Rabu, 28 Desember 2022 14:05 WIB

Sifilis

Responsive image
26033
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Sifilis atau penyakit raja singa adalah Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri. Penyakit ini dimulai sebagai luka yang tidak nyeri, biasanya pada alat kelamin, rektum atau mulut. Kondisi ini dapat menyebar dari orang ke orang melalui kontak kulit atau selaput lendir dari luka ini. Setelah infeksi awal, bakteri sifilis dapat tetap tidak aktif di dalam tubuh selama beberapa dekade sebelum menjadi aktif kembali. Jika didiagnosis dengan cepat, penyakit ini dapat disembuhkan dengan pemberian antibiotik. Tanpa pengobatan, penyakit yang juga dikenal dengan sebutan penyakit raja singa ini dapat merusak jantung, otak atau organ lain, dan dapat mengancam jiwa. Sifilis juga dapat ditularkan dari ibu ke anak yang belum lahir. Penyebab sifilis adalah bakteri yang bernama Treponema pallidum. Cara paling umum penyebarannya adalah melalui kontak dengan luka orang yang terinfeksi selama aktivitas seksual. Bakteri masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil atau lecet pada kulit atau selaput lendir. Sifilis menular selama tahap primer dan sekunder, dan kadang-kadang pada awal periode laten. Pada kasus yang lebih jarang, kondisi ini dapat menyebar melalui kontak langsung dengan lesi aktif, seperti saat berciuman. Ini juga dapat ditularkan dari ibu ke bayinya selama kehamilan atau persalinan.

Penyebab Sifilis

Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yang berbentuk spiral. Bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil, lecet, ruam pada kulit, atau melalui selaput lendir, yaitu jaringan dalam mulut atau kelamin.

Sifilis lebih banyak menular akibat berhubungan seksual dengan penderita infeksi ini. Selain hubungan seksual, penyebaran bisa terjadi melalui kontak fisik dengan luka di tubuh penderita, atau menular dari ibu ke janin saat kehamilan atau persalinan.

Beberapa kondisi yang membuat seseorang berisiko tertular yaitu :

1.      Bergonta-ganti pasangan seksual, contohnya menjalani hubungan poliamori.

2.      Berhubungan seksual tanpa kondom.

3.      Memiliki pasangan seksual penderita sifilis.

4.      Memiliki orientasi seksual lelaki seks lelaki.

5.      Positif terinfeksi HIV.

Gejala Sifilis

Berikut adalah gejala sifilis atau penyakit raja singa berdasarkan tahapan perkembangan penyakitnya :

1.      Sifilis Primer

Gejala muncul antara 10-90 hari setelah penderita terpapar bakteri penyebab sifilis. Awalnya, gejala yang muncul berupa luka kecil di kulit (chancre) yang tidak terasa sakit. Luka ini timbul di lokasi masuknya bakteri ke dalam tubuh, biasanya di sekitar kelamin.

Luka sifilis juga dapat muncul di area mulut atau dubur. Tidak hanya di bagian luar, luka akibat sipilis juga bisa muncul di bagian dalam vagina, dubur, atau mulut sehingga tidak terlihat. Luka tersebut terkadang tidak menimbulkan rasa sakit sehingga penderita bisa tidak menyadari terkena sifilis.

Luka ini dapat menghilang dalam 3-6 minggu. Namun, hal tersebut bukan berarti penderita telah pulih. Bila tidak diobati, kondisi ini justru menandakan infeksi telah berkembang dari primer menjadi sekunder.

Pada tahap ini, di area selangkangan juga dapat muncul benjolan yang menandakan pembengkakan kelenjar getah bening, sebagai reaksi dari sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri penyebab sifilis.

2.      Sifilis Sekunder

Beberapa minggu setelah luka menghilang, gejala sifilis sekunder berbentuk ruam bisa muncul di bagian tubuh mana pun, terutama di telapak tangan dan kaki. Ruam tersebut dapat disertai kutil pada area kelamin atau mulut, namun tidak menimbulkan rasa gatal.

