Stres adalah perubahan reaksi tubuh ketika menghadapi ancaman, tekanan atau situasi yang baru. Stres sendiri dapat berbentuk bermacam-macam tergantung dan ciri-ciri individu yang bersangkutan. Stres tidak selalu diartikan sebagai sesuatu yang negatif. Dalam kondisi tertentu, stres bisa memberikan manfaat seperti mendorong Anda untuk menyelesaikan tugas lebih cepat sebelum tenggang waktu. Namun bila dibiarkan berlarut-larut, tingkat stres yang tinggi dan berkelanjutan bisa mengganggu kehidupan sehari-hari. Stres yang berkepanjangan bisa memicu munculnya gangguan kesehatan. Ketika stres, tubuh melepaskan hormon Kortisol dan Adrenalin yang membuat kerja jantung lebih cepat. Hormon tersebut bisa membuat kita merasa mudah lelah. Selain itu daya tahan tubuh seseorang yang sedang stres akan menurun. Tubuh menjadi sulit melawan virus atau bakteri dan lebih mudah terkena penyakit. Gejala dari stres antara lain gangguan jantung, tekanan darah tinggi, ketegangan otot, sakit kepala, telapak tangan dan kaki terasa dingin, kepala terasa pusing, gangguan pada pencernaan dan sulit tidur.
Beberapa faktor yang dapat menimbulkan stres yaitu :
1. Keluarga yang tidak harmonis.
2. Peristiwa yang membuat trauma.
3. Mempunyai penyakit dalam jangka lama (kronis).
4. Kesenjangan ekonomi
5. Lingkungan yang tidak aman, seperti tinggal di area konflik.
6. Beban pekerjaan
7. Kejadian buruk seperti perceraian dan PHK.
Berikut ini adalah dampak stres terhadap tubuh :
1. Gangguan pencernaan
2. Gangguan pada kulit dan rambut.
3. Sakit kepala
4. Gangguan menstruasi
5. Gangguan mental, cemas, depresi, dan lain-lain.
6. Gangguan tidur
7. Penyakit Kardiovaskuler
Agar stres tidak berlanjut sampai menimbulkan gangguan kesehatan, terdapat cara untuk mengatasi stres yang dapat dilakukan.
Cara mengatasi stres :
1. Jagalah kesehatan dengan cara olahraga maupun aktivitas fisik teratur, tidur cukup, makan bergizi seimbang, menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Ketika sedang merasa stres, sebaiknya tidak terlalu lama menyendiri. Sedapat mungkin mencoba tetap berolahraga ataupun melakukan aktifvitas fisik, makan bergizi seimbang, menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Saat Anda bergerak atau berolahraga, tubuh akan mengeluarkan hormon pereda stres (Endorfin). Dengan demikian akan lebih rileks, tenang dan tidur lebih nyenyak.
2. Melakukan kegiatan sesuaikan dengan minat dan kemampuan.
Cobalah untuk lakukan kegiatan yang membuat Anda lupa waktu dan merasa bahagia saat melakukannya. Jika merasa sulit memilih aktivitas yang menyenangkan, Anda bisa mencoba hal baru yang belum pernah dicoba namun tetap disesuaikan dengan minat dan kemampuan.
3. Berpikir positif
Energi dan pikiran yang positif dapat menjauhkan dari rasa stres yang berlebihan. Berpikir positif tidak hanya membuat stres berkurang, tetapi bisa meningkatkan prestasi. Memikirkan dan mengucapkan hal yang positif dapat membuat tubuh dan otak merespon dengan sifat baik.
4. Menenangkan pikiran dan mengembangkan hobi.
Ketika mengalami stres agar bisa membantu menenangkan pikiran, Anda dapat mencoba melakukan yoga atau meditasi, karena yoga dan meditasi bisa meringankan kecemasan, meningkatkan suasana hati dan menenangkan pikiran. Selain itu Anda dapat meluangkan waktu untuk hal-hal yang disukai. Melakukan kegiatan yang sesuai hobi bisa membangun perasaan yang positif.
5. Bicarakan keluhan dengan seseorang yang dapat dipercaya
Memendam perasaan atau masalah akan membuat kita tertekan / stres akan lebih baik untuk berbagi cerita dengan orang-orang terdekat atau psikolog. Percayalah setelah beban dan keluh kesah Anda dikeluarkan maka perasaan Anda lebih baik.
6. Meningkatkan ibadah sesuai dengan agama masing-masing.
Beribadah merupakan cara yang dapat dilakukan agar mengurangi stres. Sesuai dengan kepercayaan yang dianut Anda dapat menceritakan dan berdoa kepada Tuhan agar pikiran lebih tenang.
Referensi :
Musradinur. 2016. Stres dan Cara Mengatasinya dalam Perspektif Psikologi. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry. Jurnal Edukasi Volume 2 Nomor 2.
Mentari Bunga Zikry Aulia, dkk. 2020. Teknik Manajemen Stres yang Paling Efektif pada Remaja. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta. Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Volume 12 Edisi 4.