Senin, 08 Agustus 2022 13:14 WIB

Kehamilan Dengan Diabetes dan Puasa Ramadhan Apa Yang Mesti Diketahui

Responsive image
1227
dr. Ida Bagus Aditya Nugraha, M.Biomed, Sp.PD - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Sobat diabetesi apalagi dalam masa menyambut ibadah puasa Ramadhan pasti sangat antusias dalam menjalankan ibadah, namun seringkali ada kekahwatiran ketika akan menjalankan ibadah puasa. Secara prinsip jika kondisi ibu hamil memungkinkan dalam artian kendali gula darah stabil di bawah 200 mg/dL secara rata-rata harian. Pemeriksaan yang teratur menjadi hal yang harus dilakukan dan melibatkan tim multidisiplin antara dokter kandungan dan dokter spesialis penyakit dalam.

Peningkatan kadar glukosa dan HbA1c di waktu hamil dikaitkan dengan meningkatnya risiko malformasi kongenital. Kondisi hamil meningkatkan resistensi insulin, meningkatkan sekresi insulin, dan mengurangi serapan insulin ke hati (hepatic extraction). Pada individu sehat yang hamil, kadar glukosa puasa lebih rendah, kadar glukosa prandial, dan kadar insulin prandial lebih tinggi dibandingkan kadar individu sehat yang tidak hamil.

Puasa pada ibu hamil dikaitkan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas janin serta ibu. Pada umumnya wanita dengan diabetes pragestasional dan gestasional berada dalam kondisi risiko tinggi dan dianjurkan untuk tidak berpuasa. Walaupun ibu hamil dibebaskan dari kewajiban berpuasa di bulan Ramadan, sebagian dari ibu-ibu yang diketahui menyandang DM tipe 1 atau DM tipe 2 tetap bersikeras untuk berpuasa. Wanita-wanita tersebut merupakan kelompok berisiko tinggi dan memerlukan perhatian khusus serta perawatan yang lebih intensif.

Evaluasi kondisi medis untuk wanita hamil sebelum Ramadan sangat penting. Evaluasi tersebut meliputi: - Perawatan pra-konsepsi dengan menekankan pencapaian kadar glukosa darah dan nilai HbA1c normal atau mendekati normal. - Informasi dan nasihat tentang komplikasi janin serta ibu yang terkait dengan kendali glikemi yang buruk. - Edukasi yang bertujuan meningkatkan keterampilan mengelola sendiri.

Idealnya pasien dirawat di klinik diabetes oleh dokter ahli kebidanan, ahli diabetes, ahli gizi, dan edukator diabetes. Diet yang tepat dan terapi insulin intensif merupakan masalah utama pengelolaan pasien hamil yang berpuasa di bulan Ramadan. Pada pasien-pasien tersebut diperlukan pemantauan glukosa darah dan penyesuaian dosis yang lebih sering. Meski terdapat berbagai risiko puasa di trimester pertama, bukan berarti ibu hamil dilarang berpuasa. puasa saat hamil boleh saja dilakukan, asalkan ibu hamil dan janin dalam kondisi sehat dan memiliki berat badan yang cukup. Untuk memastikan kondisi ibu hamil dan janin tetap sehat saat berpuasa, cukupilah asupan makanan bergizi saat berbuka dan sahur agar kehamilan tetap sehat.

Jadi janganlah takut berpuasa pada Wanita hamil dan memiliki riwayat Diabetes. Tetap sehat semangat dan jangan lupa berkonsultasi dengan dokter yang merawat. Stay fit and healthy. Salam Sehat Sehat Indonesia.

 

 

 

 

 

REFERENSI

Al-Matoatouq MA. 2012. Pharmacological Approaches to The Management of Type 2 Diabetes in Fasting Adults During Ramadan. Diab Metab Syndr Obes. 5: 109-119.

Al-Arouj M,Ibrahin MA, Assaag-Khalil S, Kendall D, Buse J, et al. 2010. Recommendation for Management of Diabetes During Ramadan. Diabetes Care. 33: 1895 -1902.

Akanji AO, Mojiminiyi OA, Abdella N. 2010. Beneficial Changes in Serum Apo A1 and Its Ratio to ApoB and HDL in Stable Hyperlipidaemic Subjects After Ramadan Fasting in Kuwait. Eur J Clin Nutr. 54: 508–513.

Al Arouj M, et al. 2013. The effect of vildagliptin relative to sulphonylureas in Muslim patients with type 2 diabetes fasting during Ramadan: the VIRTUE study. The Int J of Clin Practice. 67(10): 957–963.

International Diabetes Federation. 2022. https://www.idf.org/our-activities/education/diabetes-and-ramadan/people-living-with-diabetes.html. Accesed: 20 Maret 2022

Diabetes and Ramadan: Practical guidelines 2021. January 2022. Diabetes research and Clinical Pracrice 185(3):109185: DOI: 10.1016/j.diabres.2021.109185