Jumat, 04 November 2022 10:58 WIB

Mitos atau Fakta, Bulu Kucing Penyebab Toxso

Responsive image
36408
Novita Agustina, Ns, M.Kep, Sp.Kep. A - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Bila mendengar kata-kata kucing, pertama yang kita pikirkan kucing adalah binatang lucu yang menggemaskan, sebagian orang beranggapan kucing dapat membuat wanita mandul, karena parasite toksoplasma yang terdapat pada bulu kucing. Berdasarkan studi didapatkan bahwa bulu kucing tidak menyebabkan terjadinya kemandulan bagi wanita. parasit toksoplasma sendiri disebarkan melalui kotoran kucing bukan pada bulu kucing.

Beberapa satwa seperti burung, ikan, kucing, kelinci, anjing, kambing hingga babi serta jenis mamalia lain dapat membawa parasit toksoplasma gonddi. Kotoran kucing dapat mengandung parasit penyebab infeksi yang disebut toksoplasma. Anda harus ekstra hati-hati saat membersihkan kandang dan tempat poop si Kucing. Bukan karena kucing Anda yang berbahaya, tetapi parasit bersel tunggal yang disebut toksoplasma yang mungkin saja terbawa oleh kucing.

kucing yang dipelihara bebas keluar masuk rumah dan berinteraksi dengan lingkungan luar seperti pekarangan rumah, tanah, atau rumput lebih berisiko terkena toksoplasmosis akibat menelan oosista yang ada di lingkungan atau memakan hewan lain yang mengandung sista Toxoplasma di dalam jaringannya. Hal yang sama juga terjadi pada kucing yang dibebaskan dalam rumah, dapat bebas memburu dan memakan tikus. Apabila seekor tikus memiliki sista dalam jaringan tubuhnya, maka kucing yang memakan tikus tersebut dapat menderita toksoplasmosis.

Gejalanya mirip seperti flu biasa. Individu yang terinfeksi tokso mungkin mengalami demam ringan, flu dan batuk, sakit kepala, sakit tenggorokan, gangguan pada kulit, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar leher. Jika Anda tertular toksoplasma saat Anda sedang hamil, atau bahkan beberapa bulan sebelum Anda hamil, parasit ini dapat menyebabkan cacat lahir serius seperti kerusakan mata dan otak pada janin. Sekitar setengah dari bayi yang terinfeksi tokso lahir prematur. Kerusakan lainnya dapat timbul berminggu-minggu, bulanan atau tahunan setelah kelahiran, termasuk kerusakan hati dan limpa, ketulian atau gangguan pendengaran, penyakit kuning, kerusakan mata dan masalah penglihatan, diare, muntah, masalah makan, dan ruam kulit. Mungkin, ada juga hubungan antara infeksi tokso dengan ketidaksuburan dan keguguran pada wanita.

Berdasarkan hasil penelitian, 40 persen wanita hamil pengidap toksoplasma pada awal kehamilan, janin yang dilahirkan akan terinfeksi dan 15 persen mengalami abortus atau kelahiran dini. Sebanyak 17 persen janin terinfkesi pada trimesterpertama, 24 persen pada trimester kedua, dan 62 persen pada trimester ketiga.

Pada bayi dapat menyebabkan kelainan pada saraf, mata serta kelainan sistemik seperti pucat, kuning, demam, pembesaran hati dan limpa atau pendarahan. Gangguan fungsi saraf (gangguan kecerdasan maupun keterlambatan perkembangan bicara), serta kejang dan kekakuan yang akhirnya menimbulkan keterlambatan perkembangan motorik. Infkesi pada bayi menyebabkan cacat bawaan, terutama pada usia kehamilan awal sampai tiga bulan. Toksoplasma juga dapat menyebabkan encephalus (tidak memiliki tulang tengkorak), hydocephalus (pembesaran kepala), dan bahkan kematian.

Berikut beberapa cara pencegahan terkena toksoplasma:

1. Perempuan hamil tidak disarankan membersihkan kandang dan kontak langsung dengan kucing.

2. Bersihkan kandang setiap hari.

3. Sediakan makanan kucing dalam bentuk kering, kaleng atau yang dimasak secara merata.

4. Masak daging secara matang dan merata.

5. Cuci buah dan sayur terutama yang ditanam sendiri dengan sabun pencuci piring, bilas hingga bersih.

6. Gunakan sarung tangan saat berkebun.

7. Periksa secara rutin status kesehatan kucing

 

Referensi:

Andriyani, R., & Megasari, K. (2015). Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian infeksi toksoplasma pada ibu hamil di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru tahun 2010-2013. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(2), 485–489. https://doi.org/10.25077/jka.v4i2.278

DISNAKKESWAN PROV.NTB. (2017). Toxoplasma. Wikipedia. Retrieved from https://disnakkeswan.ntbprov.go.id/toxoplasma-2/

Hanafiah, M., Nurcahyo, W., Prastowo, J., & Hartati, S. (2015). Faktor risiko infeksi toxoplasma gondii pada kucing domestik yang dipelihara di Yogyakarta. Jurnal Kedokteran Hewan - Indonesian Journal of Veterinary Sciences, 9(1), 55–58. https://doi.org/10.21157/j.ked.hewan.v9i1.2792

Putra, T. A., & Purnama, P. A. . (2018). Perancangan sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit toksoplasma pada wanita menggunakan Metode Bayes dengan Bahasa pemrograman PHP dan database MySQL. Sinkron: Jurnal Dan Penelitian Teknik Informatika, 3(1), 120–129. Retrieved from https://www.polgan.ac.id/jurnal/index.php/sinkron/article/view/199%0Ahttps://www.polgan.ac.id/jurnal/index.php/sinkron/article/download/199/113

Sumber foto: Dokumentasi RSMH