Rabu, 10 Agustus 2022 13:26 WIB

Hipertensi: Musuh dalam selimut

Responsive image
4909
dr. Aditya Angela Adam, M.Biomed - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Hipertensi masih menjadi penyebab nomor satu kematian di dunia yang dapat dicegah. Kurang lebih 10 juta kematian terjadi tiap tahunnya di seluruh dunia akibat hipertensi. Ironisnya, 50% pasien yang meninggal akibat hipertensi, tidak mempunyai gejala apapun sebelumnya. Dengan kata lain, orang tersebut tampak sehat-sehat saja, padahal sebenarnya dia mengalami hipertensi. Di Indonesia sendiri berdasarkan Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia adalah 33%. Namun hanya seperempat (8%) dari pasien hipertensi yang terdiagnosa oleh dokter dan mengkonsumsi obat.

Hipertensi telah terbukti meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti gagal jantung, serangan jantung, gagal ginjal, stroke dan bahkan kebutaan. Walaupun banyaknya komplikasi yang dapat muncul akibat hipertensi, hipertensi seringkali tidak menyebabkan gejala apapun. Seperti musuh dalam selimut, hipertensi dapat menyebabkan gejala mendadak dan dapat berujung pada kematian atau kecacatan.

Tekanan darah dikontrol oleh beragam sistem tubuh yang kompleks, seperti sistem saraf, sistem ginjal, jantung, dan hormonal. Selain itu, genetic dan lingkungan juga mempunyai pengaruh dalam pengaturan tekanan darah seseorang. Tekanan darah adalah komponen yang dinamik, mampu naik atau turun sesuai kondisi/aktivitas tubuh. Pada kondisi normal tekanan darah orang dewasa adalah 100 – 120 milimeter raksa untuk tekanan darah sistolik, dan 60-80 milimeter raksa untuk tekanan darah diastolic. Kondisi hipertensi dapat terjadi tanpa gejala apapun. Hal ini terjadi karena tubuh mampu mengkompensasi tekanan darah yang cukup baik. Namun, bila berlangsung dalam jangka panjang, mekanisme kompensasi ini tidak mampu berjalan dengan baik lagi. Disaat itulah mulai muncul gejala dan komplikasi kerusakan organ akibat hipertensi.

Hipertensi digolongkan menjadi dua jenis, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer atau hipertensi esensial adalah hipertensi tanpa adanya kelainan atau penyakit lainnya. Sedangkan hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh adanya penyakit lain. Hipertensi primer lebih sering terjadi pada populasi dewasa hingga populasi lanjut. Hipertensi sekunder merupakan penyebab tersering hipertensi pada populasi muda.

Sejak tahun 2017, Perkumpulan Hipertensi Dunia mengkampanyekan May Measurement Month (MMM). MMM adalah suatu kampanye sosial untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait penyakit hipertensi. Kampanye ini melibatkan lebih dari 75 negara di seluruh dunia. Bagi tenaga medis, MMM memicu kita untuk membantu melakukan skrining tekanan darah pada masyarakat umum, terutama masyarakat tanpa riwayat penyakit sebelumnya. Bagi pasien dan keluarga, kampanye MMM mengingatkan akan pentingnya kontrol tekanan darah, dapat menggunakan obat-obatan dan gaya hidup sehat. Bagi masyarakat umum, MMM meningkatkan kesadaran akan bahaya dari penyakit hipertensi, dan mengingatkan masyarakat umum untuk rutin memeriksakan tekanan darahnya tiap tahun di bulan Mei.

Mari kita bersama-sama menyukseskan May Measurement Month. Hanya dalam satu menit pemeriksaan tekanan darah, kita bisa mencegah kematian akibat hipertensi!

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sumber:

Fuster et al. Hurst the Heart. 14th Edition. 2017. McGraw-Hill Education. ISBN: 978-0-07-184243-3.

Tim Riskesdas 2018. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018. 2018. Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (LPB).

Harrison et al. Pathophysiology of hypertension: The mosaic theory and beyond. Circulation Research. 2021. 128:847–863.

Beaney et al. May Measurement Month 2019: The Global Blood Pressure Screening Campaign of the International Society of Hypertension. Hypertension. 2020; 76(2):333-341.

Sumber gambar: freepik.com