Menyusui adalah suatu proses alamiah, walaupun demikian dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah sehingga perlu pengetahuan dan latihan yang tepat. Fakta menunjukkan terdapat 40% wanita yang tidak menyusui bayinya karena banyak yang mengalami nyeri dan pembengkakan payudara.
Teknik menyusui yang benar sering kali terabaikan, ibu kurang memahami tata laksana yang benar, misalnya pentingnya ASI, bagaimana ASI keluar (fisiologis menyusui), bagaimana posisi menyusui dan perlekatan yang baik sehingga bayi dapat menghisap secara efektif. Jika hal ini tidak ditindaklanjuti akan berdampak pada pertumbuhan menjadi terhambat. Teknik menyusui yang baik dan benar dengan volume ASI dipengaruhi oleh waktu awal menyusui, frekuensi menyusui, kelengkapan pengosongan payudara pada setiap menyusui, posisi dari bayi saat menyusui, dan kemampuan bayi untuk menyusui efektif. Kecukupan ASI dapat diukur melalui respon bayi setelah disusui, frekuensi buang air kecil, buang air besar dan penurunan berat badan tidak lebih dari 7% dari berat lahir. Tidak maksimalnya proses menyusui akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Namun sering kali ibu-ibu kurang mendapatkan informasi tentang manfaat manyusui yang benar.
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai teknik-teknik menyusui yang benar. Indikator dalam proses menyusui yang efektif meliputi posisi ibu dan bayi yang benar (body position), perlekatan bayi yang tepat (latch), keefektifan hisapan bayi pada payudara (effective sucking).
cara menyusui yang benar dapat dipengaruhi oleh usia, paritas, status pekerjaan ibu, masalah payudara, usia gestasi, berat badan lahir, rendahnya pengetahuan dan informasi tentang menyusui yang benar, penatalaksanaan rumah sakit yang sering kali tidak memberlakukan rawat gabung, dan tidak jarang fasilitas kesehatan yang justru memberikan susu formula kepada bayi yang baru lahir.
Menyusui dengan teknik yang salah menimbulkan masalah seperti puting susu menjadi lecet dan ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya enggan menyusu. Hal ini menyebabkan kebutuhan ASI bayi tidak tercukupi. Menurut Riksani dengan teknik menyusui yang benar akan mendorong keluarnya ASI secara maksimal sehingga keberhasilan menyusui bisa tercapai.
Ibu yang menginginkan manfaat ASI yang optimal untuk bayinya , harus paham tentang teknik menyusui yang benar dan pemberian ASI dilakukan secara ekslusif sampai 6 bulan. Sering ibu mengalami masalah dalam hal menyusui dikarenakan pengetahuannya yang kurang mengenai tehnik menyusui, seperti cara meletakkan payudara ketika menyusui, isapan bayi yang kurang tepat yang mengakibatkan nyeri puting. Disamping itu ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian ibu selain cara menyusui yang baik dan benar, yaitu pengetahuan gizi ibu, istirahat yang cukup dan pikiran yang tenang.
Teknik perlekatan yang benar saat menyusui adalah dengan rumus AMUBIDA, yaitu:
A : Aerola
Aerola adalah bagian berwarna gelap di sekitar puting. Perlu diperhatikan bagi ibu saat menyusui adalah memasukkan sebagian besar Aerola bagian bawah ke mulut bayi.
Mu: Mulut terbuka lebar
Ketika ibu memasukkan puting dan aerola kedalam mulut bayi, pastikan mulut harus terbuka lebar, bukan mengatupkan mulut ke arah dalam atau merapatkan ke arah dalam.
Bi: Bibir harus 'dower'
Saat menghisap puting, bibir bayi harus terbuka dower ke bawah, sehingga Aerola sebagian besar bagian bawahnya masuk ke dalam mulut bayi.
Da: Dagu menempel ke payudara
Pentingnya memposisikan Dagu menempel ke payudara ibu agar hidung bayi tidak tertutup.
Insya Allah kalau posisi dan perlekatan sudah benar produksi ASI tetap banyak dan kebutuhan gizi anak akan terpenuhi dengan maksimal.
Tanda bayi telah berada dalam posisi menyusu yang baik:
Referensi:
Britton, J. R., Britton, H. L., & Gronwaldt, V. (2006). Breastfeeding, sensitivity, and attachment. Pediatrics, 118(5). https://doi.org/10.1542/peds.2005-2916
Faiqah, S., & Hamidiyanti, B. Y. F. (2019). Edukasi posisi dan perlekatan pada saat menyusui dalam upaya meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sasambo, 3(1), 105–111. https://doi.org/10.31849/dinamisia.v3i1.2729
Keni, N. W. A., Rompas, S., & Gannika, L. (2020). Tingkat pengetahuan dan sikap dengan teknik menyusui pada ibu pasca melahirkan. Jurnal Keperawatan, 8(1), 33. https://doi.org/10.35790/jkp.v8i1.28409
Rinata, E., Rusdyati, T., & Sari, P. A. (2016). Teknik menyusui posisi, perlekatan dan keefektifan menghisap - studi pada ibu menyusui di Rsud Sidoarjo. Temu Ilmiah Hasil Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat, 128–139.
Subekti, R. (2019). Teknik menyusui yang benar di desa Wanaraja, kecamatan Wanayasa kabupaten Banjarnegara. Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, 6(1), 45–49. https://doi.org/10.32699/ppkm.v6i1.550
sumber gambar : https://www.pinterest.cl/pin/575264552386566854/?send=true