Tetanus merupakan penyakit serius yang disebabkan infeksi bakteri dan oleh racun bakteri yang memengaruhi sistem saraf yang menyebabkan otot menjadi tegang dan mengalami kontraksi yang menyakitkan, terutama pada otot rahang dan leher. Selain itu, tetanus juga dapat mengganggu kemampuan Anda untuk bernapas yang bisa mengancam kehidupan Anda. Tetanus merupakan kondisi gawat darurat, yang jika tidak segera diobati dapat menyebar ke seluruh tubuh dan membahayakan jiwa. Meski tergolong berbahaya, tetanus tidak menular dan dapat dicegah melalui pemberian vaksin tetanus. Namun, perlu diketahui bahwa orang yang pernah terkena tetanus tidak memiliki kekebalan alami sehingga bisa terinfeksi lagi di kemudian hari. Tetanus juga dikenal dengan nama lockjaw, karena menyebabkan otot rahang dan leher menjadi tegang. Berkat vaksin, kasus tetanus sudah mulai jarang terjadi. Namun, penyakit ini tetap menjadi ancaman bagi mereka yang tidak mengikuti vaksinasi. Pasalnya, tidak ada obat untuk tetanus. Perawatan berfokus pada penanganan komplikasi sampai efek toksin tetanus hilang. Tanda dan gejala tetanus bisa muncul kapan saja, dari beberapa hari hingga beberapa minggu setelah bakteri tetanus masuk ke tubuh Anda melalui luka. Masa inkubasi rata-rata adalah tujuh hingga 10 hari.
Penyebab
Penyakit tetanus disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Bakteri ini banyak ditemukan di sekitar manusia, seperti di tanah, debu, tinja manusia atau hewan, serta di permukaan benda-benda yang berkarat.
Saat masuk ke dalam tubuh manusia, bakteri Clostridium tetani akan mengeluarkan racun tetanospasmin yang menyerang sistem saraf pusat. Racun ini nantinya akan menghalangi sinyal saraf dari sumsum tulang belakang ke otot. Akibatnya, otot menjadi kaku dan tegang.
Bakteri tetanus dapat masuk ke dalam tubuh seseorang melalui luka terbuka di kulit, misalnya akibat :
1. Luka yang terkontaminasi tinja, tanah, debu, dan air liur.
2. Luka tusuk akibat benda yang tajam, seperti paku atau jarum.
3. Luka bakar
4. Luka yang disertai dengan jaringan mati, seperti gangrene.
5. Luka akibat kecelakaan lalu lintas.
6. Luka gigitan hewan, misalnya tikus.
Gejala
Gejala utama tetanus adalah otot rahang (trismus) yang mengencang. Kondisi ini dapat menyebabkan mulut sulit terbuka dan penderitanya sulit menelan makanan. Gejala lain yang muncul akibat tetanus adalah :
1. Kaku otot yang meluas hingga ke leher, lengan, dan perut.
2. Sakit kepala
3. Sesak napas
4. Gelisah dan sensitif terhadap cahaya, suara, dan sentuhan.
5. Demam lebih dari 38°C.
6. Keringat berlebihan
7. Air liur keluar terus-menerus.
8. Tekanan darah meningkat.
9. Peningkatan detak jantung (takikardia).
10. Gangguan irama jantung (aritmia).
Kemunculan gejala tersebut bisa terjadi dalam 3-21 hari setelah infeksi terjadi, tetapi biasanya muncul di hari ke-14. Sementara pada bayi, butuh waktu selama 3 hingga 2 minggu sampai gejala pertama kali muncul.
Pemeriksaan
Dokter dapat mendiagnosis tetanus melalui tanya jawab terkait keluhan dan riwayat kesehatan pasien, serta pemeriksaan pada tanda-tanda yang nampak. Namun, bila diperlukan, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan gejala yang dialami bukan disebabkan oleh penyakit lain, seperti :
1. Difteri
2. Rabies
3. Kejang umum
4. Kelebihan kalsium dalam darah (hiperkalsemia).
5. Perdarahan otak (perdarahan intrakranial).
6. Radang selaput otak dan sumsum tulang belakang.
Komplikasi
Jika dibiarkan tidak tertangani, tetanus dapat menyebabkan sejumlah komplikasi serius, di antaranya adalah :
1. Kesulitan bernapas akibat tegang pada otot pernapasan (laryngospasm).
2. Peradangan pada paru-paru (pneumonia).
3. Penyumbatan arteri paru-paru (emboli paru).
4. Kerusakan otak karena kekurangan pasokan oksigen.
5. Patah tulang akibat otot yang tegang dan kaku.
6. Kerusakan otot
7. Gagal jantung
8. Infeksi lain akibat perawatan yang lama di rumah sakit (infeksi nosokomial).
9. Kematian
Pencegahan
Oleh sebab itu, pencegahan penyakit ini merupakan hal yang sangat penting. Salah satu upaya pencegahan tersebut adalah dengan menjalani vaksinasi tetanus, agar tubuh membuat antibodi untuk melawan racun tetanus.
Selain itu, karena kasus kuman tetanus paling banyak masuk melalui luka, ada beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan guna menghindari paparan infeksi tetanus, yaitu :
1. Menggunakan alas kaki yang tebal dan tertutup saat di luar ruangan.
2. Menjalani vaksinasi tetanus lengkap sebelum bepergian ke luar negeri.
3. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun secara rutin.
4. Tidak menunda pertolongan pertama saat mengalami luka ringan.
5. Mengganti balutan luka secara rutin dan menjaganya agar tidak basah.
6. Memeriksakan diri ke dokter ketika mengalami luka yang parah.
7. Melakukan perawatan luka dengan benar.
Referensi :
Pahala Simanjuntak. 2018. Penatalaksanaan Tetanus pada Pasien Anak. Jurnal Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Centers for Disease Control and Prevention. 2019. About Tetanus. Symptoms and Complication.
National Institute of Health. 2019. MedlinePlus. Tetanus.
Mayo Clinic. 2021. Diseases & Conditions. Tetanus.
Myhre, J., & Sifris, D. Verywell Health. 2020. What is Tetanus?
World Health Organization. 2018. Newsroom. Tetanus.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Berikan Anak Imunisasi Rutin Lengkap, Ini Rinciannya.
Johns Hopkins Medicine. 2021. Conditions and Diseases. Tetanus.
Myhre, J., & Sifris, D. Verywell Health. 2020. What is Tetanus?
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2021. Pernyataan IDAI. Jadwal Imunisasi IDAI 2020.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2015. Imunisasi. Melengkapi / Mengejar Imunisasi (Bagian II).
Centers for Disease Control and Prevention. 2019. About Tetanus. Prevention.
National Health Services UK. 2020. Health A to Z. Tetanus.