini, perlindungan spesifik, dan tatalaksana sesuai standar. Keberhasilan dalam upaya penanggulangan kanker hanya dapat dicapai apabila dilaksanakan secara masif, terintegrasi dan berkala oleh setiap pemangku kepentingan (stakeholder), termasuk masyarakat.
Pencegahan Kanker
Hampir 30-50% kanker dapat dicegah dengan menghindari faktor risiko dan menjalankan perilaku hidup CERDIK (Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet gizi seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres).
Upaya Deteksi Dini Kanker yang Dapat Dilakukan :
1. Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (Tes IVA).
2. Pap Smear dan Tes DNA-HPV untuk mendeteksi dini kanker leher rahim.
3. Periksa Payudara Sendiri (SADARI) dan Periksa Payudara Klinis (SADANIS), USG Payudara, dan Mamografi untuk mendeteksi dini kanker payudara.
4. Tes darah samar untuk deteksi dini kanker.
5. Kolorektal Periksa Kulit Sendiri (SAKURI) untuk deteksi dini kanker kulit.
6. Periksa Mulut Sendiri (SAMURI) untuk deteksi dini kanker mulut.
7. Dan cek berkala untuk kemungkinan kanker lainnya.
Seperti yang kita ketahui bahwa setiap tanggal 4 Februari diperingati sebagai hari kanker sedunia dan pada tahun ini memiliki tema “close the care gap”, yang berarti berupaya menutup semua kesenjangan yang terjadi dalam penanggulangan kanker.
Diharapkan seluruh pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun swasta, sesuai dengan peran dan fungsinya dapat melakukan kegiatan dan tindakan nyata dalam melaksanakan upaya penanggulangan kanker pada peringatan hari kanker sedunia tahun 2023 ini.
Selain bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan kepedulian individu untuk mencegah dan mengendalikan kanker, peringatan hari kanker sedunia tahun 2023 juga bertujuan untuk :
1. Meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran individu terhadap kanker dengan menerapkan perilaku CERDIK.
2. Meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran individu untuk melakukan deteksi dini kanker.
3. Mendorong individu untuk mengambil peran dalam pengendalian kanker.
4. Melibatkan seluruh stakeholder terkait dalam pengendalian kanker yang komprehensif.
5. Mendorong semua mitra dan kelompok masyarakat untuk melakukan inovasi dalam pencegahan dan pengendalian kanker.
Mari bersama-sama meningkatkan kesadaran dan kepedulian individu untuk mencegah dan mengendalikan kanker sejak dini…
Referensi :
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. 2023. Panduan Pelaksanaan Hari Kanker Sedunia 2023. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
Dr. Theresia Indah Budhy, drg., M. Kes., Sp.PMM (K). 2019. Mengapa Terjadi Kanker. Pusat Penerbitan dan Percetakan UNAIR, Jawa TImur. Airlangga University Press.