Jumat, 24 Juni 2022 08:29 WIB

Pemeriksaan Aspirasi Jarum Halus

Responsive image
14902
dr Nora Ramkita - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Pernahkah anda menemukan benjolan di leher, ketiak, payudara, selangkangan, atau di tempat lainnya? Jika pernah, maka benjolan tersebut bisa terjadi akibat adanya trauma, peradangan, tumor atau yang lainnya. Untuk memastikan jenis benjolan tersebut maka sebaiknya kita segera memeriksakan diri kita ke dokter.

Dokter kemudian akan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, khususnya pemeriksaan terhadap benjolan tersebut. Dokter akan menilai ukuran benjolan, warna benjolan, konsistensi pada perabaan, serta apakah benjolan terfiksir atau melekat atau dapat berpindah-pindah/mobile. Dokter kemudian akan melakukan berbagai pemeriksaan penunjang untuk memastikan jenis tumor tersebut.

Salah satu pemeriksaan penunjang yang minimal invasif serta dapat menunjang diagnosis dengan cukup baik adalah pemeriksaan aspirasi jarum halus. Aspirasi jarum halus atau fine needle aspiration biopsy (FNAB) adalah tindakan yang dilakukan oleh dokter spesialis patologi anatomik (Sp. PA) pada benjolan di permukaan tubuh dengan cara mengisap cairan dari tumor dengan menggunakan jarum halus.

Alur pemeriksaan FNAB atau aspirasi jarum halus adalah pasien memeriksakan diri ke dokter klinisi, lalu oleh dokter klinisi dilakukan penilaian terhadap benjolan yang ada, jika dokter klinisi memutuskan diperlukan untuk pemeriksaan FNAB maka dokter akan membuatkan surat permintaan FNAB kepada dokter spesialis patologi anatomi. Dokter spesialis oatologi anatomi kemudian akan melakukan prosedur prosedur FNAB serta melakukan diagnostik pembacaan hasil, serta akan memberikan hasil diagnostiknya kepada dokter klinisi yang mengirimkan permintaan FNAB.

Indikasi pemeriksaan FNAB adalah terdeteksi adanya kelainan atau massa atau benjolan pada tubuh pemeriksaan palpasi atau perabaan atau melalui pencitraan seperti USG atau mamografi. Tindakan FNAB atau aspirasi jarum halus tidak dapat dilakukan jika lokasi tumor di dekat organ vital atau memiliki potensi bahaya jika dilakukan FNAB. Kontraindikasi FNAB juga berupa adanya kelainan darah seperti gangguan pembekuan darah yang tidak bisa diantisipasi. Pemeriksaan aspirasi jarum halus juga tidak dapat dilakukan pada pasien pasien yang tidak dapat kooperatif selama tindakan.

Tindakan FNAB dimulai dengan dokter akan meneliti formulir permintaan FNAB dan melakukan prosedur anamnesis atau mewawancarai pasien. Pasien akan ditanya mengenai sejak kapan benjolan itu muncul, apakah terasa sakit atau tidak, apakah benjolan tersebut membesar cepat atau lambat, ataukah ada keluhan lain yang menyertai munculnya benjolan tersebut. Dokter juga kemudian akan menanyakan pemeriksaan penunjang lain yang sudah dilakukan oleh pasien, seperti pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan radiologi seperti rontgen dan USG, maupun pemeriksaan patologi anatomi terdahulu.

Dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan fisik meliputi penilaian keadaan umum pasien, lalu memeriksa benjolan tersebut sesuai dengan yang dikeluhkan pasien. Pemeriksaan benjolan meliputi lokasi, ukuran, warna, konsistensi benjolan, serta dasar benjolan, menilai keberadaan benjolan di lokasi yang lain. Dokter kemudian akan mempersiapkan tindakan meliputi peralatan aspirasi jarum halus. Tindakan aspirasi jarum halus umumnya tidak memerlukan obat bius atau anestesi, namun pada kondisi tertentu terkadang prosedur FNAB memerlukan pendampingan anestesi maupun radiologi seperti USG guiding.

Prosedur aspirasi jarum halus digunakan dengan menggunakan jarum suntik dengan tusukan beberapa kali yang bertujuan agar sel dapat terlepas dan masuk ke dalam jarum kemudian dilakukan aspirasi. Setelah itu, dilakukan pembuatan sediaan apus dengan menyemprotkan isi jarum ke atas kaca atau glass objek. Kemudian sediaan tersebut akan di tunggu hingga kering dan diproses serta dilakukan pengecatan. Tujuannya adalah agar sel-sel tersebut dapat dilihat menggunakan mikroskop cahaya. Sel-sel yang sudah dilakukan pemprosesan serta pengecatan kemudian dapat dilihat di mikroskop cahaya dan dilakukan diagnostik terhadap benjolan atau tumor tersebut. Hasil pemeriksaan kemudian akan dikirimkan ke dokter yang merujuk pasien untuk dapat dilakukan penanganan selanjutnya.

Prosedur FNAB atau aspirasi jarum halus umumnya adalah prosedur yang tidak menyakitkan. Tindakan tersebut seperti disuntik untuk diambil darah, namun perbedaanya adalah pada FNAB bertujuan untuk diambil sel-sel pada jaringan yang berupa benjolan atau tumor tersebut. Bekas tindakan FNAB sangat kecil cukup diplester saja setelahnya. Efek yang dapat ditimbulkan setelah aspirasi jarum halus seperti bengkak, nyeri, ataupum perdarahan dalam junlah yang minimal.

Keuntungan pemeriksaan aspirasi jarum halus adalah tekniknya yang sederhana, tidak memerlukan ruang operasi, cepat, ekonomis, berguna untuk benjolan yang tidak dapat dioperasi atau lesi yang infektif karena mengurangi kemungkinan biopsi jaringan, serta efek sampingnya yang kecil. Biopsi aspirasi jarum halus juga memiliki keterbatasan bagi dokter spesialis patologi anatomi yang tidak dapat melihat arsitektur jaringan. Prosedur FNAB juga sulit untuk memprediksi adanya keganasan yang sudah menembus ke pembuluh darah atau pembuluh limfe, serta sulit membedakan keganasan yang in situ ataukah sudah invasif. Secara umum, pemeriksaan FNAB atau aspirasi jarum halus adalah pemeriksaan penunjang diagnostik menggunakan aspirasi jarum halus yang mudah, cepat, simpel, dan akurat.

 

Referensi

Orell SR, Street GF. 2012. Fine Needle Aspiration Cytology, 5th ed. Churchill Livingstone Elsevier, Eidinburg, 2012:01-07

Pynnonen MA, Gillespie MB, Roman B, Rosenfeld RM, et.al. Clinical Practice Guideline: Evaluation of the Neck Mass in Adults. Otolaryngol Head Neck Surg. 2017 Sep;157(2_suppl):S1-S30..