Rabu, 19 Oktober 2022 09:47 WIB

Kenali Tanda Keracunan Obat Nyeri Opioid dan Penanganannya

Responsive image
7897
Dr. Ida Bagus Krisna Jaya Sutawan, Sp.An, M.Kes, K - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Seorang dokter mungkin memberi Anda resep opioid untuk mengurangi rasa sakit setelah anda mengalami cedera besar atau operasi. Anda mungkin mendapatkannya jika anda mengalami sakit parah akibat kondisi kesehatan seperti kanker. Beberapa dokter meresepkannya untuk nyeri kronis.

Opioid, kadang-kadang disebut narkotika, biasanya digunakan untuk pengobatan nyeri, dan termasuk obat-obatan seperti morfin, fentanil, dan tramadol. Penggunaan non-medis, penggunaan jangka panjang, penyalahgunaan dan penggunaan tanpa pengawasan medis dapat menyebabkan ketergantungan opioid dan masalah kesehatan lainnya. Heroin obat terlarang juga merupakan opioid. Beberapa opioid dibuat dari tanaman opium, dan yang lainnya sintetis (buatan manusia).

Opioid dapat menyebabkan efek samping seperti mengantuk, kesadaran berkabut, mual, dan konstipasi. Mereka juga dapat menyebabkan pernapasan melambat, yang dapat menyebabkan kematian overdosis. Jika seseorang memiliki tanda-tanda overdosis opioid segera hubungi fasilitas kesehatan terdekat, ciri-ciri yang dapat muncul diantaranya:

  • Wajah orang tersebut sangat pucat dan/atau terasa lembap saat disentuh
  • Tubuh mereka lemas
  • Kuku atau bibir mereka berwarna ungu atau biru
  • Mereka mulai muntah atau membuat suara gemericik
  • Mereka tidak dapat dibangunkan atau tidak dapat berbicara
  • Napas atau detak jantung mereka melambat atau berhenti
  • Karena efek farmakologisnya, opioid dapat menyebabkan kesulitan bernapas, dan overdosis opioid dapat menyebabkan kematian.

Penatalaksanaan opioid use disorder atau penyalahgunaan opioid bergantung pada kondisi pasien. Pada pasien dengan intoksikasi, penanganan kegawatdaruratan menjadi fokus terapi. Pada pasien dengan ketergantungan opioid, diberikan terapi sulih untuk dapat menghentikan penggunaan opioid tanpa menyebabkan gejala withdrawal. Pasien dengan gejala withdrawal diberikan penatalaksanaan simptomatis untuk mengurangi gejala

Pada keadaan intoksikasi, penatalaksanaan dilakukan dengan mengidentifikasi kegawatdaruratan yang terjadi dan melakukan penatalaksanaan yang sesuai. Misalnya, pasien dengan henti napas atau henti jantung, akan ditatalaksana sesuai algoritma resusitasi jantung-paru. Terapi standar pada kasus intoksikasi opioid adalah pemberian nalokson. Nalokson merupakan antagonis reseptor miu yang bekerja singkat. Obat ini dapat diberikan secara intravena, subkutan, atau intramuskular. Biasanya nalokson diberikan pada awal saat pasien dalam transport menuju IGD atau pertama kali datang ke IGD.

Nalokson bekerja cepat dengan onset kurang dari 2 menit pasca pemberian intravena. Nalokson adalah obat antagonis opiat spesifik yang akan membalikkan efek depresi pernapasan dan sedasi yang disebabkan opioid. Dosis awal pemberian adalah 0,4 mg. Dosis dapat dinaikkan setiap 2 menit sesuai respons pasien, dengan dosis maksimum 15 mg. Bila tidak ditemukan perbaikan pada gejala depresi pernapasan pasca pemberian 15 mg nalokson, harus dipikirkan penyebab depresi pernapasan lain. Pasca pemberian nalokson dapat terjadi gejala hipoksemia yang persisten yang menunjukkan terjadi edema pulmonal. Pada pasien seperti ini, dibutuhkan intubasi dengan ventilator tekanan positif. Biasanya gejala akan membaik dalam 24 jam.

Pasien dengan intoksikasi opioid kerja pendek (misal : heroin) membutuhkan observasi yang lebih pendek dibanding pengguna opioid kerja panjang (misal : methadone). Pasien yang diberikan nalokson umumnya juga memerlukan rawat inap. Penggunaan nalokson berulang atau dengan dosis yang lebih tinggi untuk memberikan respons biasanya membutuhkan perhatian lebih. Pasien yang memiliki gejala lebih berat, seperti hipoventilasi, pneumonia aspirasi, penurunan kesadaran, dan edema pulmonal membutuhkan waktu observasi yang lebih panjang, bahkan perawatan di ICU. Pada kasus tanpa komplikasi, dapat dilakukan observasi selama 12-24 jam, kemudian pasien dapat melanjutkan dengan terapi rawat jalan.1–5

 

Referensi:

Opioid overdose [Internet]. [cited 2022 Feb 16]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/opioid-overdose

Understanding the Opioid Overdose Epidemic | CDC’s Response to the Opioid Overdose Epidemic | CDC [Internet]. 2022 [cited 2022 Feb 16]. Available from: https://www.cdc.gov/opioids/basics/epidemic.html

Opioid Misuse and Addiction [Internet]. National Library of Medicine; [cited 2022 Feb 16]. Available from: https://medlineplus.gov/opioidmisuseandaddiction.html

Abuse NI on D. Opioid Overdose Crisis [Internet]. National Institute on Drug Abuse. 2021 [cited 2022 Feb 16]. Available from: https://nida.nih.gov/drug-topics/opioids/opioid-overdose-crisis

Pain Management & Opioid Use [Internet]. [cited 2022 Feb 16]. Available from: https://www.aafp.org/family-physician/patient-care/care-resources/pain-management.html