Gout artritis adalah artropati akibat kristal yang paling umum disebabkan oleh kristal monohidrat monosodium urat yang menumpuk di persendian sehingga menyebabkan peradangan dan rasa sakit yang hebat. Kristal ini dapat terbentuk ketika tubuh memiliki kadar asam urat yang tinggi karena peningkatan memecah purin.
Purin banyak ditemukan dalam makanan tertentu, seperti daging merah dan jeroan, seperti hati. Makanan laut kaya purin termasuk ikan teri, sarden, remis, kerang, trout, dan tuna. Minuman beralkohol, terutama bir, dan minuman yang dimaniskan dengan fruktosa juga dapat meningkatkan kadar asam urat. Normalnya, asam urat larut dalam darah dan dibuang oleh ginjal ke dalam urin. Akan tetapi, bila tubuh menghasilkan terlalu banyak asam urat atau ginjal mengeluarkan terlalu sedikit asam urat, asam urat dapat menumpuk dan membentuk kristal urat yang tajam seperti jarum di jaringan sendi atau sekitarnya sehingga menimbulkan nyeri, peradangan, dan pembengkakan.
Tanda dan gejala gout hampir selalu terjadi secara tiba-tiba, dan seringkali pada malam hari. Gejala yang dirasakan pasien dengan gout meliputi:
a. Nyeri sendi yang intens. Gout biasanya mengenai jempol kaki, meskipun bisa terjadi pada sendi manapun. Sendi lain yang sering terkena meliputi pergelangan kaki, lutut, siku, pergelangan tangan dan jari. Rasa sakitnya paling parah biasanya terasa dalam empat hingga 12 jam pertama.
b. Ketidaknyamanan yang berkepanjangan. Setelah rasa sakit yang paling parah mereda, ketidaknyamanan sendi dapat berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa minggu. Serangan selanjutnya cenderung bertahan lebih lama dan memengaruhi lebih banyak persendian.
c. Peradangan dan kemerahan. Sendi atau persendian yang terkena menjadi bengkak, lunak, hangat dan merah.
d. Rentang gerak terbatas. Saat gout berkembang, pasien biasanya tidak dapat menggerakkan persendian secara normal.
Pada pemeriksaan fisik pasien dengan gout, temuan yang dijumpai dapat berupa tanda peradangan (pembengkakan, hangat, eritema, nyeri tekan) dan tofus. Setelah kecurigaan gout muncul, pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan berupa aspirasi sendi dan analisis cairan synovial, pengukuran asam urat serum (walaupun hiperurisemia bukan diagnostik gout), evaluasi asam urat urin 24 jam, pemeriksaan darah (termasuk leukosit, trigliserida, high-density lipoprotein, glukosa, dan tes fungsi ginjal dan hati), radiografi polos. Pada x-ray, gout dapat menunjukkan temuan patognomonik berupa erosi dengan tepi yang menjorok yang terdistribusi asimetris di antara persendian, dengan predileksi kuat pada persendian distal, terutama pada ekstremitas bawah. Pencitraa lain yang juga dapat dilakukan berupa USG, CT hingga MRI, meskipun jarang.
Tatalaksana gout dikelola dalam 3 tahap, yaitu mengobati serangan akut, memberikan profilaksis untuk mencegah flare akut, dan menurunkan kelebihan tumpukan urat untuk mencegah kambuhnya gout artritis serta mencegah pengendapan jaringan kristal urat.
· Agen yang sering digunakan dalam menghilangkan rasa sakit dan pembengkakan yang diinduksi gout artritis adalah NSAID, seperti indometasin, kortikosteroid, hormon adrenokortikotropik (ACTH), kombinasi obat (kolkisin dan NSAID, kortikosteroid oral dan kolkisin, steroid intraartikular dan kolkisin atau NSAID).
· Terapi untuk mengontrol hiperurisemia yang mendasari gout umumnya dikontraindikasikan sampai serangan akut terkontrol (kecuali terdapat risiko ginjal karena beban asam urat yang luar biasa berat).
· Penatalaksanaan gout jangka panjang difokuskan pada penurunan kadar asam urat. Agen yang digunakan antara lain adalah Allopurinol, Febuxostat, Probenesid, dan Pegloticase.
Tindakan nonfarmakologis yang mungkin dapat membantu menangani gout adalah sebagai berikut:
· Menghindari atau membatasi konsumsi makanan tinggi purin
· Menghindari konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, terutama bir
· Menghindari soda dan minuman atau makanan lain yang dimaniskan dengan sirup jagung fruktosa tinggi
· Menjaga tingkat hidrasi yang tinggi dengan air (?8 gelas cairan setiap hari)
· Diet rendah kolesterol dan rendah lemak, jika diet seperti itu cocok untuk pasien
· Penurunan berat badan pada pasien yang obesitas
Referensi:
<!--[if supportFields]> ADDIN ZOTERO_BIBL {"uncited":[],"omitted":[],"custom":[]} CSL_BIBLIOGRAPHY <![endif]-->Azar, F. M., Canale, S. T., & Beatty, J. H. (Eds.). (2021). Campbell’s operative orthopaedics (14th ed.). Elsevier.
Cleland, J., Koppenhaver, S., Su, J., & Netter, F. H. (2022). Netter’s orthopaedic clinical examination: An evidence-based approach (Fourth edition). Elsevier.
Engel, B., Just, J., Bleckwenn, M., & Weckbecker, K. (2017). Treatment Options for Gout. Deutsches Ärzteblatt International, 114(13), 215–222. https://doi.org/10.3238/arztebl.2017.0215
Fenando, A., Rednam, M., Gujarathi, R., & Widrich, J. (2022). Gout. In StatPearls. StatPearls Publishing. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK546606/
Ragab, G., Elshahaly, M., & Bardin, T. (2017). Gout: An old disease in new perspective – A review. Journal of Advanced Research, 8(5), 495–511. https://doi.org/10.1016/j.jare.2017.04.008
Sumber Foto :
https://flexfreeclinic.com/uploads/artikel/6EZ-E_02-05-2020.jpg