Biasanya, ruam yang muncul berwarna merah atau merah kecoklatan dan terasa kasar, tetapi ruam tersebut sering terlihat samar sehingga penderita tidak menyadarinya.

Selain timbul ruam, gejala sipilis (sifilis) tahap sekunder juga bisa disertai gejala lain, seperti : demam, lemas, nyeri otot, sakit tenggorokan, pusing, pembengkakan kelenjar getah bening, rambut rontok, serta penurunan berat badan.

Ruam pada tahap ini juga akan menghilang meski tidak diobati. Namun, gejala dapat muncul berulang kali setelahnya. Tanpa pengobatan yang tepat, infeksi dapat berlanjut ke tahap laten atau tahap tersier.

3.      Sifilis Laten

Pada sifilis tahap ini, bakteri tetap ada, tetapi sifilis tidak menimbulkan gejala apa pun selama bertahun-tahun. Selama 12 bulan pertama tahap sifilis laten, infeksi masih bisa ditularkan. Setelah 2 tahun, infeksi masih ada di dalam tubuh, tetapi tidak bisa menular kepada orang lain lagi.

Jika tidak diobati, infeksi ini dapat berkembang menjadi tahap tersier yang merupakan tahap sifilis paling berbahaya.

4.      Sifilis Tersier

Infeksi pada tahap ini dapat muncul antara 10-30 tahun setelah terjadinya infeksi pertama. Sifilis pada tahap tersier ditunjukkan dengan kerusakan organ permanen sehingga bisa berakibat fatal bagi penderitanya.

Pada tahap ini, sifilis bisa berdampak pada mata, otak, jantung, pembuluh darah, hati, tulang, dan sendi-sendi. Akibatnya, penderita bisa terkena kebutaan, penyakit jantung atau stroke.

5.      Sifilis Kongenital

Ibu hamil yang terkena sipilis dapat menyebarkan penyakit ini kepada anaknya, baik sejak dalam kandungan maupun saat persalinan. Sifilis jenis ini disebut sifilis bawaan atau sifilis kongenital.

Kondisi ini sering menimbulkan komplikasi serius saat kehamilan, seperti : keguguran, kematian janin, atau kematian bayi beberapa saat setelah dilahirkan.

Bila berhasil hidup, bayi yang lahir dengan sifilis kongenital biasanya tidak menunjukkan gejala tertentu pada awalnya. Namun, beberapa bayi dapat mengalami ruam di bagian telapak tangan atau telapak kaki, serta pembengkakan kelanjar getah bening dan organ limpa.

Kondisi sifilis kongenital dapat menimbulkan komplikasi serius, antara lain seperti :

1.      Kelainan bentuk tulang, seperti batang hidung yang rata karena tulang rawan rusak dan dahi yang menonjol karena peradangan.

2.      Kelainan bentuk gigi.

3.      Anemia berat

4.      Pertumbuhan tulang yang abnormal.

5.      Meningitis

6.      Ganguan saraf, seperti buta atau tuli.

Referensi :

Surya Adistanaya. 2017. Gambaran Karakteristik Sifilis di Poliklinik Kulit dan Kelamin Sub Divisi Infeksi Menular Seksual RSUP Sanglah Denpasar. FK Unud Periode Januari 2011-Desember 2013. Jurnal Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar Bali.

Tiecco, G., et al. 2021. A 2021 Update on Syphilis : Taking Stock from Pathogenesis to Vaccines. Pathogens, 10(11), pp. 1-14.

Center for Disease Control and Prevention. 2022. Sexually Transmitted Diseases (STDs). Syphilis - CDC Fact Sheet.

Center for Disease Control and Prevention. 2021. Sexually Transmitted Diseases (STD’s). Screening Recommendations and Considerations Referenced in Treatment Guidelines and Original Sources

National Institute of Health. 2022. MedlinePlus. Syphilis Test.

Johnson, S. & Watson, K. Healthline. 2022. Syphilis: Symptoms, Diagnosis, Treatment, and Prevention.