Jumat, 24 Juni 2022 10:13 WIB

Kesehatan dan Makna Sehat

Responsive image
34600
Nyimas Sri Wahyuni, S.Kep, Ners, M.Kep, Sp.Kep.A - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Kesehatan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial yang sejahtera secara utuh, dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan/ disabilitas (Fertman, & Allensworth, 2010). Bright futures memaknai kesehatan dengan tidak hanya bebas dari kematian dan kesakitan, namun sebuat pencapaian totalitas potensial anak, dimana upaya memberikan ruang untuk perkembangan anak sehat adalah sama pentingnya dengan mengobati/ mengurangi penyakit atau trauma (Bernstein, 2005). Kesehatan juga dipandang sebagai suatu bentuk keseimbangan antara individu (sebagai inang), agents (seperti bakteri, virus, dan toksin), dan lingkungan, sehingga interaksinya tidak hanya individu terhadap agent yang namun juga dengan lingkungan untuk menciptakan kondisi sejahtera tersebut (Fretman, & Allenswoth, 2010). Kesehatan dapat disimpulkan sebagai proses dinamis dalam mempertahankan dan mendukung keutuhan integritas manusia (keseimbangan fisik dan mental) dan adaptasinya dengan lingkungan sekitar secara optimal.

Dalam perspektif penyakit, sehat adalah suatu kondisi keutuhan dari kemampuan fungsional dan keadaan lebih baik/ sejahtera, sehingga seseorang dilihat mampu memiliki fungsional tubuh yang baik, mampu beradaptasi dengan lingkugan secara adekuat, serta merasa lebih baik (diungkapkan secara subjektif) (Leddy, 2006). Selain itu juga dijelaskan oleh Arnold dan Breen, bahwa kondisi sehat tidak hanya sejahtera fisik, mental dan sosial, namun tercapai keseimbangan antara pertumbuhan, fungsional, keutuhan, serta keadaan yang lebih baik, kuat dan mampu memberdayakan sumber yang dimiliki (Fertman, & Allensworth, 2010). Sehingga seseorang dikatakan sehat ketika ia merasa lebih baik, kuat, memiliki kemampuan fungsional tubuh yang baik, serta mampu beradaptasi dengan lingkungannya secara adekuat.

Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan

Terdapat 3 tingkatan kondisi dan perilaku yang mempengaruhi kesehatan (Fretman, & Allensworth, 2010):

1) Tingkat individu atau intrapersonal

Karakter individu yang mempengaruhi perilaku seperti pengetahuan, perilaku, kepercayaan dan ciri kepribadian yang dimiliki)

2) Tingkat interpersonal

Proses interpersonal dan kelompok primer termasuk keluarga, teman, kelompok teman sebaya, yang memberikan identitas sosial, dukungan dan definisi peran

3) Tingkat populasi (meliputi 3 faktor yaitu institusi/ organisasi, modal sosial, dan kebijakan publik)

a) Faktor institusi/ organisasi, meliputi peraturan, regulasi, kebijakan, dan struktur informal yang menghambat atau mendukung perilaku yang diinginkan

b) Faktor modal sosial, meliputi hubungan sosial dan norma atau standar baik formal maupun informal antara individu, kelompok atau organisasi dimana seseorang hidup atau bekerja

c)  Faktor kebijakan publik, meliputi kebijakan dan hukum lokal, provinsi dan nasional yang mengatur dan mendukung aktifitas kesehatan dan praktik pencegahan, deteksi dini, kontrol, dan manajemen penyakit.

1) Tujuan, yang mempengaruhi kontribusi manusia terhadap makna dan arah dari model mutual dalam proses manusia-lingkungan, yang awalnya dibentuk dari nilai/ makna serta tujuan yang ingin dicapai.

2) Hubungan yang tercipta saat seseorang terlibat secara aktif dengan orang lain, kelompok atau lingkungan, dimana keterlibatan ini mendukung rasa nyaman, sehat dan berkurangnya ansietas.

3)  Kemampuan/kekuatan individu yang mempengaruhi keputusannya terkait kesehatan.

Faktor lain yang mempengaruhi kesehatan menurut WHO (2019) meliputi:

1. Lingkungan sosial dan ekonomi, seperti penghasilan, status sosial

2. Lingkungan fisik, seperti air dan udara bersih, tempat kerja yang sehat, perumahan yang aman, komunitas, dan hal lainnya yang berkontribusi terhadap kesehatan

3. Karakteristik individu dan perilaku

4. Tingkat pendidikan

5. Kontribusi genetik

6. Pelayanan kesehatan yang dapat diakses

7. Jenis kelamin, pada beberapa penyakit dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin

8. Jaringan dukungan sosial, seperti kultur, tradisi.

 

Referensi:

Departemen Kesehatan RI.(2006). Panduan integrasi promosi kesehatan. Jakarta : Pusat promosi departemen kesehatan RI.

Fertman, C. I., & Allensworth, D. D. (2010). Health promotion programs: From theory to practice (1st ed.). San Francisco: Jossey Bass. https://doi.org/10.1093/heapro/dar055.

Leddy, S. K.(2006). Integrative health promotion : conceptual bases for nursing practice. Canada : Jones and Bartlett Publisher

Jia, Y., Fu, H., Gao, J., Dai, J., & Zheng, P. (2018). The roles of health culture and physical environment in workplace health promotion?: a two-year prospective intervention study in China, 1–11.

WHO, 2019. Health Impact Assessment (HIA). retrieved from http://www.who.int/hia/evidence/doh/en/

Wils, J. (2014). Fundamental of health promotion for nurses (1st ed.). West Sussex: John Wiley.