Selasa, 09 Agustus 2022 11:31 WIB

Konsentrator Oksigen Sebagai Alternatif Alat Bantu Napas

Responsive image
9516
dr.Tjahya Aryasa EM, Sp.An, KAO - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

     Oksigen merupakan elemen yang paling penting untuk manusia agar proses biokimiawi dan metabolik dapat berjalan normal. Ketika bernafas, manusia mengambil oksigen dari udara dan masuk ke saluran nafas, kemudian diedarkan ke setiap sel di seluruh tubuh. Namun, kadang-kadang dapat terjadi penurunan kadar oksigen dalam darah seperti pada kondisi asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), pneumonia, gagal jantung, dan COVID-19. Beberapa tanda yang menunjukkan kadar oksigen dalam darah yang rendah yaitu perubahan warna dari kemerahan atau merah jambu menjadi kebiruan pada wajah, bibir atau kuku, sesak nafas atau kesulitan bernafas atau batuk yang semakin berat, gelisah atau penurunan kesadaran, dan denyut jantung yang semakin cepat. Namun, gejala tersebut bisa saja tidak dijumpai pada COVID-19, karena adanya kondisi happy hypoxia (kondisi dimana kadar oksigen sangat rendah dalam darah, tetapi pasien masih tampak normal) yang dapat diketahui melalui alat pulse oximetry.

     Dengan adanya kondisi penurunan kadar oksigen dalam darah, akan terjadi gangguan pada seluruh proses di dalam tubuh, sehingga dibutuhkan alat bantu napas tambahan. Salah satu jenis alat napas tambahan yang dapat digunakan di rumah yaitu konsentrator oksigen. Konsentrator oksigen merupakan alat medis bertenaga listrik yang dirancang untuk mengkonsentrasikan oksigen dari udara bebas. Konsentrator oksigen memiliki teknologi yang dapat menarik udara dari lingkungan melalui beberapa penyaring dan membuang nitrogen untuk menghasilkan sumber oksigen yang lebih pekat hingga mencapai 95,5% secara terus menerus, kemudian disalurkan menggunakan selang oksigen yang telah terpasang pada pasien.

     Secara umum, terdapat 2 jenis konsentrator oksigen yaitu biasa dan portable. Konsentrator biasa memiliki berat kurang lebih 27 kg, memiliki roda agar mudah dipindahkan, dapat mengalirkan oksigen dengan laju 10 liter/menit dan disarankan memiliki cadangan sumber oksigen lainnya karena tidak dapat digunakan apabila terjadi pemadaman listrik. Jenis portable memiliki berat yang lebih ringan (1-9 kg), kapasitas aliran oksigen yang lebih rendah (<3 liter/menit), menggunakan daya yang lebih kecil dan cocok digunakan untuk pasien rawat jalan. Jika dibandingkan dengan tabung oksigen, konsentrator memiliki harga yang lebih terjangkau dan tidak membutuhkan pengisian ulang. Hingga saat ini, konsentrator oksigen sudah banyak dijual bebas, namun penggunaan alat ini harus sesuai anjuran dokter.

Beberapa hal yang harus diperhatikan saat menggunakan konsentrator oksigen yaitu:

1.  Hindari menggunakan konsentrator di dekat api menyala atau saat merokok.

2. Posisikan konsentrator di ruangan terbuka untuk menurunkan kemungkinan panas mesin yang            berlebihan atau kegagalan fungsi.

4. Tidak menutup lubang ventilasi pada konsentrator karena dapat mempengaruhi kinerja alat.

5. Periksa alat secara berkala untuk alat bekerja dengan baik.

     Jika Anda menjumpai keluarga atau orang di sekitar Anda mengalami gangguan pernafasan dan membutuhkan konsentrator oksigen, pastikan untuk tidak panik, segera melakukan pemeriksaan saturasi oksigen dan konsultasikan penggunaan alat tersebut dengan dokter. Dokter akan memeriksa serta menentukan jumlah aliran oksigen yang diberikan dan durasi pemakaian alat tersebut. Hindari mengubah pengaturan alat tanpa anjuran dokter dan apabila tidak terjadi perbaikan pola nafas atau kondisi pasien, konsultasikan kembali ke dokter agar dokter dapat mengatur kembali pengaturan alat atau menyarankan untuk ke Rumah Sakit.

 Daftar Pustaka :

1.   Breathing and exchange of gases. Available from: https://ncert.nic.in/textbook/pdf/kebo117.pdf. Accessed: 15th February 2022.

2.   Hardavella G, Karampinis I, Frille A, et al. Oxygen devices and delivery systems. Breathe. 2019; 15: 108-116.

3.   World Health Organization. Sumber penyediaan dan pendistribusian oksigen untuk fasilitas perawatan COVID-19: Pedoman sementara. 2020: 1-7.