Senin, 15 Agustus 2022 12:58 WIB

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat Antipsikotik pada Pasien Skizofrenia

Responsive image
8567
apt. Dian Rismawati, S.Farm - RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Obat antipsikotik adalah golongan obat untuk mengendalikan dan mengurangi gejala psikosis yang bisa dialami oleh penderita gangguan mental, yaitu skizofrenia. Golongan obat tersebut memang tidak bisa menyembuhkan 100% menjadi kondisi normal. Namun, dengan minum obat secara patuh dan teratur mampu mengurangi kekambuhan pasien. Hal ini berhubungan erat dengan hubungan sosial pasien dalam masyarakat sehingga pasien dapat hidup nyaman.

Ketidakpatuhan minum obat merupakan tantangan utama dalam pengobatan pasien skizofrenia secara global karena untuk perawatan pasien skizofrenia memang membutuhkan waktu yang cukup lama (Akter et al., 2019). Menurut penelitian Yilmaz & Okanli (2015) menunjukkan dari 63 pasien skizofrenia terdapat 54% pasien skizofrenia memiliki kepatuhan minum obat rendah, 34,9% dengan kepatuhan sedang, dan 11,1% dengan kepatuhan tinggi. Ketidakpatuhan minum obat dapat berdampak pada risiko kekambuhan lebih tinggi dibandingkan dengan pasien yang patuh (Muliyani et al., 2020).

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien dalam minum obat antipsikotik adalah sebagai berikut :

1.    Faktor Pasien

a.    Latar Belakang Pendidikan

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan mempengaruhi tingkat kepatuhan minum obat antipsikotik. Pasien dengan latar pendidikan yang tinggi menunjukkan lebih patuh dalam minum obat. Hal ini dikarenakan faktor pemahaman pasien terhadap penyakitnya.

b.    Pekerjaan

Begitu juga dengan status pekerjaan bahwa pasien yang tidak bekerja menunjukkan lebih rendan kepatuhannya dibandingkan dengan pasien yang sudah bekerja. Hal ini dikaitkan dengan kekampuan pasien untuk membeli obat rutin dan mengambil kembali obatnya sehingga pengobatan pasien dapat terputus yang akan berdampak pada kepatuhan minum obat.

2.    Faktor Keluarga

Dukungan keluarga sangtlah penting dalam kepatuhan minum obat antispikotik. Keluarga yang peduli terhadap pasien dengan gangguan mental sangat mempengaruhi keberhasilan terapi. Pasien dapat lebih semangat dan lebih patuh dalam minum obat.

3.    Faktor Pengobatan

Pasien dengan kondisi minum obat dalam jumlah yang banyak (polifarmasi) akan mempengaruhi kepatuhan minum obat. Hal ini dapat disebabkan karena beberapa obat terdapat interaksi sehingga menimbulkan efek yang tidak diharapkan. Begitu juga dengan pemilihan obat, beberapa obat memiliki efek samping yang tidak diharapkan sehingga pasien merasa tidak cocok atau tidak nyaman dalam minum obat tersebut sehingga sebagian mereka memutuskan untuk menyerah sehingga dapat terjadi putus obat. Hal ini sangat diperlukan dukungan keluarga yang mampu memotivasi mereka agar menjalani pengobatan secara berkelanjutan.

4.    Faktor Lingkungan

Kebanyakan yang terjadi dalam masyarakat adalah stigma negatif terhadap pasien dengan skizofrenia. Dukungan sosial merupakan hasil interaksi pasien skizofrenia baik dengan orang lain maupun lingkungannya yang berpengaruh terhadap kesejahteraan serta meningkatkan kemampuan pasien skizofrenia dalam menghadapi penyakitnya. Tanpa dukungan, pasien akan merasa bahwa ia tidak sakit sehingga tidak pernah mematuhi dengan pengobatannya sehingga diperlukan dukungan dari lingkungan sosial pada penderita skizofrenia.

5.    Faktor Dukungan Pelayanan Kesehatan

Empati dari petugas pelayanan kesehatan memberikan kepuasan yang signifikan pada pasien. Untuk itu, petugas harus memberikan waktu yang cukup untuk memberikan pelayanan kepada setiap pasien. Sistem yang terpadu dari pelayanan kesehatan harus dapat memberikan sistem pelayanan yang mendukung kemauan pasien untuk mematuhi terapinya. Dalam sistem tersebut, harus tersedia petugas kesehatan yang berkompeten melibatkan berbagai multidisiplin, dengan waktu  pelayanan yang fleksibel. Selain itu, jarak fasilitas pelayanan Kesehatan jiwa juga mempengaruhi kepatuhan dalam minum obat antipsikotik. Hal ini dikarenakan jarak yang jauh antara rumah pasien dengan fasilitas pelayanan Kesehatan jiwa akan meningkatkan biaya transportasi sehingga menimbulkan rasa malas untuk kontrol rutin.

Referensi:

Akter, H., Mali, B., & Arafat, S. M. Y. (2019). Socio-Demographic Analysis of NonCompliance among Patients with Schizophrenia?: A Cross-Sectional Observation in a Tertiary Teaching Hospital of Bangladesh. 28, No. 1(June)

Alivianti, Risa Umari Yuli. 2014. Kepatuhan Pasien:Faktor Penting Dalam Keberhasilan Terapi. https://uad.ac.id/id/kepatuhan-pasien-faktor-penting-dalam-keberhasilan-terapi/

Almaya, Zakiyah & Refnandes, Randy. 2021. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Skizofrenia. Jurnal Keperawatan: 17(1) Maret.

Muliyani, Isnani, N., & Solihin, R. A. A. H. S. P. S. (2020). Hubungan Kepatuhan Minum Obat Terhadap Tingkat Kekambuhan Pasien Skizofrenia di Poli Jiwa RSUD. DR. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Jurnal Kajian Ilmiah Kesehatan Dan Teknologi, 2(1), 35–39.