Rabu, 04 Januari 2023 11:27 WIB

Kenali Penyakit Hand Foot and Mouth Disease (HFMD) pada Anak di Masa Peralihan Musim

Responsive image
31511
dr. Niki Rahmawati - RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau penyakit tangan kaki mulut adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari genus Enterovirus. Spesies enterovirus yang paling sering menyebabkan HFMD adalah Coxsackievirus dan Human Enterovirus 71 (HEV 71). Penyakit HFMD pada manusia atau yang dikenal dengan nama Flu Singapura ini berbeda dengan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan. Keduanya berbeda dan tidak saling menularkan termasuk penyebabnya juga berbeda. PMK pada hewan disebabkan oleh Apthovirus, yang termasuk keluarga Picornaviridae. HFMD tengah mewabah di negara tetangga kita yaitu Malasyia, yang artinya ada potensi masuk ke Indonesia atau bahkan sudah ada di Indonesia.

HFMD pertama kali dilaporkan pada tahun 1957 di New Zealand dan diberi nama berdasarkan karakteristik umum yang terlihat pada penderita. Flu Singapura atau hand, foot, and mouth disease (HFMD) adalah penyakit yang mudah menular dan sering menyerang bayi juga anak-anak di bawah usia 5 tahun atau bahkan anak-anak usia 5–10 tahun. Walaupun lebih sering menyerang anak-anak, flu Singapura juga bisa menyerang orang dewasa. Virus penyebab flu Singapura hidup di cairan hidung dan tenggorokan, air liur, tinja, serta cairan dari lepuh pada kulit. Oleh sebab itu, seseorang dapat tertular penyakit ini melalui berbagai cara berikut:

1.   Berbagi alat makan atau minum dengan penderita

2.   Tidak sengaja menghirup percikan liur ketika penderita bersin atau batuk

3.   Menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah menyentuh tinja penderita (misalnya ketika mengganti popok bayi)

4.   Menyentuh benda yang terkontaminasi virus, lalu menyentuh mata, hidung, atau memasukkan jari ke dalam mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu

Flu Singapura dapat menyerang siapa saja, tetapi lebih banyak dialami oleh anak-anak berusia di bawah 10 tahun, terutama anak yang sering dititipkan di fasilitas penitipan anak.

HFMD umumnya diawali dengan demam, nyeri tenggorokan/menelan, nafsu makan yang menurun, dan nyeri/tidak enak badan. Setelah demam satu sampai dua hari, timbul bintik-bintik merah di rongga mulut (umumnya berawal di bagian belakang langit-langit mulut) yang kemudian pecah menjadi sariawan. Kemudian, 1-2 hari timbul juga ruam-ruam kulit dan bintik-bintik merah di telapak tangan dan kaki. Meskipun kelainan selaput lendir dan kulit pada HFMD terutama melibatkan rongga mulut, telapak tangan dan kaki, namun ruam dapat juga timbul di tungkai, lengan, bokong dan kulit sekitar kemaluan. Orang dewasa dan orang dengan sistem kekebalan tubuh baik mungkin saja terinfeksi virus HFMD namun tidak menunjukkan gejala sama sekali (asimtomatik). Kelompok ini bukanlah kelompok penderita namun potensial sebagai pembawa (carrier) virus HFMD dan menyebarkan virus ini.

Meskipun umumnya menunjukkan gejala yang ringan, namun pada beberapa kasus HFMD dapat menyebabkan komplikasi yang berat. Lesi di daerah mulut dapat menyebabkan kesulitan minum dan makan sehingga anak mengalami dehidrasi. Beberapa laporan menyebutkan kasus HFMD berat seperti meningitis (radang selaput otak) dan ensefalitis yang mengakibatkan pasien harus dirawat intensif atau bahkan mengakibatkan kematian. Beberapa penelitian menunjukkan HEV 71 merupakan strain tersering penyebab HFMD berat. Beberapa laporan kasus lainnya menunjukkan HFMD dapat menyebabkan komplikasi berupa lepasnya kuku jari tangan dan kaki dan terjadi beberapa minggu setelah fase akut HFMD. Meskipun demikian, kelainan ini bersifat sementara dan kuku dapat tumbuh kembali.

Penderita flu Singapura bisa mengalami beberapa atau seluruh gejala berikut:

1.   Demam

2.   Sakit tenggorokan

3.   Sariawan yang terasa nyeri di lidah, gusi, dan bagian dalam pipi

4.   Hilang nafsu makan

5.   Ruam merah yang tidak terasa gatal, terkadang disertai lepuhan di telapak tangan, telapak kaki, dan bokong

6.   Rewel

7.   Nyeri perut

8.   Batuk

Penderita HFMD dapat menyebarkan virus HFMD melalui sekret/cairan hidung (ingus), tenggorokan (ludah, dahak), lesi kulit yang pecah, dan dari kotorannya. Penyebaran ini mudah terjadi bila terdapat kontak erat dengan penderita (berbicara, memeluk, mencium), melalui udara (bersin, batuk), kontak dengan kotoran pasien, dan kontak dengan objek atau permukaan yang tercemar oleh virus HFMD (memegang gagang pintu, permukaan meja, perabotan yang tercemar virus tersebut, dll). Penderita HFMD umumnya sangat menularkan virus pada minggu pertama sakit. Beberapa pasien bahkan masih menularkan virus beberapa hari atau minggu setelah gejala dan tanda infeksi hilang.

Flu Singapura dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri dan benda-benda di sekitar yang bisa menjadi media penularan penyakit ini. Beberapa cara yang dapat dilakukan dan diajarkan kepada Anda dan anak untuk mencegah flu Singapura adalah:

1.   Rutin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, khususnya setelah BAB, mengganti popok anak, menyiapkan makanan, dan sebelum makan

2.   Tidak berbagi alat makan dan minum, serta kontak dekat dengan seseorang yang sedang sakit

3.   Menutup mulut dan hidung ketika bersin atau batuk, bisa dengan memakai tisu atau menggunakan lipat siku bagian dalam

4.   Rutin membersihkan benda yang dapat menjadi media penularan virus seperti gagang pintu, meja, dan remote tv, dengan benar

5.   Beristirahat di rumah bila sedang mengalami gejala flu Singapura, sampai kondisi benar-benar pulih

Sampai saat ini, belum ditemukan vaksin untuk mencegah HFMD. Oleh karena itu, penderita HFMD sebaiknya diisolasi untuk mencegah penularan lebih lanjut. Kejadian luar biasa/KLB (outbreak) dapat terjadi di berbagai negara dan lebih sering ditemukan di beberapa negara di Asia Tenggara, terutama di lingkungan tertutup dan padat seperti sekolah, panti asuhan, asrama, pondok pesantren, dan tempat penitipan anak. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) perlu dipraktekkan untuk mencegah penularan. Upaya untuk mencegah infeksi HFMD dapat dilakukan dengan cara tidak membuang ludah dan menyentuh mulut dan mata sembarang, membiasakan menutup hidung dan mulut saat batuk dan bersin, serta membersihkan tangan setiap kali setelah menyentuh permukaan yang kotor dan sebelum makan.
 

Referensi:

CDC. Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD). 2017. Available from CDC: https://www.cdc.gov/hand-foot-mouth/index.html

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD). 2016. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/hand-foot-mouth-and-disease-hfmd

Nervi, S. J. Hand, foot, and Mouth Disease. 2017. Available from : https://emedicine.medscape.com/article/218402-overview#a5