Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang ditandai dengan perubahan emosi yang drastis dari rasa gembira yang ekstrim menjadi depresi yang parah. Seseorang yang menderita bipolar dapat merasakan gejala mania (sangat senang) dan depresif (sangat terpuruk). Beberapa studi pencitraan otak menunjukkan perubahan fisik pada otak penderita gangguan bipolar. Dalam penelitian lain disebutkan, gangguan ini juga disebabkan oleh poin ketidakseimbangan neurotransmitter, fungsi tiroid yang abnormal, gangguan ritme sirkadian, dan tingkat tinggi hormon stres kortisol.
Gangguan bipolar umumnya ditandai dengan perubahan emosi yang drastis, seperti :
1. Dari sangat bahagia menjadi sangat sedih.
2. Dari percaya diri menjadi pesimis.
3. Dari bersemangat menjadi malas beraktivitas.
Setiap fase emosi dapat berlangsung dalam hitungan minggu atau bulan. Bukan hanya pada orang dewasa, gangguan bipolar juga bisa terjadi pada anak.
Gejala Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar merupakan kondisi kejiwaan yang membuat penderitanya mengalami perubahan emosi yang drastis, dari mania (sangat senang) menjadi depresif (sangat terpuruk), atau pun sebaliknya. Sebelum terjadi perubahan dari satu emosi ke emosi lain, biasanya terdapat fase dimana suasana hati atau emosi pasien normal. Namun pada kasus tertentu, perubahan emosi juga dapat terjadi tanpa adanya fase normal. Tiap emosi atau gejala, baik mania mau pun depresi, dapat berlangsung selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.
Gejala mania yang muncul pada penderita gangguan bipolar dapat berupa :
1. Merasa sangat bahagia atau senang.
2. Berbicara sangat cepat, sering, dan tidak seperti keadaan normal.
3. Merasa sangat bersemangat.
4. Muncul rasa percaya diri yang berlebihan.
5. Keinginan untuk tidur menurun.
6. Tidak nafsu makan.
7. Mudah terganggu
Gejala mania juga dapat ditandai dengan munculnya pikiran untuk membuat keputusan yang buruk atau cenderung bersikap impulsif. Dalam hal ini, penderita gangguan bipolar bisa secara tiba-tiba melakukan hubungan seksual yang tidak sehat, menyalahgunakan NAPZA, atau melakukan hal lain yang dapat merugikan dirinya bahkan orang lain.
Sedangkan gejala depresi yang muncul pada penderita bipolar dapat berupa :
1. Merasa sangat sedih dan putus asa.
2. Lemas dan kurang energi.
3. Sulit berkonsentrasi atau mengingat sesuatu.
4. Hilang keinginan untuk beraktivitas.
5. Merasa kesepian dan tidak berguna.
6. Merasa bersalah
7. Pesimis terhadap segala hal dan membenci diri sendiri.
8. Tidak nafsu makan.
9. Gangguan dalam tidur seperti sulit tidur atau bangun terlalu dini.
10. Delusi atau waham.
11. Muncul keinginan untuk bunuh diri.
Penderita gangguan bipolar juga dapat mengalami munculnya gejala mania dan depresif secara bersamaan. Misalnya, merasa sangat bersemangat dan disaat yang bersamaan juga merasa sangat sedih. Kondisi itu disebut gejala campuran atau mixed state.
Akibat Gangguan Bipolar
Dalam menangani gangguan bipolar, dokter akan menganjurkan penggunaan obat atau terapi khusus. Untuk menentukan metode yang tepat, pasien perlu melakukan pemeriksaan secara langsung ke dokter.
Gangguan bipolar yang tidak mendapatkan penanganan dapat menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan penderitanya, seperti :
1. Performa di sekolah atau tempat kerja memburuk.
2. Kecanduan alkohol hingga penyalahgunaan NAPZA.
3. Rusaknya hubungan sosial, misalnya dengan pasangan, kerabat, atau orang lain.
4. Permasalahan keuangan (finansial).
5. Menimbulkan keinginan hingga percobaan bunuh diri .
Penyebab Gangguan Bipolar
Penyebab munculnya gangguan bipolar belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat dugaan bahwa kondisi ini merupakan dampak dari adanya ketidakseimbangan pada neurotransmitter, yakni senyawa alami yang berfungsi mengendalikan fungsi otak.
Faktor genetik, fisik, lingkungan dan sosial memiliki peran atas terjadinya ketidakseimbangan neurotransmitter yang diduga menjadi penyebab gangguan bipolar. Maka dari itu, gejala gangguan bipolar dapat terpicu jika seseorang mengalami peristiwa traumatis, seperti :
1. Terdapat kerabat dekat yang meninggal, misalnya keluarga.
2. Putus dalam berhubungan, seperti dengan pacar atau pasangan hidup.
3. Mengalami kekerasan emosi, fisik, atau seksual.
Selain peristiwa traumatis, faktor lain yang juga diduga memicu munculnya gejala gangguan bipolar meliputi :
1. Penyakit fisik
2. Gangguan tidur
3. Memiliki masalah rumah tangga, keuangan, pekerjaan, atau masalah keseharian lain.
4. Kecanduan alkohol dan menyalahgunakan NAPZA.
Referensi :
Laurentius, M. Panggabean. 2015. Buku Apakah Aku Bipolar? Kumpulan Informasi, Inspirasi dan Kisah dari Seorang Bipolar. Gramedia Jakarta.
Amir, N. 2010. Gangguan Mood Bipolar : Kriteria Doagnostik dan Tatalaksananya. Salemba Press, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta.
Izzatul Fithriah. 2017. Gangguan Afektif Bipolar Episode Manik dengan Gejala Psikotik. Jurnal Psikiatri Fakultas Kedokteran Univeritas Airlangga Surabaya.
Iluas Syafarilla. 2019. Analisis Faktor yang Mempengarugi Risiko Gangguan Bipolar. Jurnal Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Andalas Padang.
Geddes, J. R. Miklowitz, D. J. 2013. Treatment of Bipolar Disorder.
Phillips, M. L. Kupfer, D. J. 2013. Bipolar Disorder Diagnosis : Challenges and Future Directions. Lancet, 381 (9878), pp. 1663-1671.