Senin, 31 Oktober 2022 16:49 WIB

Faringitis

Responsive image
30983
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Radang tenggorokan atau faringitis adalah kondisi peradangan yang terjadi pada bagian tenggorokan (faring) yang biasa disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Di Indonesia, radang tenggorokan sering kali disebut juga dengan istilah panas dalam. Faringitis membuat tenggorokan terasa tidak nyaman, perih, kering, dan gatal. Kondisi ini membuat Anda kesulitan untuk makan, menelan, dan berbicara. Faringitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus. Beberapa jenis virus yang bisa menyebabkan faringitis adalah Influenza, Rhinovirus, dan Epstein-Barr. Walaupun lebih sering disebabkan oleh infeksi virus, infeksi bakteri golongan Streptococcus juga bisa menyebabkan faringitis. Virus dan bakteri penyebab faringitis sangat mudah menyebar lewat udara, misalnya lewat percikan air liur dari batuk penderita yang terhirup. Meski faringitis umumnya adalah kondisi yang tidak berbahaya dan dapat sembuh dalam beberapa hari, pengobatan tetap perlu dilakukan untuk meredakan gejala yang timbul. Tergantung dari penyebabnya, peradangan di tenggorokan bisa diatasi dengan perawatan sederhana di rumah, obat apotek (OTC) atau antibiotik dari dokter. Faringitis bisa menyerang siapa pun. Semua orang bisa mengalami radang tenggorokan baik anak-anak, orang dewasa, atau orang lanjut usia.

Penyebab Faringitis

Faringitis atau radang tenggorokan paling sering disebabkan oleh infeksi virus. Jenis virus penyebab faringitis bisa beragam, tetapi umumnya berasal dari golongan virus Influenza, Adenovirus, Rhinovirus, Coronavirus, dan Epstein-Barr.

Faringitis juga bisa disebabkan oleh penyebaran infeksi dari penyakit lain, seperti pilek, flu, pertusis, campak, cacar, dan mononukleosis.

Pada beberapa kasus, faringitis juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri. Bakteri ini biasanya berasal dari golongan Streptococcus A. Meski jarang, bakteri lain seperti Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, dan Corynebacterium diphtheriae, juga bisa menyebabkan faringitis.

Faktor Risiko Faringitis

Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami faringitis, antara lain :

1.      Berusia 3-15 tahun.

2.      Sering terpapar asap rokok atau polusi.

3.      Memiliki riwayat alergi, seperti alergi dingin, alergi debu, atau bulu binatang.

4.      Memiliki riwayat sinusitis.

5.      Sering berada di ruangan yang kering, seperti kamar ber-AC.

6.      Memiliki riwayat kontak dengan penderita faringitis, misalnya tinggal bersama penderita radang tenggorokan atau bekerja di rumah sakit.

7.      Memiliki daya tahan tubuh lemah.

8.      Menderita GERD (Gastroesofageal Reflux Disease) atau penyakit asam lambung.

9.      Sering melakukan aktivitas yang menyebabkan ketegangan pada otot tenggorokan, misalnya karena bicara atau berteriak terlalu keras.

Gejala Faringitis

Faringitis biasanya baru menimbulkan gejala sekitar 2-5 hari setelah penderita terkena infeksi. Beberapa gejala yang bisa timbul pada penderita faringitis antara lain :

1.      Nyeri atau sakit tenggorokan

2.      Gatal di tenggorokan

3.      Sulit menelan

4.      Demam

5.      Sakit kepala

6.      Pegal linu

7.      Mual muntah

8.      Pembengkakan kelenjar di leher

Penanganan Faringitis

Pengobatan faringitis bertujuan untuk meredakan keluhan dan gejala, mengatasi infeksi penyebab faringitis, dan mencegah terjadinya komplikasi. Dua langkah penanganan yang bisa dilakukan adalah dengan penanganan mandiri dan pemberian obat-obatan.

1.      Penanganan mandiri

Langkah penanganan mandiri yang bisa dilakukan untuk mengatasi faringitis adalah :

a.      Beristirahat yang cukup hingga kondisi terasa lebih baik.

b.      Tidak terlalu banyak bicara, terutama bila suara sedang serak.

c.      Minum air putih dalam jumlah yang cukup agar tidak mengalami dehidrasi.

d.      Menggunakan pelembab udara (humidifier) jika udara dalam ruangan terasa kering.

e.      Mengonsumsi makanan yang nyaman di tenggorokan, seperti sup kaldu hangat.

f.       Berkumur dengan air garam hangat untuk meredakan nyeri tenggorokan.

g.      Menghindari paparan asap rokok dan polusi.

2.      Pemberian obat-obatan

Bila penanganan faringitis secara mandiri tidak membuat kondisi membaik dalam jangka waktu maksimal 7 hari, penderita perlu memeriksakan diri ke dokter. Dokter mungkin akan meresepkan beberapa jenis obat, seperti antibiotik, paracetamol atau ibuprofen, dan lain sebagainya.

 

Referensi :

Yunita Sarah Nadeak. 2017. Karakteristik Penderita Faringitis Akut di RS Tentara Binjai Tahun 2017. Jurnal Keperawatan Akper Kesdam Binjai.

Sykes, E., et al. 2020. Pharyngitis : Approach to Diagnosis and Treatment. Canadian Family Physician, 66(4), Pp. 251-7.

Dettmar, P., et al. 2018. Chronic Pharyngitis and The Association with Pepsin Detection and Reflux Disease. Ann Esophagus, 1(1), Pp. 17.

National Institute of Health. 2021. Medlineplus. Pharyngitis - Sore Throat.

Centers For Disease Control And Prevention. 2018. Group A Strep Home. Pharyngitis (Strep Throat).

Johns Hopkins Medicine. 2021. Conditions And Diseases. Pharyngitis.

 Cleveland Clinic. 2020. Symptoms. Sore Throat (Pharyngitis).

 Campisano, D. Verywell Health. 2022. What Is Pharyngitis?

 Dersarkissian, C. Webmd. 2020. Why Do I Have A Sore Throat?

https://pdcproductions.com/ https://oceandata.hangtuah.ac.id/point/