Mendengar kata madu, saya yakin kita semua pernah mendengar dan merasakan manisnya zat yang dihasilkan oleh lebah ini.
Madu adalah subtansi makanan manis dan kental yang dibuat oleh lebah madu dan beberapa serangga lain. Lebah menghasilkan madu dari sekresi gula tumbuhan (nektar bunga) atau dari sekresi serangga lain seperti honeydew atau madu serangga. (https://id.wikipedia.org/wiki/Madu)
Madu dan lebah mendapat tempat sendiri dalam al qur’an dan dibadaikan dalam sebuah surat yang Bernama An Nahl yang berarti lebah.
"Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat yang dibikin manusia." [QS. An-Nahl : 68]
"Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kebesaran Tuhan bagi orang yang memikirkan." [QS. An-Nahl : 69]
Demikian, Alquran menjelaskan bahwa lebah dan beberapa serangga terkait menghasilkan madu. Lebah membuat madu dari sekresi manis tanaman yang disebut nektar bunga, atau serangga lain (aphid honeydew). Proses produksi itu terdiri dari beberapa tahapan, yakni regurgitasi, aktivitas enzimatik dan penguapan air.
Kajian khasiat madu secara ilmiah juga telah diteliti oleh ilmuwan Muslim terkemuka di era keemasan Islam, yakni Ibnu Sina (890-1037). Bapak kedokteran dunia dan pemikir muslim agung di abad ke-10 M itu tercatatat sebagai dokter yang mengulas mengenai khasiat madu dari segi kesehatan dan dunia kedokteran.
Sepanjang sejarah, madu sudah digunakan manusia untuk mengobati berbagai jenis penyakit, namun baru beberapa periode ini antiseptik dan antibakteri yang berasal dari madu bisa dijelaskan secara ilmiah. Madu memiliki kandungan air yang rendah (larutan lewat jenuh), sehingga air yang berada di dalam sel mikroorganisme yang masuk ke madu akan keluar (efek osmotik) mengakibatkan selnya mengerut dan mati. Berikut beberapa manfaat madu :
a. Efek Osmotik
Pada dasarnya madu merupakan campuran dari monosakarida dengan aktivitas air yang rendah, kebanyakan molekul air selalu berhubungan dengan gula dan juga mikroorganisme. Hal ini membuat madu menjadi media yang tidak bagus untuk mikroorganisme berkembang biak.
b. Hidrogen Peroksida
Pada saat madu digunakan (seperti dioleskan pada luka) hidrogen peroksida dihasilkan saat madu mencair terkena cairan tubuh. Sebagai hasilnya, hidrogen peroksida dilepaskan perlahan lahan dan menjadi antiseptik.
c. Pengobatan penderita diabetes
Madu dapat digunakan untuk terapi topikal sebagai dressing pada luka ulkus kaki, luka dekubitus, ulkus kaki diabetes, infeksi akibat trauma dan pasca operasi, serta luka bakar. Sebagai agen pengobatan luka topikal, madu mudah diserap kulit, sehingga dapat menciptakan kelembaban kulit dan memberi nutrisi yang dibutuhkan. Madu terbukti mempunyai kemampuan membasmi sejumlah bakteri di antaranya bakteri gram positif dan gram negatif. Madu menyebabkan peningkatan tekanan osmosis di atas permukaan luka. Hal tersebut akan menghambat tumbuhnya bakteri kemudian membunuhnya (Alivian, 2021)
d. Keasaman
Keasaman (pH) madu berkisar dari 3,2 sampai 4,5.[26] Kondisi asam ini dapat mencegah tumbuhnya bakteri.
e. Metilglioksal
Aktivitas antibiotik nonperoksida disebapkan oleh metilglioksal (MGO) dan komponen sinergi yang tidak dikenali. Kebanyakan madu mengandung MGO yang sangat rendah, namun madu manuka mengandung MGO yang sangat tinggi. Tingkat sinergi dalam madu manuka dua kali lipat lebih dari aktivitas antibakteri MGO.[23]
f. Efek nutraseutikal
Nutrasetikal (Nutraceutic) adalah istilah yang berasal dari kata “nutrisi” dan “farmasi”. Produk nutrasetikal didefinisikan sebagai zat yang memiliki manfaat fisiologis atau memberikan perlindungan terhadap penyakit kronis, menunda proses penuaan dan meningkatkan harapan hidup. Saat ini nutrasetikal mendapat banyak perhatian karena memiliki potensi nutrisi, keamanan dan efek terapi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa nutrasetikal dapat mencegah dan mengatasi berbagai penyakit seperti diabetes, aterosklerosis, osteoporosis, penyakit kardiovaskular, kanker dan penyakit neurologis. Sebagian besar senyawa nutrasetikal memiliki aktivitas sebagai antioksidan.
Antioksidan dalam madu pernah diujikan pada tikus dan mampu mengurangi kerusakan yang terjadi di usus besar
g. Meredakan sakit tenggorokan dan batuk
Madu juga sudah digunakan berabad-abad untuk meredakan sakit tenggorokan dan batuk.[29]
h. Aplikasi medis lainnya
Beberapa studi menunjukkan penggunaan madu dapat mengurangi bau badan, bengkak, dan mengobati luka. Madu telah terbukti menjadi pengobatan yang efektif untuk konjungtivitis pada tikus.
Referensi :
Alivian, Galih Noor, 2021, Efektivitas Madu untuk Mengobati Luka pada Pasien Diabetes Mellitus: A Literature Review, Jurusan Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman
https://id.wikipedia.org/wiki/Madu#Manfaat_Madu, diakses tanggal 20 Desember 2021
https://www.esaunggul.ac.id/nutrasetikal-era-baru-dalam-kesehatan/, diakses tanggal 20 Desember 2021
http://bprs-sdm.co.id/index.php/berita-teranyar/edukasi-syariah/174-kemukjizatan-lebah-dan-madu-dalam-al-quran, diakses tanggal 20 Desember 2021