Senin, 23 Mei 2022 16:35 WIB

Fakta Bahwa Rokok Penyebab Kanker

Responsive image
18862
Novita Agustina, Ns, M.Kep, Sp.Kep. A - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

“Merokok dapat menyebabkan kanker …dst”.

Tentu semua ingat bunyi peringatan pada iklan rokok dan bahkan ditulis di setiap pak bungkus rokok. Tujuannya untuk mengingatkan para perokok akan resiko yang bakal didapatnya jika merokok. Namun hal ini tidak mempengaruhi para perokok mungkin karena kesadaran terhadap kesehatan secara umum yang masih rendah. Tembakau merupakan zat yang berbahaya bagi manusia. Bahan dari rokok adalah tembakau, saat ini tembakau telah membunuh lebih dari setengah dari orang-orang yang merokok setiap harinya.

Merokok adalah kebiasaan yang dilakukan setiap hari oleh masyarakat Indonesia, baik oleh kaum laki-laki dan tidak menutup kemungkinan kaum perempuan. Penyakit yang berkaitan dengan tembakau sering menyerang pada usia setengah baya yang mempunyai riwayat merokok mulai usia muda atau remaja. Merokok sangat berpengaruh besar terhadap kesehatan perokok dan orang yang ada disekitar lingkungannya. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa kebiasaan merokok akan menurunkan kemampuan ekonomi keluarga miskin yang terdapat dinegara berkembang.

Merokok dan kanker memang sangat berhubungan. Karena didalam asap yang dihasilkan dari rokok terdapat sekitar 100 senyawa yang bersifat pemicu timbulnya kanker (karsinogen), penyebab mutasi (mutagen), dan sebagian promotor tumor. Asap rokok mengandung senyawa PAH (misalnya benzo(a)pirena dan dimetilbenz(a)antrazena) serta Nikotin dan 4-(methylnitrosoamino)-1-(3-pyridyl)-1-butanone (NNK). Asap rokok dengan Senyawa PAH-nya, disamping dapat menyebabkan mutasi langsung pada DNA ternyata juga dapat memacu aktivasi faktor-faktor pemicu pembelahan sel, seperti NF-kB dan AP1. senyawa PAH juga akan dapat memicu perkembangan tumor lebih cepat lagi. Sedangkan Nikotin dan NKK terbukti dapat memacu peningkatan proliferasi sel-sel tumor paru. Nikotin bahkan dapat memicu terjadinya angiogenesis pada kanker payudara dengan mekanisme menyerupai VEGF (faktor angiogenesis endogen). Angiogenesis adalah peristiwa terbentuknya pembuluh darah baru akibat dari situasi stress dan oksigen deprivasi (pengurangan).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kanker paru-paru merupakan jenis kanker yang paling erat kaitannya dengan merokok. Para perokok memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak merokok dari penyakit kanker, Ca paru menjadi yang paling umum dan salah satu jenis yang paling berbahaya. Merokok menyumbang 90% kematian akibat penyakit paru-paru di seluruh dunia. Hal ini akan memakan waktu 10 tahun, namun jika berhenti, resiko kematian akibat kanker paru-paru akan turun 50% dibandingkan mereka yang merokok. 10 tahun setelah berhenti merokok, resiko kanker mulut, tenggorokan, kerongkongan, kandung kemih, ginjal dan pankreas juga akan menurun.

Efek dari merokok berat antara lain: kulit keabu-abuan karena kurang oksigen (smoker’s face), rambut rusak, gatal- gatal, warna kuning pada jari dan ditangan memegang rokok, penurunan BB, bau mulut, gigi bernoda, gusi rusak, iritasi pada mata. Peningkatan faktor resiko berkaitan dengan jumlah merokok dalam tahun (jumlah batang rokok yang dikomsumsi setiap hari dikalikan jumlah tahun merokok) serta factor saat mulai merokok (semakin muda individu mulai merokok, semakin besar resiko terjadinya kanker paru). Faktor lain yang dapat dipertimbangkan termasuk di dalamnya jenis rokok yang di hisap (kandungan tar, rokok filter dan kretek).

karena itu asap rokok sangat berbahaya terhadap siapa saja, baik perokok aktif maupun pasif. Setidaknya, rokok dilaporkan mampu menyebabkan 15 jenis kanker. Cancer Research UK mengungkapkan bahwa kebiasaan buruk  ini menyebabkan sekitar 7 dari 10 kasus kanker paru-paru di Inggris, yang juga merupakan penyebab paling umum kematian.

Rokok menyebabkan kanker seperti:

- kanker mulut,

- faring (tenggorokan atas),

- hidung dan sinus,

- laring (kotak suara),

- kerongkongan (pipa makanan),

- hati,

- pankreas,

- lambung,

- ginjal,

- usus,

- ovarium,

- kandung kemih,

- leher rahim, dan

- beberapa jenis kanker darah seperti leukemia.

Selain itu, durasi merokok juga berpengaruh pada risiko serangan kanker. Semakin banyak rokok yang kamu isap sehari, semakin tinggi risiko kanker, jadi mengurangi jumlah rokok yang kamu isap sehari bisa menjadi langkah awal yang baik untuk kemudian berhenti secara total dari kebiasaan ini.

Begitu banyak jenis kanker yang dapat berkembang di tubuh manusia akibat rokok. Tubuh manusia dirancang untuk menghadapi kerusakan yang datang dari luar, tetapi tubuh tidak sepenuhnya mampu mengatasi jumlah bahan kimia berbahaya dalam asap rokok. Jadi, berhenti merokok adalah cara terbaik untuk menjaga kesehatan dari risiko kanker.

Referensi:

       Amin Z.. 2010. Kanker Paru. Dalam: Sudoyo A.W., Setryohadi B., Alwi I., Simadibrata M.K., Setiati S. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

·       Herlina, HD, S. R., & Dewi, Y. I. (2014). Hubungan Riwayat Merokok dengan stadium Ca paru. Jurnal Online Mahasiswa, 6(1), 1–7.

·       Puspawati, P. R., Kristina, S. A., & Wiedyaningsih, C. (2020). Dampak merokok terhadap kematian dini akibat kanker di Indonesia: estimasi years of life lost (YLL). Majalah Farmaseutik, 16(1), 104. https://doi.org/10.22146/farmaseutik.v16i1.49790

·       Rahmatia, A. Y., & Ernawati, R. (2020). Hubungan riwayat keluarga dan riwayat merokok dengan jenis kanker di ruang kemoterapi RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Borneo Student Research (BSR), 1(3), 1604–1609. Retrieved from https://journals.umkt.ac.id/index.php/bsr/article/view/1036