Kamis, 07 Juli 2022 09:51 WIB

Kiat Aman Konsumsi Garam bagi Penderita Hipertensi

Responsive image
18239
Ns. Zubaidah, S.Kep, MKM - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi menurut WHO adalah tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah sistolik adalah indikasi tekanan pada pembuluh darah saat jantung memompa darah. Tekanan darah diastolik menunjukkan resistensi aliran darah di dalam pembuluh darah saat jantung memompa.

Seseorang  yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan seringkali tidak menyadari bahwa mereka mengalami sakit hipertensi, mereka datang untuk berobat dengan keluhan yang dirasakan seperti  sakit kepala, rasa seperti berputar, dan penglihatan kabur.  Bahkan seringkali  orang tersebut  sudah dengan penyakit penyulit atau komplikasi dari hipertensi hingga kerusakan organ.  Itulah mengapa hipertensi sering disebut dengan Silent Killer.

Menurut Emedicine health, penyakit hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa dikendalikan, yaitu dengan mengkonsumsi obat- obatan hipertensi berdasarkan rekomendasi dari dokter dan penderita menjalankan pola hidup sehat, dengan cara :

1.      Penurunan berat badan

2.      Memperbanyak asupan sayuran dan buah- buahan

3.      Olahraga

4.      Mengurangi konsumsi alkohol

5.      Berhenti merokok

6.      Mengurangi asupan garam

Mengapa Harus Mengurangi Asupan Garam?

Dalam kehidupan sehari- hari, kita pastinya tidak asing dengan garam dapur,karena kita akan menambahkan garam dapur dalam masakan untuk menambah cita rasa. Namun perlu diketahui bahwa konsumsi garam berlebih berbahaya bagi penyakit hipertensi. Konsumsi garam berlebih akan meningkatkan jumlah natrium dalam sel dan mengganggu keseimbangan cairan. Masuknya cairan ke dalam sel akan mengeringkan  diameter pembuluh darah arteri sehingga jantung  memompa darah lebih kuat yang berakibat meningkatnya tekanan darah. Peningkatan tekanan darah berpengaruh pada peningkatan kerja jantung, yang akhirnya akan meningkatkan risiko mengalami serangan jantung dan stroke. Selain itu ,konsumsi garam yang tinggi dapat mengganggu kerja ginjal. Garam harus dikeluarkan  dari tubuh oleh ginjal, tetapi karena natrium sifatnya mengikat banyak air, maka makin tinggi garam membuat volume darah meningkat. Volume darah  semakin tinggi sedangkan  lebar pembuluh darah tetap, maka alirannya jadi deras, yang artinya tekanan darah menjadi semakin meningkat. Sehingga akan menambah risiko hipertensi.

Berapa Banyak Garam yang Diperkenankan untuk Dikonsumsi?

Garam banyak mengandung natrium. Asupan natrium hendaknya dibatasi < 100 mmol ( 2 gram) per hari, setara dengan 5 gram (satu sendok teh  kecil) garam dapur. Bagi penderita hipertensi, asupan  natrium dibatasi lebih rendah lagi, menjadi 1,5 gram per hari atau 3,5 – 4 gram garam per hari. Walaupun tidak semua penderita hipertensi sensistif terhadap natrium, namun pembatasan asupan natrium dapat membantu terapi farmakologi menurunkan tekanan darah dan menurunkan risiko penyakit kardioserebrovaskuler.

Makanan Apa Saja yang Banyak mengandung Garam?

Asupan natrium didapat dari berbagai macam jenis  sumber makanan, antara lain garam yang ditambahkan pada produk olahan/ industri (diasinkan, diasap, diawetkan), berbagai makanan sehari- hari, dan penambahan garam pada waktu memasak atau saat makan.

Bagaimana Kiat untuk Mengurangi Konsumsi Garam?

1.  Konsumsi  lebih banyak produk segar dan kurangi makanan olahan

2. Batasi penggunaan garam pada makanan dengan cara menggantinya dengan rempah- rempah tertentu yang dapat memperkaya rasa atau gunakan bumbu pengganti garam

3.  Pilih produk  makanan yang rendah garam

4.  Perbanyak konsumsi buah dan sayur

5.  Bila harus makan produk olahan, cerdaslah dalam membaca label

 

Referensi :

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2015. Pedoman Tata Laksana Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskular. Jakarta : Sekretariat Indonesian Heart Association. Diunduh dari ardiologi.fk.unand.ac.id/attachments/article/166/Pedoman Tata Laksana hipertensi pada penyakit Kardiovaskular.pdf

P2PTM Kemenkes RI. 2018. Apa Pengaruh Garam Berlebih terhadap Penyakit Tidak Menular? Diunduh dari p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/page/41/apa-pengaruh-konsumsi-garam-berlebih-terhadap-penyakit-tidak-menular

Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. 2019. Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi. Jakarta : Indonesian Society of Hypertension. Diunduh dari www.inash.or.id/upload/pdf/article_Update_konsensus_201939.pdf