Selasa, 09 Agustus 2022 12:22 WIB

International Cushing Awareness Week Series 02 Sindrom Cushing, Fokus Bagaimana Melakukan Diagnosis Nya?

Responsive image
983
Ida Bagus Aditya Nugraha - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

     Memperingati tanggal 8 April sebagai International Cushing Awarness Week buat para sobat sehat sekalian, penting sekali mengenal apa yang dimaksudkan dengan Sindrom Cushing ini. Pada pembahasan series sebelumnya sudah menjelaskan awal untuk mengetahui gejala gejalanya dan sekarang kita akan menjelaskan bagaimana Langkah-langkah awal sobat sehat dapat memastikan untuk diagnosis atau mengetahui pemeriksaan apa yang dapat menunjang diagnosis tersebut.

     Pemeriksaan awal yang dilakukan adalah termasuk pemeriksaan hormonal. Secara umum yang dimaksud dengan hormone adalah zat kimia alami yang ada di dalam tubuh, di mana akan dikeluarkan secara rutin dalam kadar waktu tertentu untuk mengatur proses proses baik pertumbuhan, pengaturan , peremejaaan dan yang lainnya. Pada problem atau permasalahan utama Sindrom Cushing ini adalah kelebihan kadar kortisol ( sejenis hormone) yang bisa diakibatkan peningkatan kerja sebuah kelenjar yang namanya kelenjar hipofisis di otak yang meningkatkan namanya hormone ACTH ( Adrenocorticropine Hormone).

     Faktor risiko meminum obat kortikosteroid dosis tinggi dalam jangka waktu yang lama juga harus dipastikan apabila mendapatkan pasien dengan kecurigaan Cushing ini.  Jika Anda belum pernah menggunakan obat kortikosteroid, beberapa tes berikut dapat disarankan untuk membantu menentukan penyebabnya, di antaranya: Blood adrenocorticotropin hormone (ACTH) test. Kadar ACTH yang rendah dan kortisol yang tinggi dapat mengindikasikan adanya tumor pada kelenjar adrenal. Corticotropin-releasing hormone (CRH) stimulation test. Tes ini dilakukan dengan memberikan suntikan CRH. Orang dengan tumor hipofisis peningkatan kadar ACTH dan kortisol akan terjadi. High-dose dexamethasone suppression test. Jika kadar kortisol turun saat melakukan tes ini, Anda mungkin memiliki tumor hipofisis. Jika tidak, Anda mungkin menderita tumor ektopik. Petrosal sinus sampling. Darah diambil dari vena dekat hipofisis dan juga dari vena yang jauh dari hipofisis. Setelah itu suntikan CRH diberikan. Kadar ACTH yang tinggi dalam darah dekat hipofisis dapat mengindikasikan tumor hipofisis. Tingkat serupa dari kedua sampel menunjukkan tumor ektopik.

     Pencitraan. Tes ini dapat mencakup hal-hal seperti CT scan dan MRI untuk memvisualisasikan kelenjar adrenal dan hipofisis guna mencari tumor terkait juga menjadi salah satu metode diagnosis dalam menentukan kemungkinan suatu Sindrom Cushing ini.
Besar harapan kami dengan informasi awal yang diberikan agar memberikan gambaran umum kepada masyarakat dan tidak takut dan ragu bila menghadapi gejala awal sindrom cushing ini. Tetap sehat untuk semua , Salam Sehat..Sehat Indonesia. Sampai bertemu pada series berikutnya dari pembahasan Cushing Syndrome ini. Terima kasih.

Referensi :

1. Cuevas-Ramos D and Fleseriu M. Treatment of Cushing’s disease: a mechanistic update. J Endocrinol 2014; 223: R19-R39.

2. Feelders RA, Pulgar SJ, Kempel A, Pereira AM. The burden of Cushing’s disease: clinical and health-related quality of life aspects. Eur J Endocrinol 2012; 167: 311-326.

3. Guaraldi F And Salvatori R. Cushing Syndrome: maybe not so uncommon of an endocrine disease. J Am Board Fam Med 2010; 25: 199-208.

4. Duran-Perez EG, Moreno-Loza OT, Carrasco-Tobon G, Segovia-Palomo A. Optimal management of Cushing syndrome. Res Report Endocrine Dis 2012; 2: 19-30.

5. Ragnarsson O and Johannsson G. Cushing’s syndrome: a structured short- and longterm management plan for patients in remission. Eur J Endocrinol 2013; 169: R139- R152.

6. Suastika, K. Sindroma Cushing. DIsampaikan dalam Bali Endocrine Update ke 13, tahun 2016. Penerbit : Percetakan Bali.

7. Kahn, April. Jill Seladi-Schulman. 2019. Everything You Need to Know About Cushing’s Syndrome. https://www.healthline.com/health/cushings-syndrome. (Diakses pada 14 April 2022).