Setiap orangtua pasti khawatir saat anak diare. Apa saja fakta penting seputar diare pada anak dan cara mengatasinya?
Diare akut didefinisikan sebagai keluarnya cairan abnormal atau tinja yang tidak berbentuk (cair), yang disertai dengan peningkatan frekuensi buang air besar (BAB) sebanyak 3x atau lebih dalam sehari.
Etiologi (Penyebab Penyakit)
Infeksi, baik itu oleh virus, bakteri, maupun parasit merupakan penyebab tersering. Virus, terutama Rotavirus merupakan penyebab infeksi virus utama (60-70%), 10-20% adalah infeksi bakteri, dan kurang dari 10% adalah infeksi parasit.
Sedangkan faktor penyebab non-infeksi adalah :
Patogenesis diare yang disebabkan oleh bakteri dan virus pada prinsipnya sama yaitu menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. Perbedaannya adalah bakteri dapat menginvasi mukosa sel usus halus sehingga dapat menyebabkan tinja disertai darah, yang dikenal sebagai disentri.
Akan tetapi perlu diketahui bahwa tidak semua BAB cair merupakan diare. Pada bayi baru lahir, sistem pencernaan belum sepenuhnya sempurna, sehingga mereka belum mampu mencerna makanan dengan baik. Akibatnya, tinja bayi menjadi berair dalam kurun waktu tertentu, dan kondisi ini merupakan hal normal. Bayi yang baru lahir sampai usia 2 bulan juga memiliki frekuensi BAB yang cukup sering hingga 10x dalam sehari.
Gejala Diare
Gejala diare yang sering terjadi antara lain adalah sebagai berikut:
Diare yang tidak segera ditangani dengan baik bisa menyebabkan dehidrasi. Dibandingkan orang dewasa, anak-anak lebih rentan mengalami dehidrasi. Dehidrasi dapat berupa gejala ringan, sedang, maupun berat.
Perlu diketahui juga tanda-tanda dehidrasi adalah:
Jika terjadi hal-hal diatas, segeralah bawa ke klinik atau RS terdekat, karena jika terjadi dehidrasi berat maka dapat timbul komplikasi seperti penurunan kesadaran, kejang, kerusakan otak, bahkan kematian.
Penanganan/Terapi di Rumah
Penanganan yang bisa dillakukan orang tua di rumah jika anak mengalami diare antara lain sebagai berikut:
Karena sebagian besar diare pada anak disebabkan oleh virus, maka tidak perlu diberikan antibiotik. Antibiotik hanya diberikan jika diare disebabkan oleh bakteri. Diare akibat infeksi virus dapat sembuh sendiri dalam waktu beberapa hari, namun tetap perlu untuk memantau kondisi anak.
Jika gejala diare semakin berat atau terdapat gejala yang perlu diwaspadai, segeralah bawa ke klinik atau RS terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Tips Pencegahan
Adapun cara untuk mencegah terjadinya diare pada anak adalah:
Referensi
Farting M, Salam MA, Lindberg G, et al. Acute Diarrhea in Adults and Children: a Global Perspective. J Clin Gastroenterol. 2013.
Subagyo B, Santoso NB. Diare Akut. Jakarta: Balai Penerbit IDAI, 2012.
Guandalini S, Kahn SA. Acute Diarrhea. In: Kleinman RE, Sanderson IR, Goutlet O, Sherman PM, Mieli-Vergani G, Shneider B, editors. Walker’s Pediatric Gastrointestinal Disease. 5th ed. Hamilton: BC Decker Inc; 2008.
Cook G and Zumla A. Manson’s Tropical Diseases, 22. Aufl[Edinburgh]: Saunders. 2009.
DOC, PROMKES,RSMH
sumber gambar: https://www.yoedha.com/2016/11/pencegahan-penyakit-diare-yang-efektif.html