Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang. Bagi orang dewasa, makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja. Bagi anak sekolah, makan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap pelajaran, sehingga prestasi belajar menjadi lebih baik (Aghadiati, 2019). Karena selama satu malam atau 12 sampai 13 jam tubuh tidak memperoleh asupan makanan lagi dan semua zat makanan yang diperoleh dari makan malam sudah diubah dan diedarkan keseluruh tubuh. Jika tidak makan pagi dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti menurunnya kadar gula darah, tubuh mengambil cadangan hidrat arang dan jika ini habis, maka cadangan lemak tubuh diambil, sehingga tubuh tidak dapat melakukan aktivitas dengan baik (Hermiyanty, 2020).
Membiasakan makan pagi pada anak memang terasa sulit. Adanya citra makan pagi sebagai suatu kegiatan yang dirasakan ”menjengkelkan” perlu diubah menjadi salah satu kebiasaan yang disukainya. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengubah citra tersebut adalah sebagai berikut:
Anak-anak perlu dibiasakan bangun lebih pagi, agar tersedia waktu yang cukup
Para orang tua hendaknya memberi contoh yang baik, yaitu membiasakan makan pagi
Pada saat makan pagi, sebaiknya anak ditemani oleh salah seorang anggota keluarga
Orang tua dan guru hendaknya tidak bosan mengingatkan anak untuk selalu makan pagi, dan memberi penjelasan mengenai manfaat makan pagi
Bagi anak yang tidak sempat makan pagi, sebaiknya makanan dibawa ke sekolah
Untuk membiasakan anak-anak yang belum biasa makan pagi, perlu memakai cara bertahap. Mula-mula diberikan makan pagi dengan takaran (porsi) sedikit, kemudian secara bertahap, porsi makanan ditambah sesuai dengan anjuran.
Kebiasaan makan pagi juga membantu seseorang untuk memenuhi kecukupan gizinya sehari-hari. Jenis hidangan untuk makan pagi dapat dipilih dan disusun sesai dengan keadaan. Namun akan lebih baik bila terdiri dari makanan sumber zat tenaga, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur. Seseorang yang tidak makan pagi memiliki risiko menderita gangguan kesehatan berupa menurunya kadar gula darah dengan tanda-tanda antara lain; lemah, keluar keringat dingin, kesadaran menurun bahkan pingsan. Bagi anak sekolah, kondisi ini menyebabkan merosotnya konsentrasi belajar yang mengakibatkan menurunya prestasi belajar. Bagi pekerja akan menurunkan produktivitas kerja. Kebiasaan menghindari makanan pagi dengan tujuan untuk menurunkan berat badan, jelas merupakan kekeliruan yang dapat mengganggu kondisi kesehatan. Antara lain berupa gangguan pada saluran pencernaan. Bagi seseorang yang tidak sempat makan pagi di rumah, agar tetap mengupayakan makan pagi di tempat lain yang memungkinkan (Hermiyanty, 2020).
Untuk sarapan pagi harus memenuhi sebanyak ¼ kalori sehari. Dengan mengkonsumsi 2 potong roti dan telur; satu porsi bubur ayam; satu gelas susu dan buah; akan mendapatkan 300 kalori. Bila tidak sempat sarapan pagi sebaiknya anak dibekali dengan makanan/snack yang berat (bergizi lengkap dan seimbang) misalnya; arem-arem, mi goreng atau roti isi daging. Menu makan siang biasanya lebih bervariasi karena waktu tidak terbatas. Makan malam merupakan saat makan yang menyenangkan karena bisa berkumpul dengan keluarga (Larega, 2015)
Menurut Aghadiati, F. (2019), sebanyak 3.495 siswa di 13 SD yang menjadi sampel dalam peningkatan status gizi, cukup banyak siswa yang berangkat ke sekolah tanpa sarapan (16,9%). Kesibukan orangtua di pagi hari atau belum adanya selera makan di pagi hari memang menjadi alasan dari sejumlah anak berangkat ke sekolah tanpa sarapan. Keberadaan warung sekolah perlu mendapat perhatian sebagai sarana untuk memenuhi rasa lapar. Menurut penelitian bahwa sarapan yang baik adalah di waktu pagi hari antara pukul 07.00 – 09.00, karena dalam tubuh terjadi penyerapan gizi makanan (nutrisi) di usus kecil (intestine) (Aghadiati, 2019).
Referensi :
Aghadiati, F. (2019). Hubungan pengetahuan ibu dengan pola menu sarapan dan kebiasaan sarapan pada anak sekolah. NASPA Journal. 40(4).
Hermiyanty, H. (2020). Gambaran pengetahuan dan praktik menyusun menu sarapan pada orang tua siswa. Jurnal Gizi Dan Kesehatan. 2(1)
Larega, T. (2015). Effect of breakfast on the level of concentration in adolescents. Artikel review. 4(2).
Sumber gambar: youtube.com (sarapan itu penting)